Khotbah: 20130519-0600/TAT: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
k Penggantian teks - " | khotbah =" menjadi " | title ="
Leo (bicara | kontrib)
k Penggantian teks - "font-size: 90%;" menjadi "font-size: smaller;"
 
(6 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 5: Baris 5:
  | khotbahstyle=  
  | khotbahstyle=  


  | namalengkap = Pdt Timotius Adi Tan, MA, CBC
  | completename = Pdt Timotius Adi Tan, MA, CBC
  | nama = Timotius Adi Tan
  | name= Timotius Adi Tan


  | event = Ibadah Raya
  | event = Ibadah Raya
| tanggal = 2013-05-19
| date =2013-05-19
  | location = [[Graha Amal Kasih]]
  | location = [[Graha Amal Kasih]]
  | church = [[GBI Danau Bogor Raya]]
  | church = [[GBI Danau Bogor Raya]]
  | city = Bogor
  | city = Bogor


  | foto      = Timotius Adi Tan-20111030.1758-3x4.jpg
  | illustrationA5= Timotius Adi Tan-20111030.1758-3x4.jpg
  | illustration= Timotius Adi Tan-20111030.1758.jpg
  | illustration16x9= Timotius Adi Tan-20111030.1758.jpg


  | summary = '''Shalom''', pada bulan Desember 2012 yang lalu di tempat ini, saya diteguhkan dengan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pak Niko, yaitu bahwa '''pemulihan segala sesuatu sudah dan sedang terjadi di Indonesia'''! Dan saya yakin pemulihan pasti terjadi dimulai dari setiap keluarga.
  | longsummary= <!-- 4-5 kalimat -->
| summary= <!-- 2-3 kalimat -->
| shortsummary= <!-- 1 kalimat --> '''Shalom''', pada bulan Desember 2012 yang lalu di tempat ini, saya diteguhkan dengan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pak Niko, yaitu bahwa '''pemulihan segala sesuatu sudah dan sedang terjadi di Indonesia'''! Dan saya yakin pemulihan pasti terjadi dimulai dari setiap keluarga.
}}
}}
'''Shalom''', pada bulan Desember 2012 yang lalu, ketika saya berkhotbah di tempat ini, saya diteguhkan dengan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pak Niko, yaitu bahwa '''pemulihan segala sesuatu sudah dan sedang terjadi di Indonesia'''! Saya dikuatkan dengan Firman Tuhan ini dan saya yakin pemulihan pasti terjadi dimulai dari setiap keluarga. Kata "keluarga" atau "''FAMILY''" ada kepanjangannya, yaitu "''Father And Mother I Love You''". Amin!
'''Shalom''', pada bulan Desember 2012 yang lalu, ketika saya berkhotbah di tempat ini, saya diteguhkan dengan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pak Niko, yaitu bahwa '''pemulihan segala sesuatu sudah dan sedang terjadi di Indonesia'''! Saya dikuatkan dengan Firman Tuhan ini dan saya yakin pemulihan pasti terjadi dimulai dari setiap keluarga. Kata "keluarga" atau "''FAMILY''" ada kepanjangannya, yaitu "''Father And Mother I Love You''". Amin!
Baris 134: Baris 136:
Jangan sampai menyesal, bertobatlah para orang tua, jadilah teladan yang baik bagi anak, menantu, dan cucu, agar pemulihan terjadi.
Jangan sampai menyesal, bertobatlah para orang tua, jadilah teladan yang baik bagi anak, menantu, dan cucu, agar pemulihan terjadi.


<div style="font-size: 90%; color: darkgreen; margin-top: 1em;">
<div style="font-size: smaller; color: darkgreen; margin-top: 1em;">
<poem>
<poem>
''Mengasihi, mengasihi lebih sungguh''
''Mengasihi, mengasihi lebih sungguh''

Revisi terkini sejak 10 Oktober 2024 08.46

Shalom, pada bulan Desember 2012 yang lalu, ketika saya berkhotbah di tempat ini, saya diteguhkan dengan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pak Niko, yaitu bahwa pemulihan segala sesuatu sudah dan sedang terjadi di Indonesia! Saya dikuatkan dengan Firman Tuhan ini dan saya yakin pemulihan pasti terjadi dimulai dari setiap keluarga. Kata "keluarga" atau "FAMILY" ada kepanjangannya, yaitu "Father And Mother I Love You". Amin!

