Khotbah: 20091108-0600/SR: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "Pdt Ir Sutadi Rusli" menjadi "Pdt Sutadi Rusli")
kTidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 4: Baris 4:
  | title= Bersungguh hati <!-- Otomatis mengikuti judul halaman -->
  | title= Bersungguh hati <!-- Otomatis mengikuti judul halaman -->
  | khotbahstyle=  
  | khotbahstyle=  
  | illustration16x9 = [[Berkas:Sutadi Rusli-090912-110.jpg|75px]]
  | illustration16x9 = Sutadi Rusli-090912-110.jpg
  | completename= Pdt Sutadi Rusli
  | completename= Pdt Sutadi Rusli
  | name= Sutadi Rusli
  | name= Sutadi Rusli

Revisi terkini sejak 28 Oktober 2024 03.08

ע

Sejak 18 September 2009 yang lalu, kalender orang Yahudi memasuki tahun yang baru yaitu tahun 5770 atau yang disebut juga dengan tahun Ayin. Dan simbol dari huruf Ayin ini digambarkan seperti sepasang mata yang terbuka.

Pesan profetik dari tahun Ayin ini berbicara mengenai mata Tuhan yang menuntun kita. Jadi memasuki musim yang baru ini, mata Tuhan sedang tertuju kepada umat-Nya untuk menuntun umat-Nya. Seorang hamba Tuhan dari Amerika menyampaikan bahwa di tahun Ayin ini bukanlah tahun yang mudah, bahwa pada tahun-tahun ke depan akan ada banyak tantangan dan pergumulan. Untuk itu kita harus mempersiapkan hidup kekristenan kita dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Karena bagi orang-orang Kristen yang semakin sungguh-sungguh lagi di dalam Tuhan, mereka akan melihat justru di tengah-tengah tahun yang tidak mudah ini, pertolongan, penyertaan, mujizat Tuhan akan mereka alami.

Perhatikan pohon Ara

Pohon Ara (Ficus carica)

Pesan Tuhan kali ini terambil dari Lukas 21:29-31,

Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.

Seringkali Tuhan berbicara kepada umat-Nya melalui perumpamaan. Melalui bahasa perumpamaan ini, seringkali kita lebih mengerti apa yang Tuhan pesankan. Dan ayat di atas dimulai dengan kata: "perhatikanlah". Dahulu pada waktu saya mengikuti sekolah teologia, para pengajar di sana terutama Pdt HL Senduk (alm) selalu berkata kepada siswa: "perhatikanlah, perhatikan yang ini, lakukan yang ini..." Pada waktu saya mendengar kata-kata "perhatikanlah", maka saya lebih memfokuskan diri kepada instruksi-instruksi yang diberikan, sehingga saya dapat mengalami keberhasilan. Demikian juga dengan Saudara, saat kita memperhatikan apa yang Tuhan katakan, apa yang Tuhan perintahkan, maka perjalanan hidup Saudara akan mengalami keberhasilan dan juga keberuntungan.

Pada ayat di atas, Tuhan meminta kita memperhatikan pohon ara, atau pohon yang lain di mana jika pohon-pohon tersebut sudah bertunas, berarti musim panas sudah dekat. Pohon ara berbicara mengenai negara Israel. Salah satu tanda akan kedatangan Tuhan ialah dengan memperhatikan apa yang terjadi dengan negara Israel.

