Khotbah: 20090308-0600/SR: Perbedaan antara revisi
k (Penggantian teks - " | tanggal =" menjadi " | date=") |
k (Penggantian teks - " | acara =" menjadi " | event=") |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
| name= Sutadi Rusli | | name= Sutadi Rusli | ||
| type= Pesan Gembala | | type= Pesan Gembala | ||
| | | event= Ibadah Raya | ||
| date= 2009-03-08 | | date= 2009-03-08 | ||
| location = Graha Amal Kasih | | location = Graha Amal Kasih |
Revisi per 24 Februari 2023 15.16
Pesan Gembala | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 8 Maret 2009 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Graha Amal Kasih |
Kota | Bogor |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air, dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Barangsiapa yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk minum." Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya."
Suatu waktu, Tuhan menyuruh Gideon menyiapkan pasukan Israel untuk berperang. Maka terkumpullah 32 ribu orang yang siap berperang. Tetapi Tuhan berkata kepada Gideon bahwa jumlah tersebut terlalu banyak. Lalu Gideon menyuruh pulang 22 ribu orang, sehingga tersisa 10 ribu orang, tetapi itu pun masih terlalu banyak. Lalu Gideo bertanya kepada Tuhan bagaimana menyaring yang 10 ribu pasukan ini, maka Tuhan menyuruh Gideon untuk membawa pasukannya yang tinggal 10 ribu itu untuk minum air. Dan 10 ribu pasukan itu terbagi menjadi 2 kelompok dari cara meminum air. Kelompok yang satu berjumlah 9700 orang (97%) dan kelompok yang lain hanya 3%-nya, yaitu 3000 orang. Gideon memperhatikan bahwa kelompok yang berjumlah 9700 orang ketika sampai di kolam, mereka tanpa pikir panjang ada yang melempar senjatanya, ada yang berlari-lari dan langsung mencelup mukanya ke dalam air, karena memang pasukan yang dipimpin Gideon sedang mengalami kehausan. Tetapi Gideon juga memperhatikan ada 300 tentara yang juga kehausan, tetapi cara mereka minum di kolam itu berbeda. 300 tentara ini tetap tenang, mereka mendekati kolam sambil tetap memegang senjatanya, dan dengan mata yang tetap tertuju ke depan dan penuh kewaspadaan, mereka menggunakan telapak tangan mereka untuk mengambil air dari kolam itu dan minum perlahan-lahan secukupnya. Dan Tuhan berkata kepada Gideon untuk memulangkan pasukan yang 9700 orang itu, sebab Tuhan hanya mau memakai 300 orang yang telah teruji ini. Angka 300 dalam kisah Gideon ini adalah angka kemenangan.
Pesan Tuhan bagi kita melalui kisah 300 tentara Gideon ini ialah:
- Tetap waspada dan senantiasa berjaga-jaga
- Menikmati berkat secukupnya
#1 Tetap waspada dan senantiasa berjaga-jaga
Sebanyak 300 orang tentara Gideon yang mengalami kehausan ini tetap waspada dan berjaga-jaga saat mereka mendekati kolam, mereka berlutut dengan kepala tegak dan mata yang berjaga-jaga kalau ada tentara musuh yang datang. Tangan mereka yang satu tetap memegang senjata mereka, dan tangan yang lain mereka gunakan untuk mengambil air dan meminumnya dengan telapak tangan mereka, perlahan-lahan mereka minum secukupnya dengan sikap waspada.
Demikian juga kita, jika kita mau tetap menjadi umat pemenang, kita harus seperti 300 tentara Gideon ini. Hari-hari ini ada begitu banyak kebutuhan jasmani yang kita perlukan, ada begitu banyak tekanan-tekanan yang terjadi, ada begitu banyak godaan-godaan yang berusaha menimpangkan iman kita. Tuhan mau kita tetap waspada dan berjaga-jaga. Jangan sampai karena ingin mencukupi kebutuhan-kebutuhan Saudara, Saudara tidak lagi melakukan kebenaran Firman Tuhan. Bahkan sekarang banyak sekali orang-orang yang meninggalkan iman Kristen-nya. Saya tahu bagaimana ada seseorang yang bahkan sudah melayani, tetapi karena ingin menikah dengan orang yang berbeda kepercayaan, dia dengan mudah melepaskan iman Kristennya. Dia jual imannya, padahal Tuhan menebus hidupnya dengan harga yang sangat mahal yang tak terbayarkan oleh apapun, yaitu dengan nyawa-Nya sendiri.
