Walking in the Spirit: Bergaul intim dengan Roh Kudus
Renungan khusus | |
---|---|
Tanggal | 07 Maret 2021 |
Penulis | Pdt Dr Rudi Darmawan |
Renungan khusus lainnya | |
| |
|
Ketika rasul-rasul menerima baptisan Roh Kudus di kamar loteng Yerusalem, dimulailah suatu era yang baru. Keselamatan di dalam Tuhan Yesus disediakan bagi semua bangsa. Tuhan membuka pintu bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa untuk diselamatkan dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Meskipun awalnya banyak yang menolak berita mengenai Yesus, namun Roh Kudus dengan pasti menjamah hati banyak orang. Bahkan di hari Pentakosta, setelah murid-murid mengalami baptisan Roh Kudus, ada 3.000 orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan. Injil terus diberitakan di rumah-rumah dalam bentuk doa, persekutuan dan memecahkan roti bersama-sama.
Di antara orang yang percaya, banyak yang mengalami kesulitan secara materi. Roh Kudus menjamah hati orang percaya, sehingga ada yang menjual rumah atau tanahnya dan hasilnya diserahkan untuk kebutuhan terutama bagi janda-janda miskin. Dalam proses pembagian tersebut, kemudian timbul masalah karena ada kelompok yang diabaikan. Rasul-rasul mengambil alih dengan melakukan pembagian makanan, namun pelayanan utama mereka yaitu berdoa dan memberitakan Firman Allah menjadi terganggu. Mereka mendapatkan strategi untuk mengangkat orang lain untuk tugas tersebut.
- “Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.” (Kisah Para Rasul 6:5)
Mereka adalah murid-murid Yesus yang mula-mula, yang dengan setia hidup dalam Firman Tuhan. sehingga mengalami pertumbuhan rohani yang baik. Setelah dipenuhi Roh Kudus, mereka memiliki hubungan yang intim atau bergaul karib dengan Tuhan. Dari kehidupan Filipus, salah seorang diaken yang ditunjuk, kita akan melihat beberapa ciri orang yang hidupnya intim dengan Tuhan.
Ciri-ciri orang yang hidupnya intim dengan Tuhan
#1 Penuh dengan hikmat
Filipus adalah salah seorang di antara diaken yang diangkat untuk melayani meja. Salah satu syarat yang diminta untuk melakukan pelayanan tersebut adalah penuh dengan Roh Kudus. Artinya Filipus termasuk orang yang dibaptis Roh Kudus dan menjaga kepenuhan Roh Kudus dalam hidupnya. Bagaimana melakukan hal itu? Dengan cara bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan berdoa, memuji serta menyembah Tuhan. Untuk hidup dalam kepenuhan Roh Kudus atau hidup intim dengan Tuhan, caranya tidak berubah. Bila kita melakukan hal yang sama, hasil yang sama akan kita dapatkan.
Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan menjadi orang yang efektif di dalam pelayanan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
- Ketika hikmat diperlukan, maka Roh Kudus akan mengaruniakan hikmat itu.
- Ketika keberanian diperlukan, itu pun tersedia.
- Ketika kuasa kesembuhan atau mengusir roh jahat diperlukan, maka kuasa itu akan nyata.
Orang-orang yang demikian kita sebut orang yang intim atau bergaul dengan Tuhan. Setelah pembagian kepada janda-janda ditangani orang-orang yang penuh Roh Kudus, penuh iman dan hikmat, pelayanan tersebut menjadi teratur. Orang-orang yang perlu dibantu, mendapatkan bantuan dengan semestinya. Sebagai akibatnya Firman Tuhan semakin tersebar dan banyak orang menjadi percaya.
Filipus orang yang intim dengan Roh Kudus mendapatkan hikmat yang terbukti sangat berperan dalam pelayanan.
#2 Memberitakan Injil dengan kuasa
Setelah Stefanus dirajam oleh orang-orang di Yerusalem, aniaya yang lebih luas terjadi di kalangan murid-murid Tuhan. Banyak di antara mereka yang melarikan diri keluar dari Yerusalem, termasuk Filipus.
- “Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.” (Kisah Para Rasul 8:5)
Orang yang bergaul karib dengan Tuhan terus merasakan dorongan yang kudus untuk memberitakan keselamatan kepada orang lain. Filipus tiba di sebuah kota di Samaria dan melihat kesempatan yang besar untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. Hal itu pasti karya Roh Kudus dalam hati orang percaya.
Orang-orang di Samaria percaya kepada berita yang disampaikan oleh Filipus.
- “Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.” (Kisah Para Rasul 8:6)
Mereka membuka hati terhadap jamahan Roh Kudus yang menginsafkan orang-orang akan dosanya, dan mereka berbalik kepada Tuhan. Filipus yang bergaul intim dengan Tuhan menjadi alat Tuhan yang efektif dalam membawa Injil keselamatan.
