Transformasi (Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 19 November 2020 05.26 oleh Leo (bicara | kontrib) (Leo memindahkan halaman Khotbah:Transformasi ke Khotbah:20021006-0830/NN: new format)
Lompat ke: navigasi, cari

Daniel 10:1-14,

Pada tahun ketiga pemerintahan Koresh, raja orang Persia, suatu firman dinyatakan kepada Daniel yang diberi nama Beltsazar; firman itu benar dan mengenai kesusahan yang besar. Maka dicamkannyalah firman itu dan diperhatikannyalah penglihatan itu.

Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh.

Pada hari kedua puluh empat bulan pertama, ketika aku ada di tepi sungai besar, yakni sungai Tigris, kuangkat mukaku, lalu kulihat, tampak seorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ufas. Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak. Hanya aku, Daniel, melihat penglihatan itu, tetapi orang-orang yang bersama-sama dengan aku, tidak melihatnya; tetapi mereka ditimpa oleh ketakutan yang besar, sehingga mereka lari bersembunyi; demikianlah aku tinggal seorang diri.

Ketika aku melihat penglihatan yang besar itu, hilanglah kekuatanku; aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku. Lalu kudengar suara ucapannya, dan ketika aku mendengar suara ucapannya itu, jatuh pingsanlah aku tertelungkup dengan mukaku ke tanah. Tetapi ada suatu tangan menyentuh aku dan membuat aku bangun sambil bertumpu pada lutut dan tanganku.

Katanya kepadaku: "Daniel, engkau orang yang dikasihi, camkanlah firman yang kukatakan kepadamu, dan berdirilah pada kakimu, sebab sekarang aku diutus kepadamu." Ketika hal ini dikatakannya kepadaku, berdirilah aku dengan gemetar. Lalu katanya kepadaku: "Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu."

Pada waktu awal tahun 2002, tim profetik memberikan penglihatan bahwa saya di sebuah stasiun dengan memakai jas dan ada suara "change destination". Ketika hal ini disampaikan terus terang saya tidak tahu. "Change destination" ini adalah perubahan yang sangat mendasar, yang mungkin belum pernah kita pikirkan atau alami sebelumnya. Ketika sedang berpikir tentang hal ini, tiba-tiba kemuliaan Tuhan turun, yaitu kemuliaan yang ada seperti dalam Yohanes 17:22-23. Yang membuat kita menjadi satu (unity). Kata "kita" di sini bisa berarti dalam keluarga, dengan sesama, di dalam gereja, gereja satu dengan yang lain. Kalau kemuliaan Tuhan turun maka semua itu akan dibuat menjadi unity. Yang pertama-tama merasakan kemuliaan Tuhan itu adalah saya. Ketika kemuliaan Tuhan itu turun sepertinya sesuatu yang belum pernah saya pikirkan itu disingkapkan oleh Tuhan. Dulu mungkin saya melihat unity dari kacamata saya, tapi kali ini Tuhan singkapkan dari kacamata Tuhan.

Yang pertama ditunjukkan oleh Tuhan yang menghalangi unity adalah tentang nama "Bethany". Nama ini yang membuat kita kurang sehati (unity) dengan gereja-gereja lain. Tuhan minta nama itu diturunkan, dan ini sesuai dengan keputusan sinode GBI yang sudah selama lima tahun diputuskan. Kita yang tegar tengkuk dengan keputusan sinode itu, tapi ketika kemuliaan Tuhan turun makin kuat kepada saya, kemudian saya hanya bisa menangis. Dan setiap khotbah saya menangis, minta ampun kepada Tuhan, jemaat, dan gereja-gereja lain. Sebab apa yang sudah saya lakukan sangat tidak benar di mata Tuhan. Saya harus bisa minta ampun dan mengampuni. Saya rasa keadaan saya ini juga akan kita alami bersama. Sampai hari ini, saya banyak disuruh pergi oleh Tuhan ke gereja-gereja lain, kumpul dengan hamba-hamba Tuhan lain, dan harus minta maaf. Dan ketika hal ini saya lakukan, maka "menjadi satu (unity)" yang belum pernah saya lihat selama ini terjadi di depan mata saya. Ada suatu sukacita tersendiri. Dulu hamba-hamba Tuhan ini adalah teman-teman saya, tapi mereka menjauh karena saya sombong, tapi sekarang kita sudah menjadi satu untuk bersama-sama berdoa, memuji dan menyembah Tuhan.

Di tengah-tengah kemuliaan Tuhan yang turun seperti itu, dinyatakan oleh dokter bahwa saya mengalami alergi makanan, sehingga hampir 90% makanan kesukaan saya tidak boleh dimakan. Jadi saya hanya makan makanan yang bukan kesukaan saya. Di tengah keadaan semacam ini Tuhan berbicara bahwa saya sedang berpuasa Daniel, seperti yang ada di dalam ayat bacaan di atas. Ternyata setelah berpuasa Daniel melihat Tuhan Yesus dalam dimensi seperti pada waktu Yohanes di pulau Patmos. Dan setelah itu Daniel menerima pewahyuan yang luar biasa, di ayat 14.

"Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu." (Daniel 10:14)

Ketika saya membaca ayat ini, ada sesuatu yang melompat-lompat dalam roh saya. Juga ayat 11. "Daniel, engkau orang yang dikasihi, ..." (Daniel 10:11). Tiba-tiba Tuhan menuntun kita pada puasa Daniel, tanggal 27 Agustus s/d 16 September 2002 kita semua melaksanakannya. Dan puasa ini untuk yang dewasa rohani, karena tanggung jawab sendiri kepada Tuhan.

Di tengah-tengah tuntunan Tuhan, pada suatu waktu saya nonton VCD tentang Transformasi. Transformasi ini adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Bukan hanya pertobatan tapi juga keadaan di sekitarnya yang berubah ke arah lebih baik. Setelah melihat VCD itu, tiba-tiba Tuhan berbicara bahwa Indonesia juga akan mengalami transformasi. Tuhan bukakan supaya kita mengerti apa yang akan terjadi pada bangsa kita pada hari-hari terakhir. Bukan hanya saya yang mendapat tentang transformasi di Indonesia, tapi juga hamba-hamba Tuhan lain. Sekarang saya banyak berkumpul doa bersama, karena mendapatkan visi yang sama. Banyak kunci-kunci yang diberikan oleh Tuhan kepada hamba-hamba Tuhan untuk terjadinya Transformasi.

Kunci terjadinya transformasi

Saya diberikan kunci untuk terjadinya transformasi, yaitu:

Keadaan wilayah yang paling jelek

Kalau wilayah itu dalam keadaan paling jelek maka tandanya akan terjadi transformasi. Kalau Tuhan berbicara bahwa Indonesia akan mengalami transformasi, maka keadaan Indonesia akan berada pada level yang paling jelek. Kalau kita mendengar perkataan hamba-hamba Tuhan maka akan menjadi konfirmasi.

  • Suzette Hating berbicara bahwa keadaan Indonesia tidak bertambah baik tapi bersamaan dengan itu kemuliaan Tuhan akan turun lebih dahsyat di Indonesia.
  • Jacob Kurin menyampaikan dalam doa bahwa Indonesia akan mengalami kebangunan rohani dengan api yang turun tujuh kali lipat. Kalau dulu kebangunan rohani terjadi di gereja-gereja, tapi nanti di jalan-jalan terjadi kebangunan rohani yang dahsyat.
  • Dr Emmanuele Canestracy dalam Seminar Profetik berbicara bahwa dalam dua tahun ini Tuhan akan menjungkirbalikkan Indonesia dan hal-hal yang tidak baik mungkin terjadi, tapi anak-anak Tuhan akan bangkit dan tidak menyerah, sehingga akan banyak anak-anak Tuhan yang sungguh-sungguh dalam Tuhan ada di posisi penting pemerintahan.
  • Kim Seng pendoa syafaat kita melihat ada puting beliung turun di wilayah Indonesia, dan ini pasti berbicara tentang goncangan. Tetapi ketika puting beliung ini naik ke atas membawa titik-titik air, dan berkumpul di udara menjadi awan gelap dan menjadi hujan yang turun dengan lebatnya. Keadaan mungkin menjadi goncang tapi hujan awal dan hujan akhir akan turun bersama-sama dengan lebatnya.
  • Timotius Rohim pada waktu doa malam melihat awan panas yang turun di sekitar Indonesia, rasanya seperti kekeringan.Tapi satu hal yang kita tahu Indonesia akan mengalami transformasi, meskipun diawali dengan keadaan yang paling jelek. Umat Tuhan merendahkan diri, berdoa, mencari wajah-Nya dan berbalik dari jalan jahat.

"Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar diantara umat-Ku dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka" (2 Tawarikh 7:13-14)

"Umat-Ku" di sini bukan hanya kita tapi juga dari gereja-gereja denominasi lain. Jadi kita harus bersama-sama dengan mereka, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah Tuhan lalu berbalik dari jalan-jalan yang jahat. Dulu saya pikir jalan yang jahat itu seperti membunuh, mencuri, berzinah, tapi jalan jahat itu termasuk sombong. Kalau kita merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah Tuhan lalu berbalik dari jalan yang jahat, maka Tuhan akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa kita serta memulihkan negeri kita. Dan inilah yang namanya transformasi.

"Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, ..." (Kisah 1:14a). Saya sudah instruksikan mereka yang ada di kota-kota untuk mengajak gereja-gereja lain untuk bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama. Dan ini sudah mulai dilakukan, jadi sebentar lagi kita akan mendengar kota-kota akan mengalami transformasi, dan selanjutnya Indonesia akan dipenuhi kemuliaan Tuhan.

