Tarsis atau Niniwe? (Pdt Ir Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 20 September 2024 06.48 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| type= pesangembala↵ | type= Pesan Gembala↵" menjadi " | type= pesangembala")
Lompat ke: navigasi, cari

Arti nama Yunus bin Amitai ialah "merpati dalam kebenaran". Dari segala jenis unggas, hanya burung merpati yang tidak memiliki empedu.

Yunus 1:1-3 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku." Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.

Pesan Tuhan yang saya dapatkan dari ayat-ayat tersebut ialah:

  1. Jangan ada kepahitan dalam hidup kita (Yunus 1:1)
  2. Bangun/Bangkit (Yunus 1:2)
  3. Jangan lari dari panggilan Tuhan (Yunus 1:3)

Jangan ada kepahitan dalam hidup kita (Yunus 1:1)

Arti nama Yunus bin Amitai ialah "merpati dalam kebenaran". Dari segala jenis unggas, hanya burung merpati yang tidak memiliki empedu. Saat saya belajar memotong ayam, saya diberitahu agar berhati-hati jangan sampai kantung empedunya pecah, karena jika pecah maka akan membuat seluruh ayam itu menjadi pahit. Empedu itu rasanya pahit dan dapat membuat seluruh bagian tubuh yang terkena empedu menjadi pahit. Merpati tidak punya empedu. Pesan Tuhan kepada kita ialah "jangan ada kepahitan dalam hidup kita".

Firman Tuhan, berkat Tuhan datang kepada orang Kristen yang tidak punya kepahitan. Markus 11:25 mengingatkan kita untuk membereskan ganjalan antara kita dengan sesama, supaya ibadah kita berkenan kepada Tuhan. Wahyu 8:11 Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. Jika ibadah Saudara terasa hambar, mari koreksi hidup Saudara, apakah ada kepahitan didalam hati Saudara. Tuhan ingin kita hidup dalam kasih dan perdamaian.

Sebuah penelitian dari satu Universitas di Amerika Serikat mengambil seorang yang perkataannya penuh kepahitan. Orang ini dimasukkan selang ke dalam mulutnya, kemudian uap dari nafasnya ditampung lalu diproses dan dicampurkan dengan makanan untuk babi. Para peneliti itupun kaget ketika babi-babi tersebut mati setelah memakan makanan yang dicampur cairan dari uap nafas orang yang penuh kepahitan. Ternyata orang yang kepahitan dari dalam tubuhnya diproduksi senyawa beracun yang berbahaya. Seseorang yang pahit hatinya akan membawa pencemaran bagi sekelilingnya. Tuhan mau kita jadi berkat bagi sekitar kita, jadi jaga hati kita agar tidak ada kepahitan dalam hidup kita.

Maleakhi 4:5-6 berkata: Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Ada banyak orang yang berkelakuan dan berbuat jahat di dunia ini, ketika ditelusuri ternyata mereka kehilangan figur ayah dalam hidup mereka. Ada survey yang menemukan jika seorang ayah adalah orang yang rohani di rumahtangganya, maka 70% keturunannya adalah orang-orang yang rohani. Sebaliknya jika hanya ibu/wanita yang rohani di rumahtangga, maka hanya 30% keturunannya yang rohani. Tuhan mau para ayah dan para suami mengadakan pembenahan dan pemberesan dalam rumahtangga mereka, agar berkat Tuhan turun dalam keluarga mereka.

Bangun/Bangkit (Yunus 1:2)

Hari-hari ini ada banyak orang "Kristen kursi goyang" atau "Kristen kereta api lansir", maksudnya orang Kristen yang kehidupan rohaninya maju-mundur, tidak mengalami perubahan dan kemajuan. Kalau ada diantara Saudara seperti itu maka Saudara harus bertobat. Hari-hari ini Tuhan mau kehidupan keKristenan kita mengalami kemajuan dan peningkatan. Jangan kita hanya diam ditempat secara rohani. Jangan puas dengan kondisi yang ada saat ini, tetapi miliki rasa lapar dan haus akan Tuhan, miliki kerinduan untuk mengenal Dia lebih lagi.

