Article: 20230811/CLU: Perbedaan antara revisi
Baru |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 17: | Baris 17: | ||
}} | }} | ||
{{blockquote/Ayat | {{blockquote/Ayat | ||
| ''''' | | '''''Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?''''' | ||
| {{sabdaweb2v|Roma 10:14b}} | | {{sabdaweb2v|Roma 10:14b}} | ||
}} | }} | ||
== Pendahuluan == | == Pendahuluan == | ||
Tahun 2033 telah | Tahun 2033 telah disepakati bersama sebagai tahun target penuntasan Amanat Agung, di mana setiap orang di seluruh dunia mengalami perjumpaan yang otentik dengan Tuhan Yesus. | ||
Kita tidak mengatakan bahwa semua orang akan menjadi percaya kepada Tuhan Yesus, tapi paling tidak semua orang di seluruh dunia mendengar Injil dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan. | |||
Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri oleh segelintir orang, bahkan oleh gereja besar sekalipun. Dibutuhkan kolaborasi, ''unity'', dan keterlibatan aktif semua orang percaya untuk memberitakan Injil: termasuk kita sebagai anggota kelompok COOL di manapun kita berada. | |||
Tidak sedikit dari antara kita yang memiliki niat dan dorongan untuk memberitakan Injil, hanya saja seringkali niat tersebut tertahan atau tertunda karena adanya hambatan dalam diri kita. | |||
== Isi == | == Isi == | ||
Hari ini kita akan merenungkan bersama paling tidak 3 (tiga) hambatan dalam memberitakan Injil dan bagaimana kita mengatasinya: | |||
<ol> | <ol> | ||
<li>'''Keegoisan'''</li> | <li>'''Keegoisan'''</li> | ||
Keegoisan | {{p|'''Keegoisan''' ('''egois''') adalah pemusatan terhadap diri sendiri. Egois merupakan sifat manusia yang merasa bahwa diri sendiri adalah yang paling penting dan utama.}} | ||
{{p|Si egois berkata: ''“Yang penting saya sudah percaya Yesus, sudah menerima keselamatan dan kepastian masuk sorga. Jadi hal-hal lainnya sudah tidak penting. Apakah Saudaraku atau temanku atau bahkan keluargaku sudah percaya Yesus atau tidak, itu bukan hal yang penting buatku."''}} | |||
{{pPengurapan yang diberikan kepada kita, bahkan Roh Kudus yang diam dalam hidup kita, memenuhi kita dengan hadirat dan kuasa-Nya dimaksudkan agar kita menyampaikan kabar baik serta memberitakan pembebasan kepada mereka yang memerlukan keselamatan. Bukan agar kita sekedar menjadi “orang Kristen yang diurapi, orang Kristen yang rohani”, tetapi sungguh-sungguh menjadi orang Kristen yang memberitakan Injil.}} | |||
<li>'''Ketidakpedulian'''</li> | <li>'''Ketidakpedulian'''</li> | ||
Ketidakpedulian atau sikap acuh tak acuh dengan orang lain juga menjadi hambatan dalam memberitakan Injil. Hal ini merupakan demotivasi, yang membuat seseorang merasa enggan untuk memberitakan injil. Tidak peduli dengan keselamatan orang lain, tidak peduli apakah orang-orang disekitarnya, orang-orang yang dikenalnya akan mati dalam kebinasaan tanpa memiliki kesempatan untuk mendengar injil. Untuk mengatasi hambatan ini, Paulus memberikan teladan untuk kita ikuti. | {{p|'''Ketidakpedulian''' atau '''sikap acuh tak acuh dengan orang lain''' juga menjadi hambatan dalam memberitakan Injil. Hal ini merupakan demotivasi, yang membuat seseorang merasa enggan untuk memberitakan injil. Tidak peduli dengan keselamatan orang lain, tidak peduli apakah orang-orang disekitarnya, orang-orang yang dikenalnya akan mati dalam kebinasaan tanpa memiliki kesempatan untuk mendengar injil.}} | ||
{{p|Untuk mengatasi hambatan ini, Paulus memberikan teladan untuk kita ikuti. Itulah sebabnya Paulus ''all out'' dalam memberitakan Injil.}} | |||
:'''''Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.''''' ({{sabdaweb2v|1 Korintus 9:18-19}}) | |||
<li> '''Ketakutan''' </li> | <li> '''Ketakutan''' </li> | ||
'''Ketakutan menjadi momok tersendiri | {{p|'''Ketakutan''' menjadi momok tersendiri bagi sebagian besar orang percaya dalam memberitakan Injil. Takut ditolak, takut yang diberitakan Injil menjadi marah, takut mengalami aniaya, takut dihakimi massa, dan banyak ketakutan-ketakutan lainnya.}} | ||
{{p|Murid-murid pada zaman gereja mula-mula juga mengalami tekanan, aniaya, dan intimidasi agar mereka tidak memberitakan injil. Namun, alih-alih melarikan diri dan menghindari aniaya dengan tidak memberitakan Injil, mereka justru berdoa agar Tuhan memberikan mereka keberanian untuk memberitakan Injil dan agar Tuhan menyatakan kuasa-Nya dalam pemberitaan Injil yang mereka lakukan.}} | |||
{{p|Jadi, langkah efektif untuk mengatasi ketakutan adalah dengan berdoa dan meminta agar kita senantiasa dipenuhi oleh Roh Kudus serta diberikan keberanian untuk memberitakan Injil.}} | |||
</ol> | </ol> | ||
Baris 44: | Baris 61: | ||
== Jadwal == | == Jadwal == | ||
* 04 | * 04 Ags: Materi COOL | ||
* 11 | * 11 Ags: Materi COOL | ||
* 18 | * 18 Ags: Doa Keliling <br />Seluruh COOL minggu ini bergabung dengan [[Nusantara Call (2023-2024)|Nusantara Call]] pada hari Rabu, 16 Agustus 2023 | ||
* 25 | * 25 Ags: Evaluasi bahan COOL minggu ke-1, 2 |
Revisi terkini sejak 5 Agustus 2023 06.56
Materi COOL Umum | |
---|---|
Tanggal | Jumat, 11 Agustus 2023 |
Penulis | COOL Umum |
Unduh | Google Drive |
| |
|
Tahun 2033 telah disepakati bersama sebagai tahun target penuntasan Amanat Agung.
Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
Pendahuluan
Tahun 2033 telah disepakati bersama sebagai tahun target penuntasan Amanat Agung, di mana setiap orang di seluruh dunia mengalami perjumpaan yang otentik dengan Tuhan Yesus. Kita tidak mengatakan bahwa semua orang akan menjadi percaya kepada Tuhan Yesus, tapi paling tidak semua orang di seluruh dunia mendengar Injil dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan.
Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri oleh segelintir orang, bahkan oleh gereja besar sekalipun. Dibutuhkan kolaborasi, unity, dan keterlibatan aktif semua orang percaya untuk memberitakan Injil: termasuk kita sebagai anggota kelompok COOL di manapun kita berada.
Tidak sedikit dari antara kita yang memiliki niat dan dorongan untuk memberitakan Injil, hanya saja seringkali niat tersebut tertahan atau tertunda karena adanya hambatan dalam diri kita.
Isi
Hari ini kita akan merenungkan bersama paling tidak 3 (tiga) hambatan dalam memberitakan Injil dan bagaimana kita mengatasinya:
- Keegoisan
- Ketidakpedulian
- Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. (1 Korintus 9:18-19)
- Ketakutan
Keegoisan (egois) adalah pemusatan terhadap diri sendiri. Egois merupakan sifat manusia yang merasa bahwa diri sendiri adalah yang paling penting dan utama.
Si egois berkata: “Yang penting saya sudah percaya Yesus, sudah menerima keselamatan dan kepastian masuk sorga. Jadi hal-hal lainnya sudah tidak penting. Apakah Saudaraku atau temanku atau bahkan keluargaku sudah percaya Yesus atau tidak, itu bukan hal yang penting buatku."
{{pPengurapan yang diberikan kepada kita, bahkan Roh Kudus yang diam dalam hidup kita, memenuhi kita dengan hadirat dan kuasa-Nya dimaksudkan agar kita menyampaikan kabar baik serta memberitakan pembebasan kepada mereka yang memerlukan keselamatan. Bukan agar kita sekedar menjadi “orang Kristen yang diurapi, orang Kristen yang rohani”, tetapi sungguh-sungguh menjadi orang Kristen yang memberitakan Injil.}}
Ketidakpedulian atau sikap acuh tak acuh dengan orang lain juga menjadi hambatan dalam memberitakan Injil. Hal ini merupakan demotivasi, yang membuat seseorang merasa enggan untuk memberitakan injil. Tidak peduli dengan keselamatan orang lain, tidak peduli apakah orang-orang disekitarnya, orang-orang yang dikenalnya akan mati dalam kebinasaan tanpa memiliki kesempatan untuk mendengar injil.
Untuk mengatasi hambatan ini, Paulus memberikan teladan untuk kita ikuti. Itulah sebabnya Paulus all out dalam memberitakan Injil.
Ketakutan menjadi momok tersendiri bagi sebagian besar orang percaya dalam memberitakan Injil. Takut ditolak, takut yang diberitakan Injil menjadi marah, takut mengalami aniaya, takut dihakimi massa, dan banyak ketakutan-ketakutan lainnya.
Murid-murid pada zaman gereja mula-mula juga mengalami tekanan, aniaya, dan intimidasi agar mereka tidak memberitakan injil. Namun, alih-alih melarikan diri dan menghindari aniaya dengan tidak memberitakan Injil, mereka justru berdoa agar Tuhan memberikan mereka keberanian untuk memberitakan Injil dan agar Tuhan menyatakan kuasa-Nya dalam pemberitaan Injil yang mereka lakukan.
Jadi, langkah efektif untuk mengatasi ketakutan adalah dengan berdoa dan meminta agar kita senantiasa dipenuhi oleh Roh Kudus serta diberikan keberanian untuk memberitakan Injil.
Kesaksian
Kendala apa yang Anda alami saat bersaksi? Bagaimana Anda mengatasinya? Sharingkan.
Kesimpulan dan saling mendoakan
Apapun yang menjadi kendala dalam pemberitaan Injil yang ada pada kita, maka mintalah kekuatan Roh Kudus untuk mengurapi kita agar kita berani melangkah menjadi saksi Kristus.
Jadwal
- 04 Ags: Materi COOL
- 11 Ags: Materi COOL
- 18 Ags: Doa Keliling
Seluruh COOL minggu ini bergabung dengan Nusantara Call pada hari Rabu, 16 Agustus 2023 - 25 Ags: Evaluasi bahan COOL minggu ke-1, 2