Pengudusan melalui Kristus

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 03.15 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. (Roma 8:3-4)

Tentunya sangatlah luar biasa jika pada saat kita lahir baru, percaya kepada Tuhan Yesus, kita “oleh kasih karunia dibenarkan dengan cuma-cuma” (Roma 3:24). Tetapi bagaimana selanjutnya? Setelah kita dibenarkan kita masih harus hidup di dunia ini, dan hukum Allah menuntut agar kita “kudus, mengasihi dan sempurna.” Puji Tuhan karena Allah juga memberikan kasih karunia kepada kita dengan cuma-cuma untuk bisa hidup berkenan kepada Dia. Semuanya bergantung kepada pekerjaan Tuhan Yesus Kristus.

Dalam hal pembenaran maupun pengudusan, hukum Taurat memiliki ketidakberdayaan. Manusia secara alamiah, yaitu manusia secara daging, tidak dapat hidup sesuai dengan standar ukuran Allah. Supaya hukum Taurat bisa digenapi, Allah Bapa mengutus Anak-Nya. “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging.”

Yesus datang sebagai manusia, dalam daging, dan mati di kayu salib untuk membayar hukuman atas dosa manusia. Kematian Kristus menghasilkan pembenaran kepada semua orang yang percaya kepada Dia. Tetapi ayat berikutnya mengatakan bahwa kematian Yesus juga menyediakan hidup yang dikuduskan dari hari ke hari, yaitu hidup yang semakin bertumbuh dewasa secara rohani, lewat iman kita kepada Allah. “supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.” Kata “hidup” dalam ayat ini berbicara soal proses pengudusan dari hari ke hari, bukan peristiwa pembenaran yang terjadi pada saat seseorang lahir baru.

Mari kita renungkan kebenaran yang agung ini. Kasih karunia Allah menyediakan jalan sehingga kebenaran Allah yang dituntut oleh hukum Taurat bisa digenapi di dalam hidup kita. Ingatlah bahwa kita dituntut untuk menjadi kudus, menjadi seperti Kristus. Perubahan ini tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses dari hari ke hari dalam hidup kita “yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.” Jika kita menyangkal kedagingan kita dan percaya kepada Tuhan Yesus dalam setiap langkah kehidupan kita, maka oleh kasih karunia-Nya, Roh Kudus akan mengerjakan pengudusan-Nya dalam hidup kita.

Doa

Ya Tuhan yang Maha Kasih dan Maha Pemurah. Betapa melimpahnya kasih karunia yang Engkau anugerahkan kepada ku, kasih karunia yang membenarkan aku dan kasih karunia yang menguduskan aku. Aku bertobat dari pikiranku selama ini yang mengira aku bisa menggenapi Taurat-Mu yang kudus dengan kekuatan dagingku sendiri. Bapa, aku bersyukur Engkau telah menyediakan jalan supaya aku bisa menjadi semakin seperti Kristus. Aku berdoa agar Allah Roh Kudus terus mengerjakan transformasi dalam hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku.

Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. (Roma 8:3-4) Tentunya sangatlah luar biasa jika pada saat kita lahir baru, percaya kepada Tuhan Yesus, kita “oleh kasih karunia dibenarkan dengan cuma-cuma” (Roma 3:24).