Mengasihi dan dikasihi Tuhan

Untuk mengerti tentang transformasi itu memang tidak gampang, seperti yang dialami Daniel. Daniel harus mengalami kemuliaan Tuhan, baru mengerti apa yang akan dialami bangsanya di hari-hari terakhir. Saya berdoa supaya kita mengalami api kemuliaan Tuhan. Kita sedang menunggu api kemuliaan Tuhan, dan sekarang mulai turun. Api kemuliaan yang membuat kita mengerti.

Daniel mengalami api kemuliaan Tuhan karena Daniel adalah orang yang dikasihi Tuhan. Kalau kita ini adalah orang yang dikasihi Tuhan maka sebentar lagi api itu akan turun yang membuat kita mengerti dan mampu melaksanakan transformasi. Biarlah kita menjadi orang yang mengasihi dan dikasihi Tuhan Yesus. Kalau kita mengasihi Tuhan maka kita menyenangkan hati Tuhan sehingga dikasihi Tuhan.

Kita akan melihat apa yang dikerjakan Daniel sehingga menjadi orang yang mengasihi dan dikasihi Tuhan.

Hidup kudus

Daniel sejak remaja sudah menjadi orang tawanan, dari Yehuda dibawa ke Babel bersama Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Daniel dari muda berketetapan untuk tidak menajiskan diri dengan tidak makan makanan raja. Apakah kita mau untuk hidup kudus, menyenangkan hati Tuhan. Seks pranikah sepertinya sekarang menjadi hal yang biasa di kalangan anak muda. Dan saya sangat bersukacita ketika memberkati pasangan pengantin yang masih tetap hidup kudus sampai saat pemberkatan pernikahan. Anak muda yang menjaga kekudusan adalah seperti Daniel yang tidak menajiskan diri, dan ini dikasihi Tuhan.Tubuh kita adalah bait Roh Kudus, Bait Allah. Kalau kita tahu ini berarti Allah di dalam kita, pasti kita akan pelihara untuk tetap kudus. Tidak dimasuki dengan narkoba, asap rokok, cinta uang yang menimbulkan kejahatan. Punya gaya hidup berdoa, memuji dan menyembah Tuhan.

Waktu pemerintahan raja Darius, Daniel ditempatkan pada posisi penting. Maka orang mencari-cari kesalahan yang dilakukan Daniel. Dan tidak ditemukan kesalahan ada pada Daniel. Hanya satu yang bisa menghukum Daniel yaitu dalam hal ibadah kepada Allahnya. Mereka bersekongkol dan datang kepada raja Darius untuk mengeluarkan surat perintah yang menyatakan, selama 30 hari tidak ada orang yang menyembah kepada yang lain kecuali raja Darius. Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Menyembah (berlutut), berdoa dan memuji Allah merupakan gaya hidup Daniel. Meskipun mengalami aniaya, masuk lubang singa tapi Tuhan tetap membela. Konsisten sungguh-sungguh dalam Tuhan Dari remaja sampai masa tua Daniel tetap sungguh-sungguh dengan Tuhan, konsisten!! Orang yang dikasihi Tuhan adalah orang yang beriman sampai akhir. Dalam sebuah data di Amerika, hanya satu dari sepuluh orang yang melayani pada usia dua puluh tahunan bisa melayani sampai usia enam puluh tahunan. Saya berharap data ini tidak terjadi untuk kita di sini. Kejatuhan hamba-hamba Tuhan biasanya imoralitas, teologia liberal, patah semangat.

Penutup

Marilah kita menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan. Saya berdoa kita menjadi orang yang dikasihi Tuhan, kita ikut Tuhan tidak main-main, kita mau mengasihi Tuhan sampai akhir, biarlah kita masuk finish bersama-sama. Waktu Daniel membaca kitab Yeremia yang menyebutkan Yerusalem akan dipulihkan setelah 70 tahun, Daniel percaya akan nubuatan itu. Tapi pada waktu itu sudah mendekati 70 tahun, belum ada apa-apa. Daniel percaya dan tidak tinggal diam, dia berdoa memohon, puasa, mengaku dosanya, dan dosa bangsanya (Daniel 9:3). Sama seperti apa yang harus kita lakukan kalau kita percaya transformasi terjadi di Indonesia.

Kalau kita percaya transformasi akan terjadi di Indonesia, apa yang kita lakukan? Tuntunan kepada kita sekarang adalah bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama. Ini yang harus dilakukan, nanti saya percaya pasti ada tuntunan yang lain.

Dengan turunnya nama "Bethany" dan meminta ampun kepada gereja-gereja lain, ternyata dibalik itu semua ada tugas khusus yang sangat besar yaitu transformasi untuk Indonesia. Sekarang kita baru mengerti arti "change destination". Saya percaya api itu akan turun yang membuat kita mengerti dan mampu melakukan kehendak Tuhan yaitu transformasi untuk Indonesia.