Efesus 6:1-3, Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

Ada perbedaan antara ayat 1 dan ayat 2, di mana ayat 1 menggunakan kata "taatilah" sedangkan ayat 2 menggunakan kata "hormatilah". Ayat 1 diperuntukkan bagi anak-anak yang masih bergantung pada orang tuanya. Anak-anak yang secara umum masih sekolah, kuliah, belum bekerja, belum menikah.

Hari ini saya akan membahas mengenai ayat 2, hormatilah ayahmu dan ibumu. Mungkin kita sudah dewasa, sudah selesai kuliah, sudah bekerja, sudah menikah, sudah punya anak, bahkan mungkin sudah punya cucu. Tapi tetap, Firman Tuhan katakan, hormati ayah dan ibumu! Walaupun Papa Mama kita sudah tua, dan kita sudah menjadi orang Kristen, mungkin menjadi pelayan Tuhan, sudah sukses, tidak tergantung secara materi lagi, tetap Firman Tuhan hari ini katakan, hormati ayah dan ibumu! Karena Papa dan Mama adalah wakil Tuhan di dunia ini. Amin!

Penerapan hari-hari sekarang, ketika orang sudah terima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tapi ada yang tidak hormat pada orang tuanya. Ini yang banyak terjadi, Papa-Mama yang agamanya beda, akhirnya menjadi luka batin, karena anaknya setelah Kristen, setelah melayani, justru tidak berbakti lagi, dan menyebabkan Papa-Mama tidak mau terima Yesus. Walau orang tua kita tidak mengenal kebenaran, percayalah ketika engkau diselamatkan, maka seisi rumah kita bisa diselamatkan dalam nama Tuhan.

Apa akibatnya kita menghormati orang tua kita? Berbahagia dan panjang umurmu di bumi! Amin! Ini adalah ayat Firman Tuhan. Orang-orang yang menghormati orang tua, pasti akan berbahagia dan panjang umur di bumi.

Mengapa menghormati dan melayani orang tua?

#1 Wujud nyata hormat pada Allah

Hormat kita pada orang tua adalah wujud nyata rasa hormat kita pada Allah. Bagaimana mungkin kita bisa mengasihi Allah yang tidak kelihatan sedangkan pada orang tua yang kelihatan kita tidak menghormati?

Ada sebuah survei yang hasilnya ternyata antara karakter orang Kristen dengan orang dunia hampir tidak ada bedanya. Beti, beda tipis! Ini yang mengakibatkan tidak adanya pemulihan segala sesuatu di rumah kita, di kantor kita, di masyarakat. Mahatma Gandhi pernah berkata, saya menghormati Yesus Kristus, tapi saya tidak suka pada orang-orang Kristen.

Kenyataan di lapangan, penginjilan paling efektif bukanlah dari mulut, bukanlah dari omongan, tapi dari kehidupan kita yang memancar seperti Kristus hidup yang ada di dalam hidup kita sehari-hari! Amin!

#2 Kasih orang tua adalah kasih yang paling murni

Roma 3:23, semua orang telah kehilangan kemuliaan Allah. Dalam bahasa aslinya adalah semua orang telah kehilangan hampir semua kemuliaan Allah. Sebenarnya walau tidak mengenal Kristus, masih ada sisa-sisa kemuliaan Allah. Contoh, kreativitas, adalah sisa-sisa kemuliaan Allah. Salah satu yang paling dalam adalah sisa-sisa kemuliaan Allah yang masih ada, walau orang itu belum diselamatkan Tuhan, yaitu kasih sayang orang tua.

Orang tua rela untuk tidak makan demi anaknya. Ketika anaknya butuh sesuatu, sejahat-jahatnya, senakal- nakalnya anak, orang tua di dalam hatinya bisa hancur. Hati orang tua, kasih orang tua adalah kasih yang paling murni di dunia ini.

Mungkin kita kenal orang-orang yang baik, hamba-hamba Tuhan, teman-teman kita semua baik. Tapi sebaik apapun mereka, saya mau sampaikan kasih orang tua adalah kasih yang paling murni!

