GBI Groningen: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "Pdt Ir Sutadi Rusli" menjadi "Pdt Sutadi Rusli")
kTidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 6: Baris 6:
| branchshortname= Groningen Belanda
| branchshortname= Groningen Belanda
| firstservice= 2003-11-09
| firstservice= 2003-11-09
| inaugurationdate=
| pastorname= Ika Widyariani
| pastorname= Ika Widyariani
| pastorcompletename= Pdm Ika Widyariani
| pastorcompletename= Pdm Ika Widyariani

Revisi terkini sejak 18 Oktober 2024 16.58

GBI Groningen Belanda (GBI Groningen) adalah sebuah gereja di Groningen, Belanda, yang berdiri pada tanggal 09 November 2003 di dalam naungan Sinode Gereja Bethel Indonesia.

Gereja ini digembalakan oleh Pdm Ika Widyariani.

GBI Groningen merupakan salah satu cabang dari jejaring keluarga besar GBI Jemaat Induk Danau Bogor Raya (GBI Rayon 7) di Belanda, selain GBI Dordrecht.

Sejarah

Berikut adalah sejarah dari GBI Groningen:[1]

  • 2000, diawali dengan sebuah visi yang Tuhan berikan kepada Gembala Pembina Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo, yang direspons oleh Gembala Jemaat GBI Jemaat Induk Danau Bogor Raya Pdt Sutadi Rusli untuk mendoakan dan mengadopsi negara Belanda.
  • 2002, pelayanan GBI Bogor di negara Belanda dimulai di kota Groningen pada Desember 2002. Saat itu Pdt Sutadi Rusli, Pdp Firman Schrijver (saat itu Gembala GBI Warung Jambu), dan Bapak Mozes Sihotang (simpatisan GBI Bogor) mengadakan kunjungan ke kota Groningen dan bertemu dengan beberapa orang Indonesia yang menetap di kota tersebut. Dalam kunjungan ini, mereka melayani sebuah persekutuan doa orang-orang Indonesia (PD Nafiri) di Groningen.
  • 19 April 2003, mulai diadakan Family Altar (sekarang COOL), di rumah keluarga Bapak Fred dan Ibu Tini Berg.
  • 24 Mei 2003, mulai dilakukan pra-ibadah setiap hari Sabtu dengan menempati sebuah ruangan ibadah bertempat di Andreaskerk, dan selanjutnya pindah ke Immanuelkerk (Gereja Immanuel) yang terletak di bagian selatan kota Groningen.
  • 7 November 2003, peresmian berdirinya Stichting (Yayasan) GBI Groningen melalui penandatanganan Akta Notaris.
  • 9 November 2003, diadakan ibadah raya perdana di Morgen Ster (Treftkoel), Groningen. Ibadah raya perdana ini dilakukan setelah beberapa kali diadakan pra-ibadah dengan jumlah kehadiran 25-30 orang, sekaligus untuk menjawab kerinduan orang-orang Indonesia yang tinggal di kota ini. Ibadah raya perdana ini dipimpin oleh Pdt Sutadi Rusli.

    Selain kegiatan ibadah raya setiap hari Minggu bertempat di Gospel Theek De Rank Paterwoldseweg 123, 9727 BE Groningen setiap jam 2 siang, juga diadakan COOL Umum pada setiap hari Kamis, COOL Pemuda/Mahasiswa (dua minggu sekali), COOL Wanita (satu bulan sekali), dan Kubu Doa yang dilakukan setiap hari Selasa di rumah keluarga Benny Hooper.

  • 27 Desember 2003-21 Februari 2004, GBI Bogor sebagai gereja induk mengutus imam musik, Ferry Purnama dan istri, untuk membawa api pujian dan penyembahan dalam setiap ibadah sekaligus melatih beberapa orang yang rindu melayani sebagai imam musik.
  • 21 Februari-20 April 2004, pelayanan penggembalaan di kota Groningen dilanjutkan oleh Pdm Boy Djambek yang diutus dari Bogor.
  • April-Juni 2004, pelayanan penggembalaan dilanjutkan oleh Pdt Sugita Christanto (Wakil Gembala GBI Jemaat Induk Danau Bogor Raya).
  • 16 Oktober 2004-15 Januari 2005, pelayanan penggembalaan dilanjutkan dengan diutusnya Pdp Cindy Lensoen (Departemen Misi) untuk melayani di GBI Groningen selama tiga bulan.
  • 29 November 2005-30 Januari 2006, Pdm Firman Schrijver melayani dan menggembalakan GBI Groningen, setelah penantian selama hampir dua tahun karena pengurusan permohonan izin tinggal (MVV). Tuhan membukakan jalan dengan didapatkannya mulitple entry visa selama satu tahun. Pelayanan Pdm Firman Schrijver ini dilanjutkan dengan kunjungan kedua pada 8 Juli-6 September 2006, dan kunjungan ketiga pada 19 Oktober-4 Desember 2006.
  • Desember 2006, jumlah jemaat dan orang yang terbeban untuk melayani terus Tuhan tambahkan dan tercatat ada 25-30 jiwa yang terdiri dari keluarga orang-orang Indonesia yang menetap di sana dan juga mahasiswa-mahasiswa program sarjana maupun pascasarjana dari Indonesia yang melanjutkan studi dan bekerja di kota tersebut.

Referensi