Jalan masuk ke dalam kasih karunia melalui iman dan kerendahan hati

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 3 September 2024 03.37 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "ml-" menjadi "ms-")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. (Yakobus 4:6)

Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri. (Roma 5:2)

Sejauh ini dalam renungan-renungan kita mengenai bertumbuh dalam kasih karunia Allah, kita sudah meninjau berbagai kebenaran Alkitab, misalnya: Hukum Taurat Perjanjian Lama, kasih karunia Perjanjian Baru, sumber kekuatan dari Allah untuk hidup saleh, hidup dalam janji-janji Allah dan orang-orang percaya dalam Perjanjian Lama yang hidup dalam kasih karunia Allah. Sekarang, kita akan kembali membahas dengan lebih luas mengenai bagaimana kita bisa menikmati kekayaan dan kemuliaan dari kasih karunia Allah. Seperti kita sudah temukan sebelumnya, kasih karunia Allah dapat dinikmati melalui iman dan kerendahan hati.

Jika kita ingin hidup dalam kasih karunia Allah, kita harus mau menolak keangkuhan dan berjalan dalam kerendahan hati.

“Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”

Tuhan menentang pengandalan kepada diri sendiri. Ketika kita dengan sombong berasumsi bahwa dengan kekuatan sendiri kita dapat menghasilkan kehidupan seperti yang Tuhan inginkan, pertumbuhan rohani kita akan terhenti. Kerendahan hati berarti menyetujui peringatan Tuhan perihal ketidakberdayaan kita.

“Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri” (2 Korintus 3:5a).

Orang yang bersedia untuk berjalan dengan rendah hati di hadapan Allah memiliki pengertian yang tepat bahwa kita sangat memerlukan Tuhan untuk bekerja di dalam dan melalui hidup kita.

“Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5b).

Sejalan dengan kerendahan hati, Tuhan ingin agar kita berjalan di dalam iman kepada Dia. Tuhan ingin bekerja di dalam hidup kita dengan kasih karunia yang tiada bandingannya. Iman adalah jalan masuk terhadap kasih karunia itu:

“Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri.”

Tuhan senang jika kita hidup dalam jalan “pengandalan kepada Kristus.” Apapun masalah hidup kita, jika kita menghadapinya dengan iman kepada Yesus Kristus, kita sedang menarik kelimpahan kasih karunia Allah. Ketika dalam penuh pengharapan kita mengakui bahwa Allah dapat menghasilkan hidup yang sesuai dengan kehendaknya di dalam hidup kita, maka pasti ada pertumbuhan rohani. Iman adalah setuju dengan pernyataan Allah bahwa Ia adalah segalanya yang kita perlukan.

“Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah” (2 Korintus 3:5b).

Orang yang bersedia untuk berjalan dalam iman kepada Dia memiliki pengertian yang tepat mengenai kemampuan Tuhan untuk bekerja di dalam dan melalui hidup kita.

“Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak” (Yohanes 15:5b).

Seperti sudah dituliskan sebelumnya, kerendahan hati dan iman merupakan realitas sebuah hubungan. Keduanya tidak dapat dihasilkan oleh diri kita sendiri. Keduanya pun bukan hasil dari pekerjaan manusia. Keduanya hanya bisa timbul dari persekutuan yang semakin intim dengan Tuhan Yesus Kristus.

Doa

Ya Tuhan, dengan rendah hati aku mengakui ketidakmampuan-ku untuk menghasilkan hidup seperti yang Engkau kehendaki. Namun demikian, aku mengakui kasih karunia-Mu adalah kekuatan yang menarik berkat-berkat yang melimpah. Aku ingin mengenal Engkau lebih lagi, agar kerendahan hati dan iman dapat tumbuh di dalam hidupku. Amin.