Janji-janji Allah dan perhentian Allah (1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 14 Juli 2018 02.37 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian. (Ibrani 4:1-3)

Melalui janji-janji Allah, semua yang sudah percaya dapat mengalami istirahat secara rohani, sebuah tempat perhentian rohani. Pada awalnya, semua orang yang percaya mengalami perhentian dari rasa bersalah dan dakwaan dosa. Setelah itu, bagi mereka yang beriman kepada janji-janji Allah dapat mengalami perhentian dari pergumulan daging dan keinginan duniawi.

Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka mendapatkan perhentian dari belenggu yang mereka alami di Mesir. Hal ini menggambarkan perhentian kita dari dosa dan rasa bersalah. Namun, Tuhan menyediakan banyak perhentian lain kepada umat-Nya. Ia ingin memberikan kepada mereka perhentian dari pergumulan di padang gurun yang mereka alami antara Mesir dan Tanah Perjanjian, tanah yang berlimpah dengan susu dan madu. Hal ini menggambarkan bagaimana kita dapat mengalami perhentian dari pergumulan keraguan dan ketidaktaatan dengan kuasa yang kita miliki di dalam Kristus.

Kenyataannya karena kekerasan hati mereka, bangsa Israel harus berputar-putar di padang gurun selama empat puluh Tahun. Seluruh generasi tersebut, kecuali Yosua dan Kaleb, kehilangan kesempatan masuk ke dalam tempat perhentian yang sudah Tuhan sediakan. “Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku” (Ibrani 3:10-11). Mereka sudah keluar dari Mesir, tetapi mereka tidak dapat masuk ke Tanah Perjanjian itu.

Apakah kita sedang memasuki tempat perhentian yang Tuhan sudah sediakan bagi kita? “Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.” Tanah Perjanjian bukanlah gambaran dari Sorga, karena di Sorga tidak ada peperangan, kekalahan dan kegagalan. Tanah Perjanjian adalah gambaran dari kehidupan yang berkelimpahan secara rohani di bumi ini. Tempat perhentian inilah yang Tuhan tawarkan kepada semua orang yang percaya kepada Dia. “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup (hidup kekal, pengampunan dosa) , dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (hidup yang sejati, bertumbuh dalam kebenaran setiap hari) (Yohanes 10:10).Kelimpahan hidup ini dapat kita nikmati saat kita percaya kepada firman-Nya yang memperlihatkan kekayaan rohani yang disediakan bagi kita di dalam Kristus. “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga” (Efesus 1:3). Akankah kita menerima firman-Nya dan percaya bahwa kita dapat memasuki tempat perhentian-Nya? “Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian.” Bangsa Israel tidak percaya, itu sebabnya mereka tidak dapat memasukinya. “Tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.”

Doa

Tuhan, aku bersyukur karena Engkau sudah memberikan kepada aku perhentian dari dosa dan rasa bersalah, oleh karena iman kepada janji-janji-Mu. Sekarang, aku memohon agar Engkau memberikan kepadaku perhentian dari ketandusan rohani melalui imanku kepada janji-Mu akan hidup dalam segala kelimpahan. di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian. (Ibrani 4:1-3) Melalui janji-janji Allah, semua yang sudah percaya dapat mengalami istirahat secara rohani, sebuah tempat perhentian rohani.