Sejak orang-orang Yahudi menyalibkan Tuhan Yesus, maka mereka diserakkan oleh Tuhan ke berbagai penjuru dunia, sehingga tidak ada negara Israel. Tetapi Tuhan telah menubuat bahwa sekali waktu bangsa Israel ini akan dikumpulkan kembali. Dan seperti yang telah Tuhan janjikan, maka pada tanggal 14 Mei 1948, berdirilah negara Israel. Kemudian berangsur-angsur orang-orang Yahudi yang terserak ke berbagai penjuru bumi ini mulai kembali bersatu, mereka mulai berdatangan kembali ke tanah perjanjian yang telah Tuhan janjikan bagi mereka. Dan sejak negara Israel berdiri kembali, maka hal itu mulai menimbulkan kegelisahan di antara negara-negara yang berdekatan dengan negara Israel. Pada tahun 1967, negara Mesir, Jordania, dan Syria, melakukan penyerangan terhadap Israel, dan dalam perang yang berlangsung selama 6 hari tersebut, ketiga negara besar tersebut justru mengalami kekalahan dari Israel, bahkan Israel merebut kota Yerusalem dan menjadikannya ibu kota dari negara tersebut. Melihat negara Israel semakin berkembang, hal itu menimbulkan kegelisahan di antara bangsa-bangsa di sekitarnya, sehingga pada tahun 1973, mereka kembali menyerang negara Israel, tetapi sekali lagi Israel memenangkan peperangan tersebut, dalam tempo yang sama dengan perang tahun 1967, yaitu 6 hari.

Kalau kita perhatikan angka-angka tersebut: dua perang yang berlangsung selama masing-masing 6 hari, kemudian antara tahun 1967 sampai 1973 ada jarak 6 tahun. Alkitab kita juga berisi 66 kitab. Manusia dijadikan pada hari yang ke-6. Lambang dari antikristus juga angka 666. Kita juga tahu bahwa jumlah ayat dari kitab suci umat Muslim yaitu Al-Qur'an berjumlah 6666 ayat. Pada bulan Mei tahun 2008, negara Israel berulang tahun yang ke-60. Dan hari-hari ini mereka mengatakan bahwa langkah mereka pada saat ini adalah dalam posisi "one step in heaven". Apa maksudnya? Mari saya jelaskan.

Masjid Al-Aqsa (kiri, berkubah batu) dan Masjid Qubbat As-Sakhrah (kanan, kubah emas)

Di kota Yerusalem ada 2 Masjid, yaitu Dome of the Rock (Masjid Qubbat As-Sakhrah, berkubah emas) dan juga ada Masjid Al-Aqsa (berkubah batu). Di Masjid kubah emas itu, ada sebuah batu yang dipercaya kaum Muslim sebagai tempat di mana nabi Muhammad naik ke sorga dengan makhluk Buraq. Umat Kristen juga percaya bahwa di tempat tersebut adalah tempat di mana Abraham mempersembahkan Ishak, yang kemudian digantikan oleh Tuhan dengan seekor domba.

Masjid Al-Aqsa dipercaya oleh umat Muslim sebagai titik terjauh dari perjalanan nabi Muhammad. Tetapi jauh sebelum Masjid Al-Aqsa didirikan, di tempat tersebut pernah berdiri Bait Suci orang Yahudi yang didirikan oleh Salomo. Hari-hari ini, orang Yahudi berdoa tiga kali sehari dengan pokok doa agar mereka dapat membangun kembali Bait Suci yang sudah diruntuhkan, yang mana sekarang di tempat itu berdiri Masjid Al-Aqsa. Memang di bawah dari bangunan Masjid tersebut ada sebuah terowongan di mana kita dapat melihat bekas fondasi dari Bait Suci yang pernah didirikan oleh Salomo.

Melalui penjelasan ini, saya ingin Saudara sungguh-sungguh menangkap bahwa "pohon ara" tersebut sudah bertunas, dan musim panas, artinya kedatangan Tuhan, sudah sangat dekat. Orang Israel sekarang sedang bergumul untuk membangun Bait Suci kembali, di tempat yang sekarang berdiri Masjid Al-Aqsa yang menjadi tempat tersuci ketiga bagi umat Muslim (setelah Mekah dan Madinah). Saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi, bagaimana reaksi dunia jika orang Yahudi bertekad untuk membongkar masjid tersebut untuk dapat membangun Bait Suci bagi mereka.

