Khotbah: 20100627-1100/IST: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - " | tempat = Graha Amal Kasih↵ | gereja = GBI Danau Bogor Raya↵" menjadi " | location = Graha Amal Kasih | church = GBI Danau Bogor Raya ")
k (Penggantian teks - " | namalengkap =" menjadi " | completename =")
Baris 4: Baris 4:
  | khotbah    = Tuhan tidak pernah terlambat menolong kita
  | khotbah    = Tuhan tidak pernah terlambat menolong kita
  | khotbahstyle=  
  | khotbahstyle=  
  | namalengkap = Pdt Ishak Tulus
  | completename = Pdt Ishak Tulus
  | nama        = Ishak Tulus
  | nama        = Ishak Tulus
  | acara      = Ibadah Raya 3
  | acara      = Ibadah Raya 3

Revisi per 14 November 2022 12.40

Ada satu keluarga di Betania, keluarga ini terdiri dari Maria, Marta dan Lazarus. Mereka adalah orang-orang yang mengasihi Tuhan, bahkan Maria pernah meminyaki kaki Yesus dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Mereka mengasihi Yesus dan Yesus mengasihi mereka. Sekali waktu, mereka punya problem serius. Lazarus sakit. Lalu mereka mengabari Yesus, "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika mendengar kabar itu, Yesus tidak segera datang ke Betania lalu menyembuhkan Lazarus. Tapi justru Yesus dengan sengaja tinggal dua hari lagi di tempat dia berada.

Aku percaya Tuhanku ajaib
Kau turun tangan memulihkanku
Aku percaya Tuhanku dahsyat
Kau turun tangan memberkatiku

Haleluya!

Kami percaya buluh yang terkulai tidak akan dipatahkan, sumbu yang pudar tidak akan dipadamkan.

Hari ini setiap orang yang ada di ruangan ini dipulihkan Tuhan, yang sakit disembuhkan, yang datang dengan persoalan diberi jalan keluar! Semua akan pulang dengan sorak sorai!

Mari Tuhan berbicara kepada kami pribadi lepas pribadi, biar mata kami tertuju kepada-Mu, biar kami boleh melihat dan merasakan kemuliaan Tuhan di tengah-tengah kami.

Dalam nama Yesus, Amin!

Tuhan tidak pernah terlambat

Yohanes 11:1-6, Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;

Ada satu keluarga di Betania, keluarga ini terdiri dari Maria, Marta dan Lazarus. Mereka adalah orang-orang yang mengasihi Tuhan, bahkan Maria pernah meminyaki kaki Yesus dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Mereka mengasihi Yesus dan Yesus mengasihi mereka.

Sekali waktu, mereka punya problem serius. Lazarus sakit. Lalu mereka mengabari Yesus, "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika mendengar kabar itu, Yesus tidak segera datang ke Betania lalu menyembuhkan Lazarus. Tapi justru Yesus dengan sengaja tinggal dua hari lagi di tempat dia berada.

Mungkin Saudara sering mendengar orang berkata begini, "Rasanya makin dekat dengan Tuhan, makin mengasihi, makin memberi, makin melayani, kok persoalannya makin banyak ya?" Tapi saya mau katakan kepada Saudara bahwa dekat dengan Yesus ada persoalan, tapi jauh dengan Yesus juga ada persoalan! Bedanya, kalau dekat Yesus, Tuhan katakan, kamu boleh jatuh, tapi tidak akan sampai tergeletak!

Kita ini lemah, tapi jika kita yang lemah ini ditempelkan kepada kekuatan yang lebih besar, yaitu Tuhan, maka kita tidak akan dapat dipatahkan!

Kadang seolah-olah Tuhan membiarkan, seolah-olah Tuhan cuek. Kadang ada yang berdoa begitu lama, tapi seakan-akan Tuhan tidak menjawab, sehingga dia berpikir bahwa ini bukan dari Tuhan! Saya mau katakan, doa yang mungkin sudah Anda buang itu, ambil lagi, doakan lagi, karena Tuhan masih mau menjawabnya!

Yohanes 11:14, Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati;

Menurut perhitungan manusia, Tuhan sudah terlambat, bahkan saat Yesus tiba, Lazarus sudah dikubur empat hari, sudah membusuk. Mereka bahkan juga katakan, sudah terlambat. Tapi waktu Yesus katakan, "Lazarus, marilah ke luar!", maka benar-benar Lazarus bangkit.

Kenapa Tuhan sepertinya terlambat, kelihatannya tidak cepat ditolong? Tujuannya adalah:

  • Supaya nama Tuhan dipermuliakan,
  • Supaya kita belajar percaya, dan
  • Supaya karakter kita terbentuk dewasa

Supaya nama Tuhan dipermuliakan

Yohanes 11:4, Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

Kenapa Tuhan sepertinya terlambat? Supaya kita bisa berkata, "I am nothing, Tuhan yang luar biasa."

