Loh batu atau hati manusia

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 Juli 2018 15.20 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis… bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. (2 Korintus 3:3)

Hukum Taurat dalam perjanjian lama ditulis pada “loh-loh batu." Perjanjian baru kasih karunia ditulis “di dalam hati manusia." Ini adalah perbedaan kontras lainnya antara perjanjian lama dan baru. Perbedaan ini sekali lagi menentukan apakah kita mengandalkan kemampuan manusia atau kemampuan Allah.

Dalam perjanjian lama, hukum Taurat Allah ditulis di atas batu. Perjanjian ini menuntut kekudusan, sesuai dengan karakter Allah. “Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus” (Imamat 19:2). Ini adalah pesan yang mulia. Namun, kuasa dari perintah tersebut dibuat terbatas, karena ditulis di atas “loh-loh batu." Pesan hukum Taurat dicatat di atas benda mati yang berada di luar kehidupan manusia. Akibatnya, perintah tersebut tidak berkuasa memberikan hidup atau kuasa untuk mengubah hidup. Hukum Taurat berfungsi sebagai ukuran kesempurnaan, menyingkapkan ketidakkudusan kita dan membuat kita sadar akan kebutuhan kita kepada karya keselamatan Yesus Kristus. Kita perlu pesan kesempurnaan kekudusan hukum Taurat ditaruh di dalam batin kita yang terdalam. Inilah yang dilakukan oleh perjanjian baru kasih karunia.

Perjanjian baru kasih karunia Allah ditulis di dalam hati: “Pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia." Kasih karunia tidak saja mengampuni dosa-dosa kita terhadap hukum Taurat, tetapi juga bekerja untuk menghasilkan kekudusan dari bagian terdalam dari keberadaan kita. Inilah yang Tuhan janjikan kepada para nabi di perjanjian lama, yaitu bahwa Ia akan menaruh hukum-Nya yang kudus di dalam hati manusia. Penulis kitab Ibrani menulis mengenai hal ini sebagai janji kepada semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus “Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka” (Ibrani 10:16).

Betapa luar biasa pengharapan yang kita miliki oleh karena kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus! Sekarang, Tuhan memindahkan kekudusan-Nya dari sebuah ukuran lahiriah, menjadi kekuatan batiniah. Sekarang, Tuhan membuat perintah kudus-Nya sebagai bagian integral dari keberadaan kita, yaitu pada saat kita dengan rendah hati mengandalkan Dia. Tuhan mengobarkan sebuah kegairahan kudus di dalam hati kita, ketika kita dengan sungguh-sungguh mencari Dia. Tuhan sedang membuat prioritas-prioritas kudus di dalam hidup kita dan memberikan kekuatan rohani kepada kita untuk berjalan semakin hari semakin seperti Dia. “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:13).

Doa

Ya Allah yang kudus, sungguh tidak ada pengharapan bagiku, jika standar kesempurnaan-Mu ada di luar keberadaanku, menuntut kekudusan dengan kekuatanku sendiri. Terima kasih Engkau sudah menaruh kehendak kudus-Mu di dalam batinku, memberikan kepada aku sumber kekuatan untuk hidup dan bertumbuh di dalam kebajikan. Tuhan, aku mengandalkan Engkau untuk mengubah hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis… bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. (2 Korintus 3:3)

Hukum Taurat dalam perjanjian lama ditulis pada “loh-loh batu." Perjanjian baru kasih karunia ditulis “di dalam hati manusia." Ini adalah perbedaan kontras lainnya antara perjanjian lama dan baru. Perbedaan ini sekali lagi menentukan apakah kita mengandalkan kemampuan manusia atau kemampuan Allah.

Dalam perjanjian lama, hukum Taurat Allah ditulis di atas batu.