Tuhan mengerjakan ketaatan di dalam kita

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 Juli 2018 16.09 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (Filipi 2:12-13)

Kita sudah mempelajari dari berbagai sudut pandang tentang kebenaran bahwa Tuhan menginginkan kita untuk hidup bertumbuh dalam ketaatan kepada-Nya. Ketuhanan Yesus membuat ketidaktaatan tidak dapat diterima. “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” (Lukas 6:46). Tuhan juga sudah memerintahkan murid-muridnya pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya, “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:20). Ayat renungan kita hari ini memberikan pengertian yang lebih dalam tentang hal ini dengan pertanyaan bahwa Allah mengerjakan ketaatan di dalam kita. “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."

Ayat tersebut dibuka dengan sebuah panggilan: “Tetaplah kerjakan keselamatanmu." Perlu dicatat bahwa kita tidak diperintahkan untuk bekerja supaya mendapatkan keselamatan. Keselamatan adalah anugerah kasih karunia Allah, diberikan secara cuma-cuma melalui iman. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9). Namun, hadiah keselamatan yang Tuhan sudah berikan kepada kita oleh kasih karunia-Nya, harus dikerjakan, dibangun secara lahiriah, menuju kepada ketaatan, yaitu hidup yang berkenan kepada-Nya.

Panggilan ini harus dijawab dengan “takut dan gentar." Pada awalnya, kita akan tergoda untuk menjawab panggilan ini dengan rasa percaya diri. Namun pada akhirnya, kita akan mulai mengerti bahwa kita harus memiliki sikap “takut” yaitu sebuah sikap kagum dan hormat, serta “gentar” yaitu sebuah pengakuan akan ketidakberdayaan diri. Kalimat berikutnya menjelaskan mengapa kita harus memiliki sikap tersebut: “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu." Keselamatan yang Tuhan berikan di dalam batin kita hanya akan terlihat secara lahiriah hanya jika kita mengizinkan Dia untuk senantiasa bekerja di dalam kita. “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka” (Yeremia 31:33). “Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia” (2 Korintus 3:3). Inilah keajaiban dari kehidupan Kekristenan yang sejati, yaitu berdasarkan pekerjaan Allah di dalam hati kita.

Doa

Ya Tuhan, aku memuliakan Engkau untuk anugerah keselamatan yang sudah Engkau curahkan ke dalam hatiku. Aku merindukan agar anugerah ini bekerja agar hidupku menyenangkan Engkau. Ya Tuhan, sentuh dan bentuk hatiku yang terdalam supaya aku mentaati Engkau dalam segala hal. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (Filipi 2:12-13) Kita sudah mempelajari dari berbagai sudut pandang tentang kebenaran bahwa Tuhan menginginkan kita untuk hidup bertumbuh dalam ketaatan kepada-Nya. Ketuhanan Yesus membuat ketidaktaatan tidak dapat diterima.