Ini adalah sebuah pertanda di mana dunia akan segera masuk dalam masa kesusahan besar, tetapi sebelum masa itu terjadi, Saudara dan saya yang bersungguh-sungguh dengan Tuhan akan terlebih dahulu diangkat oleh Tuhan untuk berjumpa dengan Dia di awan-awan permai. Ini menjadi peringatan bagi kita, bahwa kedatangan Tuhan untuk menjemput mempelai-Nya sudah sangat dekat, di mana tanda-tanda yang menyertainya sudah amat nyata. Oleh sebab itu, mari kita mempersiapkan diri lebih sungguh-sungguh lagi untuk bersiap ketika Tuhan datang untuk menjemput mempelai-Nya. Dan untuk mempersiapkan diri kita, maka kita harus mengikuti tuntunan dari Tuhan sendiri.

Menjadi umat Tuhan yang bersungguh hati

2 Tawarikh 16:9,

"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.

Hanya umat Tuhan yang bersungguh hati kepada-Nya yang akan dituntun oleh Tuhan, untuk mengalami keluputan, perlindungan, serta penyertaan-Nya dalam memasuki hari-hari ke depan ini.

Kita akan belajar dari raja Asa. Raja Asa awalnya ialah seorang raja yang bersungguh hati dengan Tuhan, namun pada akhir dari perjalanan hidupnya, rupanya ia tidak lagi bersungguh hati terhadap Tuhan. Ciri-ciri dari orang yang bersungguh hati terhadap Tuhan berbanding terbalik dengan apa yang raja Asa lakukan pada akhir dari perjalanan hidupnya.

Apa yang harus kita lakukan agar kita menjadi orang-orang yang bersungguh hati terhadap Tuhan?

  1. Tetap percaya
  2. Mau menerima teguran
  3. Menjaga hati

Tetap percaya

Ini berbanding terbalik dengan apa yang raja Asa lakukan. Pada saat raja Baesa hendak menyerbu Yehuda, apa yang dilakukan oleh Asa?

2 Tawarikh 16:2,

Lalu Asa mengeluarkan emas dan perak dari perbendaharaan rumah TUHAN dan dari perbendaharaan rumah raja dan mengirimnya kepada Benhadad, raja Aram yang diam di Damsyik dengan pesan:

Raja Asa mengeluarkan harta benda bukan hanya dari rumahnya, tetapi juga dengan berani ia mengambil harta benda dari rumah Tuhan, untuk mengadakan perjanjian dengan raja Aram, untuk menghalangi niat raja Baesa. Ini memperlihatkan bahwa raja Asa tidak lagi percaya kepada Tuhan. Orang yang bersungguh hati ialah orang yang tetap percaya kepada Tuhan, dibuktikan dengan tetap melakukan firman Tuhan. Namun kali ini raja Asa tidak lagi seperti pada awal perjalanannya, kali ini melalui tindakannya, yaitu dengan berani mengambil harta benda dari rumah Tuhan. Raja Asa telah menunjukkan bahwa ia tidak lagi percaya pada Tuhan.

Kalau kita juga ingat kisah mengenai Musa, di mana Musa tidak dapat masuk ke tanah perjanjian karena tidak percaya pada Tuhan dan melanggar kekudusan Tuhan. Pada suatu kali, bangsa Israel mengalami kekurangan air di padang gurun, dan Tuhan memerintahkan kepada Musa untuk berkata-kata kepada bukit batu untuk mengeluarkan air. Tetap karena Musa marah terhadap orang Israel, maka Musa tidak berkata-kata kepada bukit batu seperti yang diperintahkan Tuhan, tetapi Musa memukulkan tongkatnya ke bukit batu tersebut. Dan akibat tindakannya tersebut, Tuhan menegur Musa:

