Suplemen Diskusi COOL/2010-21: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (upd)
 
k (upd)
Baris 1: Baris 1:
{{dalam pengembangan}}
{{materi cool
{{materi cool
  | tipe  = suplemen
  | tipe  = suplemen
Baris 17: Baris 16:
  | headingintro      = no
  | headingintro      = no
  | headingisi        = no
  | headingisi        = no
  | headingkesimpulan = Peneguhan
  | headingkesimpulan = no


  | unduh = no
  | unduh = no
   
   
  | ayatintro =  
  | ayatintro =  
'''''“Dan bangsa itu beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang telah melihat segenap perbuatan yang besar, yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel. Dan Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, mati pada umur seratus sepuluh tahun.”'''''
({{sabdaweb2v|Hakim 2:7-8}})


  | intro =
  | intro =
Perhatikanlah kehidupan Yosua dan kita akan menemukan bahwa seluruh hidupnya ditandai dengan suatu karakter-Nya yang paling kuat, yaitu ketaatan. Inilah seorang pribadi yang selalu memberikan dirinya secara penuh untuk menyelesaikan tugas apapun yang diberikan kepadanya. Jika kita mendengar kata “Yosua” yang mungkin pertama kali kita ingat adalah sosok seorang Panglima Perang, pengganti Musa dan seorang muda yang luar biasa. Tetapi ketaatan Yosua-lah yang menjadi tanda pribadinya yang paling kuat, yang membuat Firman TUHAN dengan jelas menyatakan bahwa ia adalah seorang Hamba TUHAN. Kisah Yosua yang memimpin bangsa Israel memasuki dan merebut tanah perjanjian, adalah pembelajaran yang harus kita cermati di tengah-tengah tahun pemulihan dan kelimpahan. Ketaatan Yosua menentukan derap hidupnya, demikian juga dengan kita: ketaatan kita menentukan derap hidup kita.


  | isi=
  | isi=
Ketaatan apa saja?
'''1. Ketaatan kepada pemimpin kita, baik di dunia kerja atau rohani (Keluaran 17:9-10)'''
:Pertama kali Yosua muncul di dalam Alkitab adalah di teks di atas. Bangsa Israel sedang menghadapi situasi kritis karena ditantang secara militer oleh orang-orang Amalek. Suatu bangsa budak yang baru saja keluar dari Mesir, tanpa pengalaman tempur apapun, kini harus mengangkat senjata membela diri mereka. Pada momen penting inilah Musa memanggil Yosua dan memerintahkan kepadanya untuk memimpin pasukan budak melawan tentara Amalek yang jauh lebih profesional. Apa respon Yosua? “Lalu <u>Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya</u> dan berperang melawan orang Amalek ..” (Keluaran 17:10). Menakjubkan; seorang budak sederhana tanpa pengalaman tempur apapun, disuruh maju memimpin pasukan eks-budak lainnya dan ia melakukannya tanpa pandang-bulu. Perintah Musa dilaksanakan Yosua dengan sekuat tenaga, tanpa pertanyaan sana-sini. Ketaatan Yosua dan dukungan Musa membuat orang Israel mampu menghadapi musuh mereka. Ketaatan Yosua inipun ia tunjukkan dalam setiap saat Musa memberi tugas padanya, sampai akhirnya Yosua pula yang dipercaya oleh TUHAN untuk menggantikan Musa memimpin bangsa Israel.
:TUHAN memberi setiap kita seorang pimpinan; baik itu di rumah, di pekerjaan dan di pelayanan. Ketaatan kita kepada mereka adalah cermin ketaatan kita kepada TUHAN (baca bersama Efesus 6:5-7). Sebagaimana orang taat kepada pemimpin-Nya, demikianlah cerminan bagaimana ia taat kepada TUHAN. Tentu saja, pemimpin yang memberikan perintah tidak sesuai dengan kebenaran Firman TUHAN tidak perlu kita ikuti. Tetapi apabila tidak ada perintahnya yang bertentangan dengan Firman TUHAN, maka sudah seharusnya kita turuti, walaupun di mata kita sepertinya perintah itu “bengis” (baca bersama 1 Petrus 5:8). Ketaatan kita kepada para pemimpin kita, termasuk mentor rohani kita, akan menentukan derap hidup kita. Jika kita “berontak” maka derap hidup kita bisa terseok-seok, bahkan tidak dapat menikmati tanah perjanjian, yaitu berkat pemulihan dan kelimpahan yang IA sediakan bagi kita. Sebaliknya, jika kita taat, maka TUHAN pun akan memperhatikan karakter ini, dan membawa kita masuk pemulihan dan kelimpahan, sebagaimana IA membawa Yosua masuk tanah perjanjian.
'''2. Ketaatan kepada TUHAN (Yosua 24:15)'''
:Suatu pernyataan yang begitu menggelegar, yaitu Yosua mengumandangkan bahwa tidak peduli apakah orang Israel akan tetap menyembah ALLAH atau tidak, tetapi ia dan seisi rumahnya akan tetap taat, beribadah dan melayani TUHAN. Ini adalah suatu pernyataan formal dari apa yang selama ini telah dilaksanakan Yosua seumur hidupnya, yaitu ia taat kepada TUHAN dan segala perintahnya. Yosua amat menyadari bahwa ketaatan kepada TUHAN adalah kunci untuk dapat menikmati berkat tanah perjanjian (baca Ulangan 11:8-19, 11:13-15). Apapun yang TUHAN kehendaki, Yosua taat seratus persen, walaupun mungkin kelihatannya perintah TUHAN “rada aneh” seperti harus mengelilingi tembok Yerikho berhari-hari dengan diam, atau membawa Tabut Perjanjian ke tengah sungai Yordan untuk membelah sungai itu, atau memerintahkan matahari tidak terbenam agar pertempuran dapat berlanjut di atas Gibeon. Yosua mungkin tidak mengerti – seperti kita ia tidak sadar bahwa ia berhadapan dengan TUHAN (Yosua 5:13-15) – tapi satu hal yang pasti: Yosua tetap taat.
:Bagaimana dengan kita? Akankah kita tetap taat ketika jawaban TUHAN atas pergumulan kita sepertinya “aneh”? Akankah kita tetap taat ketika perintah TUHAN yang ia sampaikan melalui para Gembala-Nya sepertinya tidak masuk akal? Akankah kita tetap taat ketika TUHAN berbicara melalui renungan kita dan apa yang IA utarakan sepertinya tidak logis? Ingatlah bahwa TUHAN YESUS yang kita sembah adalah ALLAH yang kreatif; IA bisa memberikan perintah/solusi/ mujizat melalui berbagai macam cara. Yang penting adalah kita percaya dan taat, karena kita tahu bahwa ALLAH dapat bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi DIA, dan bahwa IA tidak pernah memberikan rancangan kecelakaan, namun memberikan rancangan damai sejahtera dan masa depan yang penuh pengharapan. Sekali lagi, bagian kita adalah percaya dan taat. Selama kita taat, maka berkat, pemulihan, kelimpahan dan keberuntungan TUHAN janjikan bagi kita. Amin.
<poem style="text-align:center;">
''Selidiki aku, lihat hatiku, apakah ku sungguh mengasihi-Mu YESUS''
''Kau yang Maha Tahu dan menilai hidupku, tak ada yang tersembunyi bagi-Mu''
''(Ref) T’lah kulihat kebaikan-Mu, yang tak pernah habis di hidupku''
''Ku berjuang sampai akhirnya Kau dapati aku tetap setia''
</poem>