Akibat menghormati dan melayani orang tua

• Berbahagia

Saya sering bertemu orang dalam pelayanan, orang yang sangat sukses, dahsyat dalam pelayanan, tapi tidak bahagia. Ketika saya sharing, ternyata dia masih benci sama Papa-Mamanya. Dia tidak uhao (tidak berbakti) kepada orang tuanya. Alkitab kita itu dahsyat, esensi Alkitab kita adalah Lukas 10:27, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Jadi orang yang mengasihi Tuhan sungguh-sungguh salah satu cirinya pasti mengasihi sesamanya manusia. Salib bicara vertikal, mencintai Tuhan, dan salib bicara horizontal, dan saya percaya orang Kristen yang sungguh melayani Tuhan pasti salah satu ciri yang jelas adalah mengasihi sesama manusia.

Apabila kita menghormati melayani orang tua, hidup kita pasti akan berbahagia. Siapa di antara Saudara yang ingin hidup berbahagia? Amin! Caranya bagaimana? Hormati orang tuamu! Pasti berbahagia!

Dan bagaimana agar Anda tidak berbahagia? Jangan hormati orang tua. Celakakan orang tua. Bukan tunduk, tanduk, pasti engkau tidak berbahagia!

• Umur panjang (berhasil)

Alkitab katakan orang yang mengasihi dan menghormat orang tua akan panjang umur. Secara rohani, saya melihat dan saya ketemu ratusan, ribuan orang, yang kerja gini-gitu, tahu-tahu ketipu. Merintis pekerjaan, tidak maju-maju. Pelayanan, tapi tidak pernah tumbuh dan berbuah. Naik motor, masuk selokan. Usaha ada badai topan dahsyat, hancur semua. Dan ketika saya sharingkan, ternyata saya menemukan banyak sekali orang-orang yang tidak sukses karena tidak hormat pada orang tuanya.

Kalau ada di antara Saudara yang saat ini tidak berhasil, apapun yang dipegang selalu hancur. Padahal engkau pintar, mungkin tamatan luar negeri, tapi selalu hancur, tidak berhasil. Padahal orang di samping Anda cuma orang yang sederhana, sukses, bahagia. Tapi sebaliknya Anda selalu hancur terus, pagi ini, coba renungkan sebentar. Apakah engkau sudah menghormati Papa-Mamamu?

• Tabur tuai

Hukum tabur-tuai akan selalu terjadi. Siapa yang menabur benih pohon jambu akan jadi pohon jambu. Siapa yang menabur benih durian akan jadi pohon durian.

Kalau hidup kita tidak menghormati orang tua, tidak mencukupi orang tua, maka anak-anak Anda akan melihat itu. Dan jangan pernah salahkan kalau anak kita akhirnya tidak pernah melayani Papa-Mamanya, karena Alkitab jelas katakan, hukum tabur-tuai akan terjadi.

Keluaran, selama bumi masih berputar, hukum tabur-tuai selalu terjadi. Kalau kita tidak hormat sayang pada orang tua kita, maka kita akan menuai yang kita lakukan kepada orang tua.

Apa yang kita tabur, kita akan tuai dalam kehidupan. Adakah di antara Saudara, engkau melupakan Papa-Mamamu, tidak pernah telepon, tidak pernah kirim uang, tidak pernah sharing, tidak pernah peluk dia? Hukum tabur tuai akan terjadi. Bertobatlah!

Langkah nyata

#1 Menghormati

Hormati orang tuamu! Artinya apa? Sesukses apapun, walaupun sudah menikah, sudah banyak duit, sudah pelayanan, kalau ada keputusan penting dalam hidup kita, orang tua adalah penasihat kita. Ingat, orang tua sebagai penasihat. Karena ada juga yang semua nasihat orang tua dituruti, akibatnya rumah tangganya hancur. Padahal setelah menikah, orang tua harusnya hanya penasihat.

Kalau kita pindah kerja, kita harus kasih tahu orang tua. Kita sharing dengan orang tua, kita tanya pendapat orang tua kita. Kita menghargai pendapat orang tua kita.

Ketika Anda akan menikah, salah satu ciri tanda dari Tuhan adalah, Mama Papa setuju dengan pasangan kita. Jangan bilang, "Papa-Mama saya bukan Kristen, yang penting kan iman dalam Tuhan." Papa-Mama adalah wakil Tuhan di dunia ini untuk kita belajar submission (penundukan diri). Saya lihat, orang-orang yang tidak hormat dengan orang tua, secara umum di kerjaan tidak hormat pada pemimpin, termasuk di gereja! Karena itu sudah jadi habit-nya.

Belajarlah menghormati. Ketika ada sesuatu, sharing-kan dengan orang tua!

