Mengatasi kelemahan dalam kehidupan sehari-hari

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 7 Oktober 2024 09.27 oleh Leo (bicara | kontrib) (fmt)
Lompat ke: navigasi, cari

Pentingnya memahami dan mengatasi kelemahan kita dengan bijak serta mencari penghiburan dan bimbingan dari Tuhan di tengah tantangan.

Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."
Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."

1 Raja-Raja 19:1-4

Pendahuluan

Wanita Allah, kisah nabi Elia dalam alkitab, meskipun sering dipandang sebagai teladan keberanian dan iman, juga memiliki sisi kelemahan yang penting untuk dipertimbangkan. Elia, dengan segala kehebatannya dalam melawan penyembahan Baal, juga menunjukkan momen-momen kelemahan dan ketidakstabilan emosional. Melihat sisi ini memberi kita wawasan tentang tantangan yang dihadapi oleh orang-orang yang setia kepada Tuhan dalam menghadapi kesulitan.

Isi

Apa yang terjadi dalam diri nabi Elia saat itu?

  1. 1 Raj 19:2 Reaksi emosional setelah kemenangan
    • Elia mengalami reaksi emosional yang signifikan setelah kemenangan di gunung Karmel.
    • Meskipun telah menyaksikan mujizat besar dan kekuasaan Tuhan, Elia merasa tertekan dan takut.

  2. 1 Raj 19:3 Ketidakstabilan emosional
    • Setelah mendengar ancaman dari ratu Izebel, Elia menunjukkan ketidakstabilan emosional.
    • Ia melarikan diri ke padang gurun, merasa sendirian dan menganggap dirinya sebagai satu-satunya nabi Tuhan yang tersisa.

  3. 1 Raj 19:4 Ketidakpastian dan keputusasaan
    • Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun seseorang memiliki iman yang kuat, mereka tetap bisa mengalami momen ketidakpastian dan keputusasaan.
    • Ini menggambarkan tantangan emosional yang dihadapi orang percaya bahkan setelah mengalami kemenangan rohani.

Kesimpulan

Wanita Allah, sisi kelemahan dari kisah Elia mengingatkan kita bahwa orang-orang yang memiliki iman kuat dapat mengalami momen kelemahan emosional dan membuat keputusan yang dipengaruhi oleh situasi sulit.

Kelemahan Elia dalam menghadapi ancaman dan tindakannya terhadap nabi-nabi Baal menunjukkan bahwa keberanian dan iman tidak selalu menjamin kestabilan emosional atau keputusan yang sempurna.

Kisah ini mengajarkan kita, wanita Allah pentingnya memahami dan mengatasi kelemahan kita dengan bijak serta mencari penghiburan dan bimbingan dari Tuhan di tengah tantangan.

Diskusi

Apakah wanita Allah pernah mengalami ketidakstabilan dalam emosi, seperti yang dialami Elia? Bagaimana wanita Allah dapat mengatasi ketidakstabilan emosi tersebut?

Jadwal

  • 01 Okt: Materi COOL: Mengatasi kelemahan dalam kehidupan sehari-hari
  • 08 Okt: Materi COOL: Kita tidak dapat menyelami jalan Tuhan
  • 15 Okt: Materi COOL: Pentakosta Ketiga sedang terjadi
  • 22 Okt: Ibadah Bethel Indonesia (Ibadah WBI)
  • 29 Okt: Menara Doa Wanita (MDW)