Kasih karunia dan iman

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 03.24 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. (Roma 5:2)

Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia. (Roma 4:16a

Orang benar akan hidup oleh iman. (Roma 1:17)

Kita sudah mempelajari sebelumnya bahwa kasih karunia diperoleh melalui iman. “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini.” Ketika kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, kita menerima kasih karunia yang membenarkan kita. Lebih dari itu, Tuhan menginginkan agar kita terus hidup di dalam kasih karunia itu setiap hari sepanjang hidup kita. Apapun yang kita hadapi dalam kehidupan kita, saat kita mengandalkan Tuhan Yesus, maka kita sebenarnya sedang dilimpahkan dengan kasih karunia Allah yang tidak terbatas. Kasih karunia menjadi sumber kekuatan kita untuk hidup.

Sumber kasih karunia ini tidak dapat dibeli, dibuat atau dihasilkan oleh manusia. Kasih karunia diberikan secara cuma-cuma oleh Allah. Dari permulaan sampai pada akhirnya, kuasa kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan dan mengubahkan hidup kita adalah “bukan hasil usaha kita, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaan kita: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9). Kita menerima kasih karunia itu, melalui iman “Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia.”

Hal ini sekali lagi menekankan perbedaan antara hukum Taurat dan kasih karunia. “Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya” (Galatia 3:12). Hukum Taurat berbicara soal melakukan. Mereka yang hidup di dalam Taurat harus berusaha dengan kekuatan mereka sendiri untuk bisa melakukan seluruh isi hukum Taurat dengan sempurna. Mereka yang hidup dalam iman kepada Tuhan Yesus mendapatkan kasih karunia yang menguatkan mereka untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Hidup dengan iman adalah kehendak Allah sendiri. “Orang benar akan hidup oleh iman.” Kebenaran ini berlaku untuk semua aspek kehidupan kita. Ketika kita bangun pagi, kita menyerahkan sepanjang hari tersebut kepada Allah. Ketika kita berinteraksi dengan keluarga kita, kita mengandalkan Yesus yang menganugerahkan kasih dan kesabaran kepada kita. Saat kita pergi untuk bekerja, kita dapat berdoa dalam iman supaya kita mampu menghadapi setiap peluang dan tantangan yang datang. Saat kita ada dalam masalah, kita dapat segera berseru kepada Tuhan untuk memberikan damai sejahtera dan tuntunan-Nya. Ketika kita sedang beribadah kita beriman bahwa ibadah kita tidak pura-pura dan menyenangkan hati-Nya. Dalam situasi apapun, di manapun, dengan siapapun “orang benar akan hidup oleh iman.”

Doa

Ya Tuhan yang maha setia. Dahulu aku sering mengandalkan kekuatan ku sendiri untuk bisa sempurna, namun hanya kelelahan dan kegagalan yang dihasilkan. Aku rindu untuk hidup dengan iman setiap harinya. Aku sadar bahwa hanya itu satu-satunya cara agar aku dapat menerima kasih karunia-Mu yang ajaib. Tuhan, aku memerlukan kasih karunia-Mu setiap hari. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. (Roma 5:2)

Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia. (Roma 4:16a

Orang benar akan hidup oleh iman. (Roma 1:17)

Kita sudah mempelajari sebelumnya bahwa kasih karunia diperoleh melalui iman.