Ayo Saat Teduh/07/22: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
kTidak ada ringkasan suntingan
k (Leo memindahkan halaman Saat teduh/07/22 ke Ayo Saat Teduh/07/22)
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 14 Juli 2018 03.13

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat… Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. (2 Petrus 3:9, 11)

Dalam renungan kita yang sebelumnya, kita mempelajari janji Tuhan Yesus untuk datang kembali bagi umat-Nya. “Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yohanes 14:3). Sudah berabad-abad lewat sementara janji tersebut masih belum digenapi. Akibatnya, banyak orang yang kemudian mencemooh janji tersebut. Alkitab mempersiapkan kita terhadap tindakan ini dengan memberikan kepada kita sebuah janji. “Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya… Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan” (2 Petrus 3:3-4). Namun demikian, kita yang percaya kepada janji-janji Allah memiliki keyakinan bahwa Ia pasti akan menepati janji-Nya dan akan datang kembali untuk kita. Ketika Ia datang kembali, Ia akan menepati sebuah janji yang lain, yaitu janji akan langit baru dan bumi baru. “Tapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. ”

Mengenai mengapa Tuhan belum datang kembali, ada dua hal yang perlu direnungkan. Hal yang pertama berkaitan dengan belas kasihan dan kesabaran Allah dalam memberikan lebih banyak kesempatan bagi manusia untuk bertobat. “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya… tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. ” Hal yang kedua berkaitan dengan cara pandang Tuhan mengenai waktu. Bagi Tuhan kita yang kekal, janji-Nya untuk datang kembali seolah-olah baru Ia berikan beberapa hari yang lalu! “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari” (2 Petrus 3:8).

Tetapi, suatu hari Tuhan akan menggenapi janji-Nya untuk kembali bagi kita. Pada saat itu, sebuah realitas yang baru dan yang kekal akan datang. “Tapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. ” Betapa indah untuk kita renungkan! “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru. . . Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu” (Wahyu 21:1-4).

Doa

Tuhan Yesus, aku menanti-nantikan kedatangan-Mu. Aku bersukacita untuk tempat yang sudah Engkau persiapkan bagiku – di mana terdapat kebenaran, sukacita dan damai sejahtera. Di atas semuanya itu, aku menanti-nantikan tinggal di dalam hadirat-Mu yang nyata untuk selama-lamanya. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat… Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. (2 Petrus 3:9, 11)