Jangan jadikan ibadah minggu sebagai rutinitas belaka. Rindukan hubungan yang lebih intim lagi dengan Tuhan. Jangan kita menjadi umat yang acuh tak acuh dengan situasi bangsa kita. Jangan kita menjadi apatis terhadap janji Tuhan yang hendak mentransformasi Indonesia. Hari-hari ini mari kita ambil bagian untuk berdoa puasa dari tanggal 10 Juli dan akan diakhiri tanggal 18 Agustus dengan suatu acara "the call", di mana diharapkan ada 1 juta umat Tuhan di Indonesia yang berdoa pada hari yang sama.

Kita juga tidak acuh tak acuh dengan pembangunan SCCC. Dan saya harus tegaskan bahwa SCCC bukanlah "Christian Center", tetapi sebuah Convention Center, yang akan dikelola secara profesional dan dapat digunakan oleh siapa saja. Jika Saudara bertanya, di mana rumah doa segala bangsa-nya? Dalam beberapa bulan kedepan, disebelah SCCC akan di bangun tower 12 lantai yang akan digunakan untuk kegiatan doa maupun kegiatan kerohanian umat Tuhan di Indonesia. Pusat Pelayanan Masyarakat Sentul City juga sudah mulai bergerak untuk melakukan program-program sosial tanpa membawa nama Yesus samasekali, tetapi kita tunjukkan kasih Yesus dengan perbuatan. Saya ingatkan bahwa ukuran gereja yang berhasil ialah membawa dampak yang positif bagi masyarakat sekitar. Kita harus menjadi orang Kristen yang berdampak. Mari bangun, bangkit dan terus maju didalam Tuhan, karena Tuhan mau memakai kita menjadi alatNya bagi transformasi Indonesia.

Jangan lari dari panggilan Tuhan (Yunus 1:3)

Yunus bukanlah orang sembarangan, dia adalah nabi yang spesial. Tetapi ia lari dari panggilan Tuhan, dan akhirnya ia mengalami perkara yang sangat tidak enak, yaitu masuk ke perut ikan. Dari Yerusalem, Yunus disuruh Tuhan ke Niniwe (naik ke utara), tetapi ia malah lari ke bawah, ke Yafo, menuju Tarsis, bahkan sampai masuk ke perut ikan, dia ada didasar laut. Ini menggambarkan bahwa perjalanan orang yang lari dari Tuhan, ia bukan makin diberkati, tetapi semakin turun kehidupannya. Mungkin ada diantara Saudara yang beribadah, tetapi mungkin dalam hidup Saudara, Saudara sedang lari dari Tuhan. Tarsis berbicara mengenai tempat persembunyian/tempat pelarian.

Mungkin ada "Tarsis-Tarsis" dalam hidup Saudara, yaitu tempat di mana Saudara lari dari kehendak Tuhan, artinya tidak melakukan kehendak Tuhan, jadi artinya berbuat dosa. Mungkin ada "Tarsis" dalam hidup kita, berbicara mengenai dosa dalam hidup kita. Mari segera kembali, bertobat, bereskan dihadapan Tuhan. Seperti Daud dalam Mazmur 139:7-10 yang mengakui bahwa ia tidak akan pernah dapat lari dari Tuhan. Kita semua sudah dipanggil, dipilih, diselamatkan, dan diberkati. Jangan pernah kita berpikir bahwa kita dapat lari dari panggilan Tuhan. Seperti kisah anak bungsu yang lari dari rumah Bapanya, dan keadaannya tidak semakin baik, bahkan semakin buruk. Tetapi waktu anak bungsu ini ingat kebaikan Bapanya, iapun kembali kepada Bapanya, dan ia disambut oleh Bapanya.

Mari jangan ada "Tarsis" dalam hidup kita. Kembali kepada Tuhan, Bapa kita, asal kita mau kembali padaNya, dosa yang semereah kirmizi akan Tuhan bersihkan seperti salju. Mazmur 69:33 berkata Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali!

Mungkin hidup Saudara tawar, Saudara merasa tidak berguna, merasa jauh dari Tuhan. Tetapi saat kita kembali kepada Tuhan, maka sukacita, kekuatan, damai sejahtera, dan segala berkatNya akan menjadi milik kita, Amin.

Sumber