Respons bangsa Israel terhadap tuntutan Hukum Taurat

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 Juli 2018 15.57 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." (Keluaran 24:7)

Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkaupun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. (Ulangan 26:17)

Taurat Allah menuntut ketaatan sepenuh hati. “Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu” (Ulangan 26:16). Ketika bangsa Israel mendengar perintah ini, mereka menyatakan dengan penuh kepercayaan diri bahwa mereka akan taat dan melakukannya. “Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkaupun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya." Empat puluh tahun sebelumnya mereka juga menyatakan hal yang serupa. “Mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan."

Niat mereka tentunya sangat baik. Namun, pelaksanaannya sangat mengecewakan. Bahkan sebelum mereka pergi dari gunung tempat hukum Taurat diberikan, mereka sudah jatuh dalam ketidaktaatan. “Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban” (Keluaran 32:8).

Segera sesudah Yosua yang sudah memimpin bangsa Israel masuk ke dalam Tanah Perjanjian meninggal dunia, berulang-ulang mereka memberontak melawan Allah. Kitab Hakim-Hakim mencatat hal ini dengan jelas:

  • “Tetapi orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN” (Hakim-Hakim 3:12).
  • “Orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN” (Hakim-Hakim 4:1).
  • “Tetapi orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN” (Hakim-Hakim 6:1).
  • “Orang Israel itu melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN” (Hakim-Hakim 10:6).
Seribu dua ratus tahun kemudian, Stefanus merangkum sejarah ketidaktaatan bangsa Israel. “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu” (Kisah Para Rasul 7:51). Betapa sebuah kesimpulan yang menyadarkan bagi mereka yang merasa mampu menaati hukum Taurat dengan kemampuan mereka sendiri.

Doa

Ya Bapa, dengan rendah hati aku tunduk di hadapan-Mu, mengakui bahwa sering kali aku seperti bangsa Israel. Dengan percaya diri aku berjanji untuk hidup dalam ketaatan kepada kehendak-Mu. Namun segera aku menjauh dari jalan-Mu dan hidup dalam keinginan dagingku sendiri. Terima kasih untuk kasih karunia-Mu yang mengampuni aku. Tetapi lebih dari itu aku memohon agar kasih karunia-Mu juga mengubah batinku supaya aku hidup semakin taat kepada-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." (Keluaran 24:7)

Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkaupun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. (Ulangan 26:17)

Taurat Allah menuntut ketaatan sepenuh hati.