Ketekunan dan konsistensi dalam iman (9 Weeks of Breakthroughs) (Pdm Hendrawan Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 22 November 2022 05.41 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - " " menjadi " ")
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom, Saudara mau mengalami terobosan? Dibutuhkan satu ketekunan, konsistensi iman kita.

Markus 11:12-14,

Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya.

Markus 11:20-26,

Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)

Tuhan Yesus mengingatkan murid-murid-Nya, kalau kita punya iman percaya, maka gunung pun akan pindah. Hari-hari ini dibutuhkan satu ketekunan. Perhatikan, Firman Tuhan katakan bahwa pada saat itu bukan musim buah ara, tapi bagi Tuhan, Kekristenan tidak ada musimnya, dibutuhkan konsistensi yang terus menerus.

Saudara ingat pada saat kita mengalami kasih mula-mula? Bagaimana kita terus merenungkan Firman Tuhan dan belajar untuk melakukannya?

Tapi bagaimana hari-hari ini kehidupan kita untuk memuliakan nama Tuhan? Bagaimana kita di tengah-tengah keluarga kita, di tengah-tengah saudara seiman, bahkan di luar saudara seiman kalau kita tidak punya konsistensi iman percaya yang menunjukkan kemuliaan Allah dan terang Tuhan yang ada di setiap kehidupan kita?

Dan hari-hari ini Tuhan ingatkan berbuah terus dan berbuah tetap, bahkan dalam Wahyu 3:10, Tuhan mengingatkan jemaat di Filadelfia, karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

Dibutuhkan konsistensi ketekunan iman percaya kita hari-hari ini, maka apa yang mustahil akan menjadi tidak mustahil. Kita akan mengalami terobosan di dalam nama Tuhan Yesus!