Ayo Saat Teduh/10/25: Perbedaan antara revisi
(baru) |
k (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=") |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{unified info | templatetype=saatteduh | {{unified info | templatetype=saatteduh | ||
| image= | | image= | ||
| | | title= Oleh iman Nuh membuat bahtera | ||
| bulan = 10 | | bulan = 10 | ||
| hari = 25 | | hari = 25 |
Revisi terkini sejak 2 Mei 2023 05.06
Ayo Saat Teduh | |
---|---|
Tanggal | Jumat, 25 Okt 2024 |
Kemarin | Kamis, 24 Okt 2024 |
Besok | Sabtu, 26 Okt 2024 |
Ada saatnya di mana Tuhan meminta umat-Nya untuk melakukan perintah-Nya yang seolah-olah tidak masuk akal sama sekali. Mungkin suatu pekerjaan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Mungkin sebuah persiapan untuk menghadapi suatu situasi yang tidak pernah ditemui sebelumnya. Salah satu contoh yang paling menakjubkan dari hal ini adalah kisah mengenai bagaimana Nuh membangun bahtera, dengan iman. Teladannya begitu mendalam baik mengenai situasi yang dihadapinya, maupun tindakan iman yang dilakukan oleh Nuh.
Latar belakang dari kisah tersebut adalah kejahatan manusia yang sudah luar biasa. “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:5). Sebuah air bah menjadi hukuman yang setimpal bagi manusia. “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi” (Kejadian 6:7). “Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi” (Kejadian 6:17). Nuh adalah seorang yang saleh yang hidup dalam persekutuan yang erat dengan Tuhan. Karena kasih karunia, ia akan diselamatkan dari air bah tersebut. “Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN... Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah” (Kejadian 6:8-9).
Untuk membuat sebuah bahtera yang dapat mengatasi air bah tersebut pasti terlihat aneh di tengah-tengah dunia yang tidak pernah mengalami hal tersebut sebelumnya. Namun demikian, Nuh menerima perintah ilahi tersebut dengan sepenuh hati, walaupun ia sendiri belum pernah melihat bagaimana bentuk hukuman Tuhan tersebut. “Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan--dengan taat mempersiapkan bahtera.” Ketaatan Nuh dimotivasi oleh sebuah rasa hormat yang kudus kepada Allah pencipta alam semesta.
Akibat dari pekerjaan imannya itu sangatlah luas. Keluarganya diselamatkan: “mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya.” Oleh karena kesalehan iman Nuh, semua manusia lainnya dihukum oleh karena kejahatan dan ketidakpercayaan mereka: “dan karena iman itu ia menghukum dunia.” Nuh sendiri terhitung diantara mereka yang menerima pembenaran dari Allah karena iman mereka kepada-Nya: “dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.” Lebih dari itu, Nuh menjadi peringatan mengenai persiapan menjelang kedatangan Tuhan. “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia” (Matius 24:37).
Doa
Ya Tuhan, ajarlah aku untuk bertindak berdasarkan iman, seperti Nuh, setiap saat Engkau memanggil aku untuk menjalankan sebuah tugas yang besar. Dan saat hukuman semakin mendekati dunia yang semakin jahat ini, tolong aku untuk memberitakan Kristus sebagai bahtera keselamatan, sementara kami menantikan kedatangan-Nya kembali. Amin.Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan--dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. (Ibrani 11:7) Ada saatnya di mana Tuhan meminta umat-Nya untuk melakukan perintah-Nya yang seolah-olah tidak masuk akal sama sekali. Mungkin suatu pekerjaan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Mungkin sebuah persiapan untuk menghadapi suatu situasi yang tidak pernah ditemui sebelumnya. Salah satu contoh yang paling menakjubkan dari hal ini adalah kisah mengenai bagaimana Nuh membangun bahtera, dengan iman.