Saya ada teman seorang pendeta di Bekasi, suatu kali ketemu dan wajahnya terlihat pusing walaupun dia itu pendeta. Tempat Ibadahnya masih kontrak, dan yang punya tempat itu berkata tempat ini mau dijual. Saya bilang, "Puji Tuhan! Ya dibeli saja." Dia bilang uangnya belum ada. Beberapa waktu kemudian, saya dengar dia kecelakaan waktu berangkat ke Jakarta dan harus masuk rumah sakit untuk dioperasi, karena giginya copot 21! Tiga bulan kemudian, saya ketemu dia lagi di sebuah pesta pernikahan, dan wajahnya sekarang jadi lebih ganteng setelah dioperasi. Malah, "Puji Tuhan," katanya, "Tempat itu sudah terbeli." Rupanya kecelakaan itu ada maksud Tuhan! Waktu dia sedang di rumah sakit, jemaat datang, keluarga datang, dan semua yang datang kasih berkat untuk bayar operasi. Dan lebihnya bisa pas untuk bayar rumah itu!

Kalau terbentur persoalan, didatangi masalah, Saudara harus tahu, ending-nya pasti Tuhan dipermuliakan. Jangan menyalahkan Tuhan, Dia tidak pernah terlambat.

Saya juga ada teman pendeta yang suatu hari kecopetan di kereta api, "Copet, dalam nama Yesus berhenti! " Copet itu benar-benar berhenti, Saudara. Setelah mereka berbicara, ternyata copet itu orang Kristen juga. Setelah ngobrol-ngobrol itu, duitnya dibagi dua, separuh untuk copet itu.

Lazarus sudah mati, bisa hidup lagi. Dompet yang sudah dicopet bisa kembali lagi. Mungkin kau pikir persoalanmu sudah kadaluwarsa, tapi saya katakan Tuhan masih mau tolong Saudara! Semua itu untuk kemuliaan-Nya!

Supaya kita belajar percaya

Yohanes 11:15, tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."

Rupanya percaya itu harus belajar. Percaya itu bukan perasaan. Percaya itu adalah percaya. Yang jadi persoalan, percaya seperti apa? Ada tiga jenis percaya dalam Injil:

  • Percaya pasti jadi
Matius 8:13, perwira datang memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan hambanya. Tapi waktu Yesus sudah mau pergi untuk menyembuhkan hambanya itu, si perwira menjawab, "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh…" Yesus sendiri terheran dengan iman perwira itu, dan berkata, "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang kamu percaya." Dan hambanya sembuh! Inilah yang namanya percaya pasti jadi. Jadilah seperti yang kamu percaya.
Tapi ingat, sebaliknya, apa yang kita takutkan itu juga terjadi. Ayub katakan, apa saja yang kutakutkan dan cemaskan itu yang menimpa aku. Apa yang aku takutkan sesungguhnya sedang terjadi dalam hidupku.
Kekuatan percaya dan kekuatan takut itu ternyata sama. Kita harus belajar membuang takut dan percaya kepada Dia.
Saya pernah KKR di Gorontalo, waktu altar call di hari kedua, mata saya tertuju kepada sepasang suami istri di ujung mimbar. Saya tanya mereka, ternyata mereka sudah 5 tahun menikah tidak punya anak. Saya katakan, "Kalau kamu percaya, tahun depan kamu akan melahirkan anak." Mereka percaya. Tahun 2004, ketika saya melayani di Wisma Indocement, waktu saya sedang di tempat parkir, handphone saya bunyi. Ternyata istrinya sms, dia sudah hamil dan sedang ngidam-ngidamnya! Dan pada Oktober 2004 anaknya lahir!
Percaya pasti jadi!
  • Percaya seolah-olah sudah terima
Percaya bulat, seratus persen tanpa bimbang dan ragu, percaya mutlak bahwa Yesus pasti bisa tolong. Yesus katakan, kalau kamu punya iman sebesar biji sesawi, apapun yang kamu inginkan pasti terjadi. (Matius 17:20)
Ada dokter katakan, rambut yang sehat itu setiap tiga minggu tumbuh satu cm. Tuhan yang membuat rambut kita tumbuh, dokter hanya menganalisa. Jadi, Tuhan yang menyembuhkan, dokter dapat membuat diagnosa berdasarkan pengetahuan penelitian saja.
  • Percayalah seolah-olah sudah terima, dan kamu akan menerima juga
Markus 11:24 katakan, "… percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu."
Kekuatannya lebih dari sekadar mengkhayal. Orang Kristen boleh pintar dan jenius, dan memang seharusnya pintar dan jenius jadi berkat. Tapi iman dan percaya tingkatannya harus di atas pintar! Sebab kalau hanya mengandalkan pintar, maka akan 7+7=14. Tapi kalau mengandalkan percaya, 5+2 dibagi 5000 sisa 12!
Itulah bedanya orang pintar dan orang percaya. Orang yang pintar biasanya mengandalkan gaji bulanan, sukacita tanggal 1 sampai 20. Sisanya tanggal 21-30 dia bingung. Orang yang mengandalkan seperti itu, mereka sudah menutup pintu-pintu berkat di sekitarnya. Jangan tergantung pada gaji, tergantunglah pada iman percaya!
Ikut Tuhan harus lebih gila dari orang gila. Kita bisa katakan 5+2 dibagi 5000 sisa 12.
Percaya seolah-olah sudah terima. Ini levelnya lebih dari sekedar menghayal karena yang tidak mungkin jadi mungkin, tidak bisa jadi bisa, tertutup jadi terbuka, mati jadi bangkit!
Sekali waktu dulu saya melayani di GBI Wisma BRI untuk kebaktian jam 10. Saya tiba di basement, lalu saya lihat ada satu pria dan satu wanita, yang mesranya over dan saya yakin ini bukan suami-istri. Jadi, saya memperhatikan mereka. Lalu si pria ketika dekat dengan mobil saya, dia mengambil remote mobilnya dan mengarahkan ke sebuah mobil Babybenz, tapi tidak bunyi dan tidak ada reaksi sama sekali. Beberapa kali dia lakukan itu, tidak ada bunyi dan tidak ada reaksi sama sekali. Tak lama setelah itu, dia arahkan remote-nya ke sebuah mobil di belakang saya, dan mobil itu bereaksi. Ternyata mobilnya itu Timor, Saudaraku! Saya pikir-pikir, mungkin ini juga yang namanya percaya seolah-olah sudah terima.
Di Gajah Mada, saya ketemu seorang wanita yang melakukan beli perlengkapan baby seolah-olah sudah akan melahirkan.
Kadang-kadang kita perlu melakukan tindakan-tindakan seolah-olah Tuhan sudah memberikan yang kita minta!

