FAQ: Utama/Baptisan Roh Kudus: Perbedaan antara revisi
Dari GBI Danau Bogor Raya
k (upd) |
k (upd) |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
<span class="nav m-0" aria-label="breadcrumb"> | <span class="nav m-0" aria-label="breadcrumb"> | ||
<ol class="breadcrumb ml-0 p-2 pl-3"> | <ol class="breadcrumb ml-0 mt-0 p-2 pl-3"> | ||
<li class="breadcrumb-item">[[FAQ:Utama|'''FAQ''']]</li> | <li class="breadcrumb-item">[[FAQ:Utama|'''FAQ''']]</li> | ||
<li class="breadcrumb-item active" aria-current="page">[[FAQ:Baptisan Roh Kudus|Baptisan Roh Kudus]]</li> | <li class="breadcrumb-item active" aria-current="page">[[FAQ:Baptisan Roh Kudus|Baptisan Roh Kudus]]</li> |
Revisi per 1 November 2022 03.40
Berbahasa roh dalam ibadah
- Tanya
- Di 1 Korintus 14:26-28, Rasul Paulus memberikan aturan dalam berbahasa roh. 2-3 orang yang berbahasa roh, itu pun kalau ada yang menafsirkannya. Tapi kenapa dalam ibadah raya di GBI, satu gedung berbahasa roh dan tidak ada yang menafsirkannya?
- Jawab
- Yang biasa dipraktikkan di ibadah raya GBI, bukan karunia Roh yang ada di 1 Korintus 12, tapi yang kita praktikkan adalah Kisah Para Rasul 1:8. Pengakuan iman GBI, tanda awal dibaptis Roh Kudus adalah berbahasa roh.
- Kita harus bisa membedakan antara karunia Roh dan tanda awal dipenuhi Roh Kudus. Kita GBI percaya, orang yang dipenuhi Roh Kudus akan berbahasa roh.
Karunia roh dalam 1 Korintus 12 dan berbahasa roh dalam Kisah 1:8 itu sesuatu yang berbeda. Jangan ditarik bahwa kenapa dalam ibadah raya tidak ada yang mengartikan, karena memang berbeda.
- Dalam kitab Korintus, kita melihat karunia Roh untuk berbahasa roh dan karunia lainnya untuk menginterpretasikan.
- Bahasa roh sebagai tanda awal berbahasa roh dalam Kisah 1:8 juga tidak ada yang mengartikan.
- Sejarahnya, kitab Korintus ditulis oleh Rasul Paulus dan kitab Kisah Para Rasul ditulis oleh Lukas. Dua orang yang berbeda yang menulis. Dalam teologi, kita memegang pengertian bahwa kita tidak bisa mengadu/mengontradiksi tulisan dari dua orang yang berbeda, karena mereka punya cara pandang yang berbeda. Kecuali kalau Paulus menulis Kitab A dan Kitab B, kalau berbeda, kita bisa pelajari.
- Harus diakui dengan jelas dan tegas, tidak semua orang yang berbahasa roh dalam ibadah raya itu dari Roh Kudus. Karena ada orang yang ikut-ikutan saja. Kita manusia tidak tahu itu benar atau tidak. Yang tahu hanya Tuhan dan orang itu sendiri. Kita yang mendengarnya, kita tidak punya hak untuk menghakimi orang itu. Kita tidak usah menghakimi dan mungkin menjadi dosa. Biarlah menjadi urusan dia dan Tuhan.
- Tapi banyak kesaksian, orang yang rindu dipenuhi Roh Kudus (bukan ingin berbahasa roh), dan waktu dipenuhi Roh Kudus, mereka tidak bisa menahan mulutnya, ada bahasa-bahasa baru yang keluar.
- Mungkinkah di GBI mengalami bahasa roh yang berada di 1 Korintus 12? Sangat mungkin, karena memang banyak kesaksian hal seperti ini terjadi juga.