Article: 20240624/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (upd)
k (upd)
 
Baris 15: Baris 15:
| longsummary= <!-- 4-5 kalimat -->  
| longsummary= <!-- 4-5 kalimat -->  
| summary= Kita diminta untuk ikuti tabut Allah, keluar dari zona nyaman dan memiliki hati yang fleksible terhadap perubahan, jangan marah, bersungut-sungut, menunda, sehingga kita dapat terus berjalan dalam kehendak dan rencanaNya yang sempurna.
| summary= Kita diminta untuk ikuti tabut Allah, keluar dari zona nyaman dan memiliki hati yang fleksible terhadap perubahan, jangan marah, bersungut-sungut, menunda, sehingga kita dapat terus berjalan dalam kehendak dan rencanaNya yang sempurna.
| shortsummary= Kita diminta untuk ikuti tabut Allah, keluar dari zona nyaman dan memiliki hati yang fleksible terhadap perubahan, jangan marah, bersungut-sungut, menunda, sehingga kita dapat terus berjalan dalam kehendak dan rencanaNya yang sempurna.  
| shortsummary= Kita diminta untuk ikuti tabut Allah, keluar dari zona nyaman dan memiliki hati yang fleksible terhadap perubahan.


| intro=
| intro=

Revisi terkini sejak 3 Juli 2024 04.38

Shalom, sebentar lagi kita akan memasuki semester kedua yaitu bulan Juli-Desember 2024. Di awal tahun, Firman Tuhan dari Yosua 3:3,

Dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian Tuhan, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya. hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.

Yaitu kita akan dibawa ke jalan yang belum pernah kita lalui sebelumnya.

Ketaatan yang radikal karena perhatikan tuntunan Tuhan, intim mendengar suara-Nya dengan menjaga jarak 2000 hasta, menguduskan diri (Yosua 3:5) sebab besok Tuhan akan melakukan perbuatan yang Ajaib. Kita diminta untuk ikuti tabut Allah, keluar dari zona nyaman dan memiliki hati yang fleksibel terhadap perubahan, jangan marah, bersungut-sungut, menunda, sehingga kita dapat terus berjalan dalam kehendak dan rencana-Nya yang sempurna. Ingat jalan-jalan yang belum pernah kita lalui sebenarnya mengarah, membawa kita masuk ke Tanah Kanaan, yaitu penggenapan dari janji-janji Allah dalam hidup pribadi, keluarga, pekerjaan, study atau pun pelayanan kita untuk masa depan penuh harapan dan berkat Tuhan yang sempurna.

Proses menguduskan diri dengan pemurnian dari Tuhan seperti halnya bangsa Israel setelah menyebang Sungai Yordan, perjalanan mereka sampai di Gilgal (Yosua 5) dan Tuhan memerintahkan mereka untuk disunat. Setelah kita melangkah ikuti tuntunan Tuhan maka kita akan masuk dalam pemurnian, penyunatan secara rohani agar kita menanggalkan, membuang hal-hal keduniawian, kedagingan, hawa nafsu, emosi, ego, dosa, kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Pertobatan dan pemurnian untuk kita semakin berkenan dihadapan Tuhan. Mari kita merendahkan diri, menguji hati dan hidup kita agar kudus dan murni dihadapan Tuhan.

Setelah melalui Gilgal maka Tuhan menuntun bangsa Israel ke Yerikho, di mana mereka harus berperang meruntuhkan tembok Yerikho (Yosua 6) dan menduduki kotanya. Keintiman dengan Tuhan membuat kita mendapatkan strategi apa yang perlu dilakukan. Tuhan menyuruh Yosua mempersiapkan barisan yang didahului oleh iman yang meniup sangkakala di barisan depan, ini bicara tentang pujian penyembahan.

Dalam peperangan rohani memasuki semester kedua Tuhan minta kita perkuat doa pujian penyembahan sehingga trobosan alam roh terjadi. Setelah itu barisan imam pembawa tabut perjanjian Allah dan prajurit dibarisan penutupnya. Minta strategi untuk melangkah di semester kedua, sehingga tahu apa yang harus kita perbuat. Seperti halnya bangsa Israel diperintahkan untuk jaga hati dan ucapan, diam, merespons dengan benar pada saat mengelilingi tembok Yerikho dari putaran pertama sampai putaran terakhir, sekalipun ada orang Yerikho yang mengejek, mengintimidasi, bahkan mungkin melempari batu.

Demikian kita harus perhatikan respon kita dalam peperangan rohani. Fokus doa pujian penyembahan, bersorak deklarasikan kemenangan dahsyat. Kebangunan rohani tahap kedua sudah dimulai, kita yang terus berjalan dalam kegerakanNya, bersiap dipakai Tuhan dahsyat menuai jiwa-jiwa. Peperangan rohani yang lebih besar harus dilakukan agar alami kebangunan rohani tahap kedua, tahap terakhir dan terbesar ini. Tembok Yerikho dalam hidup kita, yang menghalangi penuaian dan lawatan Tuhan akan runtuh, dalam nama Tuhan Yesus! (IK)

Kita diminta untuk ikuti tabut Allah, keluar dari zona nyaman dan memiliki hati yang fleksible terhadap perubahan, jangan marah, bersungut-sungut, menunda, sehingga kita dapat terus berjalan dalam kehendak dan rencanaNya yang sempurna.