Beberapa waktu lalu saya juga mengikuti sidang Majelis Pekerja Lengkap dari Sinode GBI. Di sana saya bertemu dengan seorang hamba Tuhan. Ternyata hamba Tuhan ini diberikan misi khusus untuk membuat suatu wadah untuk mempertemukan orang-orang Kristen yang belum minkah. Wadah ini dibuat untuk mengantisipasi maraknya kelompok-kelompok tertentu yang berusaha "menjerat" orang-orang Kristen usia dewasa yang belum menikah. Sehingga Gereja Tuhan tidak berpangku tangan, dengan membuat wadah untuk mengumpulkan orang-orang Kristen yang belum menikah untuk didoakan dan dibekali. Hari-hari ini juga ada daerah-daerah "kantong Kristen" yang sekarang sudah tidak mayoritas Kristen lagi, karena kebanyakan dari mereka telah melepaskan iman Kristennya karena himpitan ekonomi dan tekanan-tekanan hidup.
- Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
Semakin kita bersungguh-sungguh, maka iblis akan semakin memasang banyak perangkap-perangkap godaan untuk menjerat Saudara.
Mari saya berikan perumpamaan untuk hal ini. Ada seorang ibu yang mengalami sakit di bagian perutnya. Setelah ia memeriksakan diri ke dokter, ternyata ibu ini sakit maag, maka dokter memberikan resep dan juga nasehat agar si ibu ini jangan makan sembarangan, jangan makan yang pedas, jangan makan yang asam, dia hanya diperbolehkan makan makanan tertentu saja untuk proses kesembuhannya. Setelah beberapa hari si ibu menuruti nasihat dokter dan meminum obatnya, maka ia merasakan perutnya sudah terasa baik. Satu siang yang panas anaknya membawa kantong plastik berisi asinan. Ibu ini begitu tergiur ketika melihat segarnya asinan itu, dan walaupun sang anak sudah melarang dan mengingatkan ibunya akan nasihat dokter, si ibu tetap saja tidak dapat menahan dirinya karena melihat dan membayangkan betapa lezatnya makan asinan di siang yang panas itu. Akhirnya si ibu ini tidak mempedulikan lagi larangan anaknya, tidak ingat lagi akan sakit yang dideritanya, dan ia langsung saja melahap asinan segar tersebut. Dan beberapa saat kemudian perutnya bereaksi dan si ibu ini mengalami kesakitan yang luar biasa. Saya tanya pada Saudara, dalam kasus tersebut siapa yang salah, asinan yang salah, atau si ibu yang salah? Tentu saudara akan menjawab bukan salah asinannya, tetapi salah si ibu, yang tidak dapat menguasai dirinya.
Demikian juga dengan hidup Saudara. Kita tahu iblis memasang jerat untuk menjerat kita. Tetapi kalau ada orang yang terjerat dengan godaan iblis maka seringkali orang menyalahkan godaannya. Saudara harus tahu, jika ada satu hal atau satu situasi yang dapat membawa Saudara jatuh dalam dosa, Saudara justru harus hindari!
Hari-hari ini Tuhan sedang membuka satu pintu untuk meneruskan tongkat estafet kepada generasi Yosua atau generasi muda. Kita ingat kisah Yosua, setelah merebut kota Yerikho, maka ia bersiap untuk merebut kota yang kecil yang bernama Ai, di mana arti kata Ai adalah puing/reruntuhan, jadi seharusnya kota Ai ini pasti lebih mudah direbut daripada Yerikho. Tetapi apa yang terjadi, justru di kota kecil ini pasukan Israel dikalahkan dan dipermalukan oleh musuh. Setelah diselidiki, penyebab kekalahan itu ialah karena ada seorang yang bernama Akhan yang melanggar perintah Tuhan, sehingga Tuhan tidak dapat memberikan kemenangan kepada orang Israel.
- aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali."
