Khotbah: 20110717-0600/HER: Perbedaan antara revisi
k (Penggantian teks - " | kota =" menjadi " | city=") |
k (Penggantian teks - "text-muted" menjadi "text-body-secondary") |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 2: | Baris 2: | ||
| namespace = Khotbah | | namespace = Khotbah | ||
| pagename = 20110717-0600/HER | | pagename = 20110717-0600/HER | ||
| | | title= Tunduk pada otoritas <small class="text-body-secondary">(''Breakthrough Prayer 2011'')</small> | ||
| khotbahstyle= | | khotbahstyle= | ||
Baris 10: | Baris 10: | ||
| date= 2011-07-17 | | date= 2011-07-17 | ||
| location = Graha Amal Kasih | | location = Graha Amal Kasih | ||
| church | | church= GBI Danau Bogor Raya | ||
| city= Bogor | | city= Bogor | ||
| | | illustrationA5= Hendrawan Rusli-20101226-3x4.jpg | ||
| | | illustration16x9= Hendrawan Rusli-20101226.jpg | ||
| | | summary= | ||
}} | }} | ||
{{infobox BP | {{infobox BP |
Revisi terkini sejak 4 September 2024 02.31
Ringkasan Khotbah | |
---|---|
Ibadah | Breakthrough Prayer 2011 |
Tanggal | Minggu, 17 Juli 2011 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Graha Amal Kasih |
Kota | Bogor |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Tunduk pada otoritas (Breakthrough Prayer 2011) | |
Breakthrough Prayer | |
---|---|
Periode | Juli 2011 |
Tanggal | 17 Juli 2011 |
Oleh | Pdm Hendrawan Rusli |
Buletin Greater #08 (Agustus 2011) |
Kalau kita perhatikan, hari-hari ini Tuhan banyak berbicara melalui mimpi. Saya mendapatkan pesan Tuhan juga melalui mimpi. Dalam mimpi tersebut saya naik ke bukit dan melihat barisan pelayan jemaat, tetapi beberapa dari mereka tidak ada kepalanya. Itu adalah sebuah tanda bahwa ada sesuatu yang "tidak nyambung" antara pemimpin dengan yang dipimpin.
Saya diingatkan dari 2 Samuel 20:1-10 ketika terjadi pemberontakan dari Seba bin Bikri terhadap Raja Daud. Ketika itu Daud memberikan tugas khusus kepada Amasa, tetapi Amasa menunda tugas yang diberikan Daud kepadanya dan akibatnya Amasa mengalami kematian.
2 Samuel 20:1-10, Pemberontakan Seba,
Kebetulan ada di sana seorang dursila, bernama Seba bin Bikri, orang Benyamin. Ia meniup sangkakala serta berkata: "Kita tidak memperoleh bagian dari pada Daud. Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu. Masing-masing ke kemahnya, hai orang Israel!"
Lalu semua orang Israel itu meninggalkan Daud dan mengikuti Seba bin Bikri, sedangkan orang-orang Yehuda tetap berpaut kepada raja mereka, mengikutinya dari sungai Yordan sampai Yerusalem. Sampailah Daud ke istananya di Yerusalem, lalu raja mengambil kesepuluh gundik yang ditinggalkannya untuk menunggui istana, kemudian dimasukkannya mereka dalam sebuah rumah di bawah penjagaan. Ia memelihara mereka, tetapi tidak dihampirinya. Mereka tetap terasing seperti janda sampai hari mati mereka.
Berkatalah raja kepada Amasa: "Kerahkanlah bagiku orang-orang Yehuda dalam tiga hari, kemudian menghadaplah lagi ke mari!" Lalu pergilah Amasa mengerahkan orang Yehuda, tetapi ia menunda-nunda tugas itu sampai melewati waktu yang ditetapkan raja baginya. Lalu berkatalah Daud kepada Abisai: "Sekarang Seba bin Bikri lebih berbahaya bagi kita dari pada Absalom; jadi engkau, bawalah orang-orang tuanmu ini dan kejarlah dia, supaya jangan ia mencapai kota yang berkubu, dan dengan demikian ia luput dari pada kita.
Lalu Yoab, orang Kreti dan orang Pleti dan semua pahlawan keluar menyusul dia. Mereka keluar dari Yerusalem untuk mengejar Seba bin Bikri. Ketika mereka sampai ke batu besar yang di Gibeon, maka Amasa sudah tiba di sana lebih dahulu dari pada mereka. Adapun Yoab mengenakan pakaian perang dan di luarnya ada ikat pinggang dengan pedang bersarung terpaut pada pinggangnya. Ketika ia tampil ke muka terjatuhlah pedang itu.
Berkatalah Yoab kepada Amasa: "Engkau baik-baik, saudaraku?" Sementara itu tangan kanan Yoab memegang janggut Amasa untuk mencium dia. Amasa tidak awas terhadap pedang yang ada di tangan Yoab itu; Yoab menikam pedang itu ke perutnya, sehingga isi perutnya tertumpah ke tanah. Tidak usah dia ditikamnya dua kali, sebab ia sudah mati. Lalu Yoab dan Abisai, adiknya, terus mengejar Seba bin Bikri.
Pesan Tuhan bagi kita, di musim peperangan rohani yang besar ini, mari tanggapi dengan serius segala tugas dan tanggung jawab yang Tuhan berikan melalui para pemimpin kita. Sebab jika kita tidak sungguh-sungguh dalam melakukannya maka kita akan mengalami kemunduran rohani. Mari kita melakukan bagian kita dengan penuh tanggung jawab dan ketaatan serta kesetiaan.