Kalau mau pergi pelayanan atau kadang saya perlu ke luar negeri, saya suka telepon Mama saya. "Mama, saya mau ke Singapura, saya mau antar anak saya ke sekolah di Singapura." Mama saya bilang, "Wah, sama Mama didoakan ya, supaya Sieny cepat dapat jodoh ya." Saudara, mungkin orang tua kita bodoh, mungkin orang tua kita sudah lanjut umurnya, tapi ingat, kita harus menghormati orang tua kita.

#2 Membalas budi

Saya sangat shock sekali ketika membaca ayat yang dahsyat ini, 1 Timotius 5:4b, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah.

Saudara, membalas budi adalah perintah di Alkitab! Seandainya ayat ini dilepaskan kepada agama lain di dunia ini, mereka akan melihat perbuatan baik di antara orang Kristen, dan mereka akan dimenangkan bagi Tuhan. Ayat ini jarang ditekankan dalam dunia Kekristenan, padahal harus. Kita harus mengingatkan mengenai membalas budi orang tua.

Kita harus ada keseimbangan, karena tanpa keseimbangan pasti jatuh. Gereja sering berkata mengenai persepuluhan, persembahan kasih, padahal orang tua tinggal di rumah yang seperti kurungan ayam. Kalau ditanya, "Kenapa kamu tidak perhatikan Papa-Mamamu?" Ada yang berkelit, "Eits, kita harus mengutamakan Tuhan dulu!" Tapi dia lupa, ayat Firman Tuhan berkata pertama-tama belajar berbakti kepada siapa dulu? Keluarga dulu!

Ada seorang yang akan pergi misi bilang pada saya, "Pak Tim, saya akan melayani di Papua 17 hari." Saya puji dia, saya bilang, "Bagus! Kamu militan sekali." Tapi ternyata, istrinya nangis karena kontrakan rumah besok habis. Besok anak sekolah tidak ada yang mengantar. Saya marah, saya tegur dia, "Kamu itu punya hati atau tidak?" Dia bilang, "Saya melayani Tuhan dulu, nanti kontrakan dan anak-anak Tuhan yang akan cover semua." Tidak seimbang! Saya katakan, tanggung jawab tidak bisa dialihkan begitu saja kepada Tuhan! Yang buat anak siapa? Kamu sendiri! Enak saja. Bekali anakmu! Tanggung jawab, cari duit dulu, cukupi. Antar anakmu sekolah!

Menyedihkan sekali. Bahkan kalau kita tahu, para pengkhotbah yang besar dulu, pada zaman John Sung, pelayanan dengan dahsyat, tapi orang tua dan keluarga tidak terperhatikan. Saudara, keseimbangan adalah kunci dari kehidupan.

Lalu ini adalah ayat yang menggetarkan, 1 Timotius 5:8, Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.

Siapapun dia, kalau tidak melayani Mama-Papanya, tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, dan sanak familinya dibiarkan, orang itu adalah orang yang murtad. Sekali lagi, murtad! Saya katakan, murtad itu lebih jahat dari orang jahat. Lebih buruk dari orang yang tidak beriman.

Kesaksian pribadi

Ketika saya kelas 3 SD. Umur 9 tahun, pulang ke rumah Mama sudah pakai pakaian putih. Kakak-adik semua kumpul. Peti mati ada di rumah. Ternyata, Papa saya meninggal dunia. Papa saya salah jalan, dia berjudi. Saya tidak menjelekkan Papa saya, tapi saya katakan Papa saya salah jalan. Akhirnya dia meninggalkan hutang yang sangat banyak. Seminggu kemudian, empat puluh tiga tahun yang lalu, Ibu Nani yang punya rumah, ambil golok, mengusir Mama dan kami seperti binatang karena kontrakan tidak bisa dibayar.

Mama saya berjuang membesarkan sembilan orang anak. Dia adalah seorang Ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Kalau malam-malam kami lapar, saya lihat Mama keluar bawa payung, Mama jualan kerupuk udang dari pintu ke pintu. Tetangga yang beli semata-mata karena baik hati saja, walau mereka tidak butuh. Mama pulang bawa telur, kami bersorak-sorak. Dia masak telur itu kasih air yang banyak, garam, vetsin, byur jadi sembilan. Kami bersembilan makan bersama-sama. Tapi Mama saya tidak makan bersama-sama kami. Mama saya sembunyi, supaya jangan ikut makan. Saudara, kasih orang tua adalah kasih yang paling murni. Karena itu, Saudaraku, saya sangat mencintai Mama saya.

