Materi COOL Umum/2010-33: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (baru)
 
k (upd unified info)
 
Baris 1: Baris 1:
{{materi cool
{{unified info | templatetype=matericool
| tipe = umum
| tipe = umum
| judul = Prioritas utama
| judul = Prioritas utama

Revisi terkini sejak 26 Juli 2013 05.30

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. (Matius 10:38)

Pendahuluan

Kekristenan yang benar dan sejati adalah kekristenan yang memusatkan diri secara total pada Kristus. Seseorang belum layak disebut sebagai orang Kristen kalau Yesus belum menjadi prioritas hidupnya. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apakah saat ini Tuhan Yesus sudah menjadi prioritas yang utama bagi kita? Kendala/masalah apa saja yang dihadapi ketika kita akan memprioritaskan Yesus di dalam hidup kita? Coba sharingkan dengan sesama anggota COOL.

Isi dan sharing

Ada beberapa ciri orang yang memprioritaskan Yesus di dalam hidupnya:

  1. Berani memikul salib (Matius 10:38)
    Beban salib adalah beban dan tanggung jawab yang harus kita pikul sebagai seorang pengikut Kristus. Setiap orang yang mengikut Kristus pastilah merasakan beban salibnya masing-masing, sebab salib utamanya telah dipikul oleh Tuhan Yesus. Contoh memikul salib: Mungkin suatu saat kita diperlakukan buruk dan tidak adil oleh orang di sekeliling kita, apakah kita mau mengampuni? Atau orang tidak menghargai apa yang kita lakukan atau perbuat, ini pun salah satu bentuk salib yang harus kita pikul. Masih bisa tidak kita tetap memprioritaskan Kristus di dalam hidup kita.
  2. Menyangkal diri (Filipi 2:6-8)
    Adalah mengingkari keberadaan/keinginan diri, tetapi memprioritaskan (mengutamakan) Tuhan; rela meletakkan salib di tempat utama, mengabaikan kesenangan diri. Mengapa kita harus menyangkal diri? Karena Yesus sendiri telah memberikan teladan penyangkalan diri yang sejati kepada kita (Filipi 2:6-8). Salah satu contoh penyangkalan diri: ketika kita baru saja pulang dari kantor, mungkin kita sudah lelah, kita ingin sekali langsung mandi, makan, lalu santai sejenak dengan nonton TV. Tapi, begitu kita duduk di sofa, HP kita bunyi dan kita diajak untuk besuk karena ada jemaat yang meninggal. Dalam situasi seperti ini, kita butuh menyangkal diri dengan melepaskan hak kita untuk santai menonton TV agar kita bisa melayani dan menghibur jemaat yang sedang berduka.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Menjadikan Yesus sebagai prioritas yang utama itu sangat penting sekali, dimulai dengan memikul salib dan berani menyangkal diri. Inilah saatnya kita untuk mempraktekkannya.