Bilangan 20:12,

Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

Musa memaksakan cara yang ia inginkan untuk mendapatkan pertolongan Tuham, sehingga ia ditegur Tuhan. Demikian juga dengan kita, jangan sampai kita memaksakan suatu cara untuk Tuhan menolong kita. Memang Dia adalah Allah yang tidak berubah, dahulu, sekarang, dan selama-lamanya, tetapi cara-Nya dapat berubah-ubah. Biarkanlah Tuhan berdaulat atas kita, dengan segala cara yang Ia ingin gunakan terhadap kita, dan kita hanya percaya saja akan tuntunan-Nya, dan waktu kita mengikuti tuntunan-Nya, yang kadang mungkin tidak masuk akal, tetapi waktu kita percaya saja, kita akan melihat dan mengalami mujizat pertolongan Tuhan.

Mau menerima teguran

Karena tidak percaya pada Tuhan dan tidak bersandar pada Tuhan, maka Raja Asa mengalami kekalahan. Kemudian Tuhan mengutus seorang nabi, yaitu nabi Hanani untuk menegur raja Asa.

2 Tawarikh 16:7,

Pada waktu itu datanglah Hanani, pelihat itu, kepada Asa, raja Yehuda, katanya kepadanya: "Karena engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada TUHAN Allahmu, oleh karena itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu.

Setelah mendengarkan teguran dari Tuhan melalui Hanani, raja Asa tidak merendahkan hati dan bertobat, tetapi justru ia menjadi sakit hati.

2 Tawarikh 16:10,

Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat.

Ciri kedua dari orang Kristen yang bersungguh hati dengan Tuhan ialah mau menerima teguran. Pada waktu kita datang ke gereja, kemudian kita mendengar hamba Tuhan mengingatkan kita, bahkan mungkin menegur kita, mari kita rendahkan hati kita untuk menerima setiap peringatan dan teguran dari Tuhan. Pada waktu kita mengakui kesalahan kita, maka kita akan dipulihkan, dan juga akan mengalami pertolongan serta berkat Tuhan. Tetapi selama Saudara berkeras hati dan berkata, "saya tidak bersalah", maka Saudara akan tetap berada dalam suatu posisi yang terus akan mengalami pergumulan.

Dan jangan mudah kita menunjuk orang lain, menyalahkan orang lain, tetapi mari buka hati kita, biarkan Tuhan mengoreksi hidup kita. Mari kita peka dengan teguran Tuhan, baik itu melalui perkataan seseorang, maupun melalui segala peristiwa yang kita alami, jangan sampai Tuhan memakai cara yang keras untuk menegur kita.

Pada waktu kita mau menerima teguran dan koreksi dari Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan memulihkan keadaan kita. Orang yang mau ditegur ialah orang yang rendah hati. Dalam Alkitab, Firman Tuhan juga digambarkan bagaikan air yang jernih, yang berfungsi membersihkan hidup kita. Pada waktu kita merenungkan Firman Thuan, maka kita juga sedang diingatkan, juga dibersihkan dari sikap hati, cara pandang, dan segala tingkah laku yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Gambarannya juga seperti pada waktu kita mengganti oli mobil secara periodik. Demikian juga kita, perlu mengganti "oli rohani" kita agar senantiasa diperbaharui dan diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menerobos setiap tantangan kehidupan ini.

Menjaga hati

2 Tawarikh 16:10,

Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat.

Karena tidak mau menerima teguran, raja Asa menjadi sakit hati. Ia demikian sakit hati sampai akhirnya juga mengalami sakit jasmani.

2 Tawarikh 16:12,

Pada tahun ketiga puluh sembilan pemerintahannya Asa menderita sakit pada kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib.

Apa yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan dengan hati kita?

Amsal 4:23,

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Tuhan mau agar kita memiliki kondisi hati yang benar di hadapan-Nya. Jangan sampai kita menyimpan amarah, dendam, ganjalan, kepahitan, karena itu semua tidak berkenan di hadapan Tuhan. Pada waktu kita membiarkan sesuatu yang tidak baik di hati kita terus-menerus, maka hal itu akan menimbulkan sakit pada tubuh jasmani kita. Ketika saya melayani orang-orang yang mengalami sakit secara jasmani, dalam konseling, saya banyak menemukan bahwa ada banyak orang yang mengalami sakit secara jasmani disebabkan karena masalah hati.