  | kesimpulan=
  | kesimpulan=

Revisi per 28 Mei 2010 05.11

Ketaatanmu menentukan derap hidupmu
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeMei 2010
MingguIV (2010-21)
Sebelumnya
    Selanjutnya
      “Dan bangsa itu beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang telah melihat segenap perbuatan yang besar, yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel. Dan Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, mati pada umur seratus sepuluh tahun.” (Hakim 2:7-8)
      Perhatikanlah kehidupan Yosua dan kita akan menemukan bahwa seluruh hidupnya ditandai dengan suatu karakter-Nya yang paling kuat, yaitu ketaatan. Inilah seorang pribadi yang selalu memberikan dirinya secara penuh untuk menyelesaikan tugas apapun yang diberikan kepadanya. Jika kita mendengar kata “Yosua” yang mungkin pertama kali kita ingat adalah sosok seorang Panglima Perang, pengganti Musa dan seorang muda yang luar biasa. Tetapi ketaatan Yosua-lah yang menjadi tanda pribadinya yang paling kuat, yang membuat Firman TUHAN dengan jelas menyatakan bahwa ia adalah seorang Hamba TUHAN. Kisah Yosua yang memimpin bangsa Israel memasuki dan merebut tanah perjanjian, adalah pembelajaran yang harus kita cermati di tengah-tengah tahun pemulihan dan kelimpahan. Ketaatan Yosua menentukan derap hidupnya, demikian juga dengan kita: ketaatan kita menentukan derap hidup kita.

      Ketaatan apa saja?