Dalam pemberitaan Injil itu, juga terjadi manifestasi kuasa Allah dengan kesembuhan dan kelepasan yang luar biasa. Banyak orang dilepaskan dari roh-roh jahat dan disembuhkan, termasuk yang lumpuh dan timpang. Kuasa Roh Kudus dinyatakan secara luar biasa. Hal itu menggenapi apa yang Tuhan Yesus katakan; bahwa tanda-tanda heran dan mujizat akan terjadi di dalam pelayanan murid-murid Tuhan.
Kuasa Tuhan dinyatakan bagi orang-orang yang bergaul intim dengan Roh Kudus.
#3 Menaati Tuhan dengan segenap hati
Di tengah pelayanan yang terus berkembang di Samaria, suatu hari Tuhan mengutus satu malaikat membawa pesan bagi Filipus.
- “Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi.” (Kisah Para Rasul 8:26)
Dibutuhkan ketaatan yang besar untuk melakukan perintah Tuhan dengan kondisi seperti Filipus pada waktu itu. Filipus dapat berpikir bahwa pelayanannya masih sangat dibutuhkan di Samaria. Atau dia berpikir belum ada orang lain yang menggantikannya untuk melayani di sana. Namun Filipus tidak melakukan hal-hal tersebut. Filipus pergi ke tempat di mana Tuhan memerintahkannya. Tempat itu adalah jalan yang sunyi.
Ternyata saat itu ada seorang pembesar dari Etiopia, bendahara kerajaan yang sedang dalam perjalanan pulang ke negaranya. Dia seorang penganut agama Yahudi yang pulang dari ibadah di Yerusalem dan saat itu sedang membaca kitab Yesaya. Filipus dituntun Roh Kudus untuk mendekati kereta pembesar itu dan menanyakan apakah ia mengerti arti ayat yang dibacanya. Pembesar itu tidak mengerti dan meminta Filipus untuk menerangkannya. Bertolak dari ayat tersebut, Filipus menjelaskan perihal Yesus yang disalibkan. Akhirnya pembesar itu percaya dan dibaptis. Setelah selesai, Filipus dibawa oleh Roh Kudus ke daerah Asdod dan terus memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
Diperlukan ketaatan dari pihak kita untuk dapat bergaul intim dengan Roh Kudus walaupun menghadapi berbagai-bagai tantangan.
#4 Membimbing keluarga dalam Tuhan
Filipus menetap di Kaisarea dan terus memberitakan Injil. Keluarganya dibangun dengan pola hidup yang menaati Firman Tuhan. Bertahun-tahun kemudian, Rasul Paulus berkunjung ke rumahnya di Kaisarea.
- “Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya. Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat.” (Kisah Para Rasul 21:8-9)
Filipus dikenal sebagai pemberita Injil yang diakui oleh murid-murid Tuhan.
Yang tidak kalah penting adalah keempat anaknya memiliki karunia bernubuat. Itu merupakan buah dari kehidupan yang terus dibangun dalam pengajaran rasul-rasul dan doa. Anak-anak Filipus hidup intim dengan Tuhan dan mereka bertumbuh dalam kerohanian yang luar biasa. Mungkinkah kehidupan rohani dari anak-anak Filipus yang demikian timbul dari hubungan yang jauh dari Roh Kudus? Tidak mungkin. Mereka bertumbuh dalam aspek-aspek kerohanian yang lain seperti mengasihi Tuhan, hidup dalam kekudusan dan pelayanan bagi gereja Tuhan dari bimbingan ayah mereka yang hidup bergaul dengan Tuhan.
Penutup
Kekristenan tidak akan bertumbuh dengan sehat jika tidak mengandalkan Firman dan Roh Kudus. Kehidupan yang intim dengan Tuhan harus dibangun secara sengaja, dengan disiplin rohani disertai hati yang lembut, agar menghasilkan murid-murid yang mengasihi Tuhan, terus bertumbuh dan rela mengikuti tuntunan Tuhan. Amin. (RD)
Ketika rasul-rasul menerima baptisan Roh Kudus di kamar loteng Yerusalem, dimulailah suatu era yang baru. Keselamatan di dalam Tuhan Yesus disediakan bagi semua bangsa. Tuhan membuka pintu bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa untuk diselamatkan dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Meskipun awalnya banyak yang menolak berita mengenai Yesus, namun Roh Kudus dengan pasti menjamah hati banyak orang. Bahkan di hari Pentakosta, setelah murid-murid mengalami baptisan Roh Kudus, ada 3.000 orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan. Injil terus diberitakan di rumah-rumah dalam bentuk doa, persekutuan dan memecahkan roti bersama-sama.