Supaya karakter kita terbentuk seperti Maria

Yohanes 11:20-21, Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.

Ketika terdengar Yesus datang, Marta yang tipenya sibuk—dan responnya agak over—lari ke Yesus dan katakan "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati!" Saat itu Maria tinggal di rumah. Ini bedanya orang yang suka doa dan tidak. Orang yang suka doa, tetap tenang.

Yohanes 11:32-33, Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: ...

Maria sungguh tenang. Dia menghampiri Yesus bersama orang-orang Yahudi lainnya dan Maria memandang Yesus itu seperti orang lemah memandang orang yang kuat, seperti orang yang punya persoalan melihat pertolongan! Dia tersungkur di depan kaki-Nya dan mengatakan hal yang sama, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."

Karena Maria inilah tangan Tuhan terulur, Lazarus pun dibangkitkan.

Tuhan mau anak Tuhan itu karakternya mantap dan siap diberkati. Kalau kita masih terbentur masalah dan bersungut-sungut itu tandanya kita belum dewasa. Persoalan adalah alat uji untuk mempersiapkan Saudara menerima tanggung jawab yang lebih besar lagi. Kalau berkat itu sudah disediakan lalu Saudara terbentur persoalan dan marah-marah, itu sama saja dengan mundur lagi. Tapi kalau bersukacita di hadapan Tuhan, Saudara akan cepat mencapai berkat Tuhan.

Jadilah seperti Maria!

Penutup

Kalau Tuhan seolah-olah lambat menolong, itu artinya Tuhan mau kita belajar 3 hal ini: supaya nama-Nya dipermuliakan, supaya kita belajar percaya, dan supaya karakter kita lebih dewasa lagi seperti Maria.

Kuatkanlah hatimu
Lewati setiap persoalan
Tuhan Yesus selalu menopangmu
Jangan berhenti harap pada-Nya

Tuhan pasti sanggup
Tangan-Nya tak akan terlambat
'tuk mengangkatmu
Tuhan pasti sanggup
Percayalah, Dia tak tinggalkanmu

Pejamkan mata Saudara. Siapa di antara Saudara yang bergumul untuk sesuatu dan lama sekali pergumulan itu seolah tidak terjawab dan tertunda-tunda. Mungkin ada yang sudah membuang doa Saudara, berkali-kali berdoa tapi seolah Tuhan tidak jawab dan Saudara sudah buang doa itu. Ambil lagi doa itu!

Lihatlah Yesus dengan matamu yang terpejam, katakan problemmu, seperti Maria katakan pada Tuhan.

Yang sudah hancur akan dipulihkan karena Dia berkuasa! Angkat tanganmu kepada Dia, orang yang mengangkat tangan itu seperti persembahan petang hari, yaitu persembahan seekor lembu, persembahan termahal dan tertinggi. Seperti Maria memberikan minyak yang mahal, dan itu mendatangkan pertolongan bagi dia.

Tuhan pasti sanggup
Tangan-Nya tak akan terlambat
'tuk mengangkatmu
Tuhan pasti sanggup
Percayalah, Dia tak tinggalkanmu
Percayalah, Dia tak tinggalkanmu

Kami percaya tangan-Mu terulur buat kami semua.

Persoalan-persoalan yang sudah lama kami gumuli, hari ini Tuhan Yesus datang seperti membangkitkan Lazarus, Tuhan hari ini membangkitkan anak-anak-Mu di tempat ini, membangkitkan usaha mereka, rumah tangga, berkat-berkat mereka, karena Tuhan tidak pernah berubah selama-lamanya.

Segala hormat hanya bagi-Mu!

Amin.