Ketika raja Asa meninggal, para ahli Alkitab mengatakan bahwa ia tidak dikubur, tetapi dibakar. Saudara, kita yang bernaung di Sinode Gereja Bethel Indonesia tidak menganjurkan untuk membakar/mengkremasi jenazah, tetapi setiap orang yang meninggal maka jenazahnya kita kuburkan seperti yang Firman Tuhan ajarkan. Ada seorang hamba Tuhan yang melayani ke luar negeri bersama istrinya. Di tengan perjalanan, tiba-tiba istrinya meninggal. Menurut peraturan negara tersebut, jenazah istri hamba Tuhan ini harus dikremasi. Hamba Tuhan ini bergumul dalam kondisi keuangan yang tidak memungkinkan dan situasi yang mustahil untuk membawa jenazah istrinya pulang ke Indonesia untuk dikuburkan. Tetapi ia bergumul dalam doa, ia minta kepada Tuhan agar Tuhan campur tangan supaya ia dapat membawa pulang jenazah istrinya ke Indonesia agar bisa dikuburkan. Dan Tuhanpun melakukan mujizat dalam situasi yang mustahil tersebut, Hamba Tuhan ini mendapat pertolongan Tuhan untuk membawa pulang jenazah istrinya untuk menguburkannya. Kita juga melihat contoh dari Tuhan Yesus sendiri, di mana ketika Ia mati, Ia dikuburkan.

Sakramen Perjamuan Kudus

Di Gereja Bethel Indonesia, kita memiliki 2 sakramen yaitu Sakramen Baptisan dan Sakramen Perjamuan Kudus. Sakramen ialah suatu tanda yang suci.

  • Doktrin dari Gereja Bethel Indonesia menyatakan bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus ialah persekutuan dengan tubuh dan darah Tuhan Yesus.
  • Ini berbeda dengan doktrin dari sinode gereja lain yang mengatakan bahwa roti dan anggor yang kita makan dan minum dalam perjamuan kudus akan berubah menjadi tubuh dan darah Yesus.

Dan di gereja kita, karena perjamuan kudus adalah suatu sakramen, yaitu tanda yang suci, maka Saudara sebagai jemaat tidak dapat sembarangan membawa pulang roti dan anggur perjamuan untuk diberikan kepada anggota keluarga yang sakit.

Jika memang ada anggota keluarga Saudara, atau siapapun yang memerlukan pelayanan perjamuan kudus, Saudara dapat menghubungi Kantor Gereja, dan kami akan mengutus hamba Tuhan untuk melayani perjamuan kudus pada keluarga Saudara.

Penutup

Saudara lihat urutannya, yang pertama raja Asa tidak percaya pada Tuhan, kemudian dia tidak mau menerima teguran, dan akhirnya tidak dapat menjaga hatinya, yang berdampak sampai kepada kondisi jasmaninya yang akhirnya mengalami sakit penyakit. Seperti raja Asa yang tidak menjaga hatinya, kemudian akhirnya mengalami sakit penyakit, lalu akhirnya meninggal.

Mata Tuhan sedang mencari orang yang bersungguh hati untuk melimpahkan kekuatan-Nya bagi mereka. Untuk tetap bersungguh hati maka kita harus tetap percaya pada Tuhan, kemudian senantiasa merendahkan hati untuk mau ditegur, dan menjaga hati. Dengan melakukan ketiga hal tersebut, maka kita memastikan diri menjadi orang-orang Kristen yang bersungguh hati kepada Tuhan, dan kita akan melihat pertolongan serta penyertaan Tuhan terjadi dalam hidup kita.

Amin.

Sumber