Ketulusan dan kemurnian dari Allah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 Juli 2018 14.26 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh Ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah (2 Korintus 1:12)

Tuhan tidak saja menginginkan hidup kita memiliki tujuan yang murni terhadap Firman-Nya, ia juga ingin memberkati hidup kita dengan ketulusan dan kemurnian secara umum. “Hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh Ketulusan dan kemurnian dari Allah” Saat Rasul Paulus dan rekan-rekannya melayani dalam perjalanan penginjilan mereka ke berbagai penjuru dunia maupun di antara macam-macam gereja, mereka melayani dengan ketulusan dan kemurnian dari Kristus.

Dunia ini penuh dengan kepura-puraan dan hanya mementingkan penampilan lahiriah. Bahkan banyak diantara orang percaya yang terpengaruh dengan godaan untuk melakukan hal yang sama. Daging yang kita miliki dipengaruhi untuk membuat menampilkan citra diri yang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam. Yesus menegur para pemimpin agama pada zaman itu karena sikap mereka. “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat” (Matius 23:14). Orang-orang ini mengambil keuntungan dari para janda yang tidak berdaya. Namun mereka berdiri di hadapan orang banyak dan menaikkan doa-doa yang panjang dan bertele-tele, berharap untuk dianggap rohani oleh orang yang melihat mereka.

Kemunafikan ini tidak hanya pada hal-hal yang terlihat oleh mata, tetapi pada dasarnya, pribadi mereka benar-benar jauh dari pada apa yang terlihat dari luar. “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan” (Matius 23:27-28).

Allah kita mencintai ketulusan dan membenci kemunafikan. Namun dibutuhkan karya kasih karunia Allah supaya orang percaya dapat hidup dengan tulus di hadapan Allah. “Hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh Ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah." Hikmat manusia tidak dapat menghasilkan ketulusan yang Tuhan kehendaki di dalam hidup kita. Hanya kasih karunia Allah yang mampu membuat karakter rohani ini nyata dalam hidup kita. Kasih karunia Allah bekerja di dalam hati kita, tempat di mana ketulusan yang sejati berasal. “Bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih” (Matius 23:26).

Doa

Ya Allah, aku merendahkan diriku di hadapan-Mu. Aku tidak mau menjadi orang yang munafik. Bekerjalah di dasar hatiku yang paling dalam dengan kuasa karya kasih karunia-Mu untuk menghasilkan ketulusan dan kemurnian ilahi. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh Ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah (2 Korintus 1:12) Tuhan tidak saja menginginkan hidup kita memiliki tujuan yang murni terhadap Firman-Nya, ia juga ingin memberkati hidup kita dengan ketulusan dan kemurnian secara umum. “Hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh Ketulusan dan kemurnian dari Allah” Saat Rasul Paulus dan rekan-rekannya melayani dalam perjalanan penginjilan mereka ke berbagai penjuru dunia maupun di antara macam-macam gereja, mereka melayani dengan ketulusan dan kemurnian dari Kristus.