Rupanya Akhan berbuat dosa dimulai dari melihat, kemudian mengingininya. Demikian juga terjadi dengan raja Daud. Ketika semua orang pergi berperang, Daud tinggal di istana dan ia melihat wanita bernama Batsyeba yang sedang mandi. Dan akhirnya Daud pun jatuh, dimulai dari melihat. Mari jaga panca indera kita, jangan sampai menjadi celah untuk iblis menjerat kita ke dalam dosa. Jangan sampai masalah ekonomi maupun tekanan-tekanan hidup apapun bentuknya, membuat Saudara berkompromi dengan dosa, bahkan meninggalkan iman percaya kita. Sekali percaya pada Yesus, biarlah untuk selama-lamanya hanya percaya pada-Nya.
#2 Menikmati berkat secukupnya
Ketiga ratus tentara Gideon ini merasa kehausan sama seperti yang lain. Tetapi ketika mereka menemukan air, mereka tetap waspada, dan sambil berjaga-jaga mereka mangambil air dengan telapak tangan mereka, dan mereka minum perlahan-lahan sambil tetap waspada. Mereka mengambil air dengan telapak tangannya, ini berbicara mengenai secukupnya. Matius 6:11 berkata "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya". Ini adalah doa yang diajarkan Tuhan Yesus untuk ita. Kalau kita baca ayat ini dalam bahasa Inggris maka dikatakan "Give us this day our daily bread."
Ada dua macam roti, yang satu adalah roti jasmani, berbicara mengenai makanan jasmani yang diperlukan oleh tubuh jasmani kita. Tetapi ada roti yang kedua, yaitu roti rohani. Tuhan Yesus berkata, "Akulah roti hidup." Dan Ia pun berkata bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Sehingga kalau kita katakan krisis yang sedang terjadi inibukan untuk kita, karena sumber penghidupan kita bukan berasal dari dunia ini, tetapi sumber penghidupan kita berasal dari Tuhan Yesus Kristus. Semahal apapun makanan jasmani yang kita makan, makanan yang kita makan hanya akan dibuang di jamban. Waktu orang-orang Israel ada di padang gurun, Tuhan memberi mereka roti manna yang turun setiap hari, dan mereka hanya dapat makan secukupnya saja, karena roti mana itu tidak dapat dimakan untuk esok harinya. Tapi pada hari ke-enam Tuhan menyuruh mereka untuk mengambil roti dua kali lipat, karena pada hari ketujuh mereka akan masuk dalam Sabat, yaitu hari perhentian, di mana roti manna tidak ada.
Kedatangan Yesus yang kedua sudah amat sangat dekat. Kita ada di jaman Roh Kudus, yaitu hari ke-6, di mana kita semuanya akan memasuki hari ketujuh, di mana tidak ada lagi Firman Tuhan pada hari itu. Ke depan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, apakah kita akan masih punya kebebasan untuk beribadah, apakah kita masih bisa baca Firman dengan bebas, apakah Saudara masih bisa berdoa dengan bebas. Tetapi justru dalam hari-hari terakhir ini, Saudara harus menyimpan roti rohani lebih banyak lagi dalam hidup Saudara. saudara harus perbanyak mendengar Firman Tuhan, Saudara harus semakin menjadi pelaku Firman Tuhan. Dan Tuhan berkata dalam Matius 6:34, Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Tuhan berjalan di depan kita, menunggu kita di hari esok. Dan Ia sudah menyediakan roti harian kita, tetapi ada syarat untuk mengalami kecukupan yang dari Tuhan itu, yaitu pada ayat 33, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Di tengah-tengah goncangan yang ada, Tuhan sediakan yang terbaik untuk kita, bahkan ada begitu banyak berkat yang Ia sediakan untuk umat-Nya. Saya melihat sendiri bagaimana anak-anak Tuhan yang mengasihi Dia mengalami mujizat berkat Tuhan yang berlimpah. Tuhan mau kita ambil bagian kita secukupnya, dan Ia mau kita menjadi saluran berkat bagi banyak orang.
Penutup
Mari fokuskan hidup Saudara untuk meningkatkan kerohanian Saudara. Jika kita melakukan hal ini, maka Tuhan akan memelihara hidup kita. Mari kita menjadi seperti 300 pasukan Gideon, yang tetap waspada dan berjaga-jaga dan menikmati berkat jasmani secukupnya, Immanuel.
Sumber
- Warta Jemaat Gereja Bethel Indonesia Jemaat Induk Danau Bogor Raya. Gideon 300. Minggu, 5 April 2009.