      1. Ketaatan kepada pemimpin kita, baik di dunia kerja atau rohani (Keluaran 17:9-10)

      Pertama kali Yosua muncul di dalam Alkitab adalah di teks di atas. Bangsa Israel sedang menghadapi situasi kritis karena ditantang secara militer oleh orang-orang Amalek. Suatu bangsa budak yang baru saja keluar dari Mesir, tanpa pengalaman tempur apapun, kini harus mengangkat senjata membela diri mereka. Pada momen penting inilah Musa memanggil Yosua dan memerintahkan kepadanya untuk memimpin pasukan budak melawan tentara Amalek yang jauh lebih profesional. Apa respon Yosua? “Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek ..” (Keluaran 17:10). Menakjubkan; seorang budak sederhana tanpa pengalaman tempur apapun, disuruh maju memimpin pasukan eks-budak lainnya dan ia melakukannya tanpa pandang-bulu. Perintah Musa dilaksanakan Yosua dengan sekuat tenaga, tanpa pertanyaan sana-sini. Ketaatan Yosua dan dukungan Musa membuat orang Israel mampu menghadapi musuh mereka. Ketaatan Yosua inipun ia tunjukkan dalam setiap saat Musa memberi tugas padanya, sampai akhirnya Yosua pula yang dipercaya oleh TUHAN untuk menggantikan Musa memimpin bangsa Israel.
      TUHAN memberi setiap kita seorang pimpinan; baik itu di rumah, di pekerjaan dan di pelayanan. Ketaatan kita kepada mereka adalah cermin ketaatan kita kepada TUHAN (baca bersama Efesus 6:5-7). Sebagaimana orang taat kepada pemimpin-Nya, demikianlah cerminan bagaimana ia taat kepada TUHAN. Tentu saja, pemimpin yang memberikan perintah tidak sesuai dengan kebenaran Firman TUHAN tidak perlu kita ikuti. Tetapi apabila tidak ada perintahnya yang bertentangan dengan Firman TUHAN, maka sudah seharusnya kita turuti, walaupun di mata kita sepertinya perintah itu “bengis” (baca bersama 1 Petrus 5:8). Ketaatan kita kepada para pemimpin kita, termasuk mentor rohani kita, akan menentukan derap hidup kita. Jika kita “berontak” maka derap hidup kita bisa terseok-seok, bahkan tidak dapat menikmati tanah perjanjian, yaitu berkat pemulihan dan kelimpahan yang IA sediakan bagi kita. Sebaliknya, jika kita taat, maka TUHAN pun akan memperhatikan karakter ini, dan membawa kita masuk pemulihan dan kelimpahan, sebagaimana IA membawa Yosua masuk tanah perjanjian.

      2. Ketaatan kepada TUHAN (Yosua 24:15)

      Suatu pernyataan yang begitu menggelegar, yaitu Yosua mengumandangkan bahwa tidak peduli apakah orang Israel akan tetap menyembah ALLAH atau tidak, tetapi ia dan seisi rumahnya akan tetap taat, beribadah dan melayani TUHAN. Ini adalah suatu pernyataan formal dari apa yang selama ini telah dilaksanakan Yosua seumur hidupnya, yaitu ia taat kepada TUHAN dan segala perintahnya. Yosua amat menyadari bahwa ketaatan kepada TUHAN adalah kunci untuk dapat menikmati berkat tanah perjanjian (baca Ulangan 11:8-19, 11:13-15). Apapun yang TUHAN kehendaki, Yosua taat seratus persen, walaupun mungkin kelihatannya perintah TUHAN “rada aneh” seperti harus mengelilingi tembok Yerikho berhari-hari dengan diam, atau membawa Tabut Perjanjian ke tengah sungai Yordan untuk membelah sungai itu, atau memerintahkan matahari tidak terbenam agar pertempuran dapat berlanjut di atas Gibeon. Yosua mungkin tidak mengerti – seperti kita ia tidak sadar bahwa ia berhadapan dengan TUHAN (Yosua 5:13-15) – tapi satu hal yang pasti: Yosua tetap taat.
      Bagaimana dengan kita? Akankah kita tetap taat ketika jawaban TUHAN atas pergumulan kita sepertinya “aneh”? Akankah kita tetap taat ketika perintah TUHAN yang ia sampaikan melalui para Gembala-Nya sepertinya tidak masuk akal? Akankah kita tetap taat ketika TUHAN berbicara melalui renungan kita dan apa yang IA utarakan sepertinya tidak logis? Ingatlah bahwa TUHAN YESUS yang kita sembah adalah ALLAH yang kreatif; IA bisa memberikan perintah/solusi/ mujizat melalui berbagai macam cara. Yang penting adalah kita percaya dan taat, karena kita tahu bahwa ALLAH dapat bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi DIA, dan bahwa IA tidak pernah memberikan rancangan kecelakaan, namun memberikan rancangan damai sejahtera dan masa depan yang penuh pengharapan. Sekali lagi, bagian kita adalah percaya dan taat. Selama kita taat, maka berkat, pemulihan, kelimpahan dan keberuntungan TUHAN janjikan bagi kita. Amin.


      Selidiki aku, lihat hatiku, apakah ku sungguh mengasihi-Mu YESUS
      Kau yang Maha Tahu dan menilai hidupku, tak ada yang tersembunyi bagi-Mu
      (Ref) T’lah kulihat kebaikan-Mu, yang tak pernah habis di hidupku
      Ku berjuang sampai akhirnya Kau dapati aku tetap setia

      Sumber