Mama saya sekarang sudah berusia 86 tahun. Saya pernah kirim kaset khotbah saya 50 buah, dia sangat gembira. Kasetnya diputar-putar berulang-ulang itu-itu lagi, itu-itu lagi.

Saudara, setiap hari Imlek, kami dari 9 anaknya selalu kumpul sekeluarga. Sekarang jumlahnya 65 orang, dan semua harus hadir. Kami juga berkumpul pas ulang tahun Mama saya.

Ingat, ada waktunya orang tua kita tidak akan ada di samping kita lagi, ada waktunya dia dipanggil Tuhan. Percuma kalau sudah mati, kita kasih uang-uangan. Mobil-mobilan. Sudah di dunia dibohongi, mati dibohongi juga. Percuma! Semasih hidup, masih ada, bahagiakan orang tuamu!

Setiap kali saya ke Tasik, saya selalu tidur sama Mama saya. Istri saya tidur di kamar atas.

Nah, karena ada anaknya, Mama saya yang biasanya sudah tidur jam 8 malam, dia jadi cerita ini-itu berjam-jam. Apapun dia ceritakan, mulai dari arisan, genteng pecah, cucu, tentang anaknya. Dia bahagia sekali. Saudara, mendengarkan adalah bentuk melayani orang tua.

Delapan tahun kemarin, saya kumpulkan keluarga, saya ajak semua mengumpulkan uang untuk kirim ke Mama saya. Ada salah satu dari kami, bilang "Saya juga miskin! Tidak bisa kasih!" Saya tegur, "Justru harus kasih!"

Setiap tanggal 1, semua transfer melalui rekening saya dan saya transfer ke Mama saya.

Apakah lalu dihabiskan sendiri oleh Mama saya? Tidak. Dia justru belanjakan untuk hadiah cucu-cucunya. Ada kakak saya yang membutuhkan, dia belikan motor untuk kakak saya. Itulah hati orang tua. Sebetulnya dia bukan sekedar butuh materi, tapi butuh kasih sayang, perhatian. Saudara, telepon, datang, doakan! Saya adalah yang pertama kali bertobat di keluarga. Dan karena saya dan keluarga mengasihi Mama, akhirnya satu persatu Koko-Adik saya kami bersembilan, dan Mama saya semua bertobat. Bahkan adik saya sudah ada yang menjadi Wakil Gembala! Dihitung-hitung sekarang sudah hampir 85 orang, besan, keponakan, mulai semua dipulihkan, karena dimulai dengan melihat perbuatan satu orang.

Bapak, Ibu, Saudara, pemulihan segala sesuatu sudah terjadi! Amin!

Hormati orang tuamu, balas budi orang tuamu, kirim uang setiap bulan. Bantu adikmu yang sedang susah. Keponakan yang belum kerja saya bantu carikan pekerjaan.

Ayo saya anjurkan semua, datang, telepon, menginap di orang tuamu!

#3 Menerima dan mengampuni

Mungkin ada yang berkata, "Pak Tim, yang nomor satu dan dua, menghormati dan membalas budi sih bisa saya lakukan. Tapi Papa saya orangnya jahat, kawin lagi, saya digebukin, dihajar setiap hari, mana mungkin saya bisa mengampuni Papa saya?"

Maleakhi 4 katakan, hati bapa-bapa akan kembali kepada anak, hati anak-anak kepada bapanya. Pemulihan akan terjadi, orang tua akan bertobat minta ampun pada anak-anaknya.

Biar bagaimanapun orang tua tetap orang tua, darah daging, bagaimana pun dia adalah wakil Tuhan di dunia ini. Terimalah, dan ampunilah Papa-Mamamu, seperti Kristus telah menerima dosa dan kesalahan, dan juga melepaskan pengampunan bagimu. Amin!

Penutup

Jangan sampai menyesal, bertobatlah para orang tua, jadilah teladan yang baik bagi anak, menantu, dan cucu, agar pemulihan terjadi.

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh
Mengasihi, mengasihi lebih sungguh
Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku
Mengasihi, mengasihi lebih sungguh

Mengampuni, mengampuni lebih sungguh
Mengampuni, mengampuni lebih sungguh
Tuhan lebih dulu mengampuni kepadaku
Mengampuni, mengampuni lebih sungguh