Article: 20220805/CLU: Perbedaan antara revisi
k (upd) |
k (Penggantian teks - " " menjadi " ") |
||
(9 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{unified info | templatetype=cell | {{unified info | templatetype=cell | ||
| namespace= | | namespace= Article | ||
| pagename= | | pagename= 20220805/CLU | ||
| type= | | type= umum | ||
| | | title= Bermegah dalam kesengsaraan | ||
| captionstyle= | | captionstyle= | ||
| | | date= 2022-08-05 | ||
| name= | | name= Departemen COOL | ||
| completename= Departemen COOL | | completename= Departemen COOL | ||
| downloadurl= | | downloadurl= https://s.id/r7mcool | ||
| downloadcaption= Google Drive <span class="fas fa-download"></span> | | downloadcaption= Google Drive <span class="fas fa-download"></span> | ||
| | | illustration16x9= Logo COOL 2021 16x9.jpg | ||
| illustration1x1= Logo COOL 2021 1x1.jpg | |||
| longsummary= | |||
| summary= Sejujur-jujurnya, siapa sih manusia yang suka dengan kesengsaraan? Jika ada, mungkin sebagian besar orang akan menganggap orang tersebut kurang waras! Bukankah kesengsaraan adalah sesuatu yang harusnya kita hindari? Kita ‘tengking’ agar menjauh dari hidup kita? | |||
| shortsummary= Sejujur-jujurnya, siapa sih manusia yang suka dengan kesengsaraan? | |||
}} | }} | ||
{{ | {{blockquoteAyat | ||
| quote= '''''"Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."''''' | | quote= '''''"Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."''''' | ||
| footer= {{sabdaweb2v|2 Korintus 10:17}} | | footer= {{sabdaweb2v|2 Korintus 10:17}} | ||
}} | |||
{{blockquoteAyat | |||
| '''''Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.''''' | |||
'''''Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.''''' | |||
| {{sabdaweb2v|Roma 5:3-5}} | |||
}} | }} | ||
== Pendahuluan == | == Pendahuluan == | ||
Sejujur-jujurnya, siapa sih manusia yang suka dengan kesengsaraan? Jika ada, mungkin sebagian besar orang akan menganggap orang tersebut kurang waras! Bukankah kesengsaraan adalah sesuatu yang harusnya kita hindari? Kita ‘tengking’ agar menjauh dari hidup kita? | Sejujur-jujurnya, siapa sih manusia yang suka dengan kesengsaraan? Jika ada, mungkin sebagian besar orang akan menganggap orang tersebut kurang waras! Bukankah kesengsaraan adalah sesuatu yang harusnya kita hindari? Kita ‘tengking’ agar menjauh dari hidup kita? | ||
'''Berbeda dengan kebahagiaan atau kesuksesan yang pasti akan kita sambut dengan baik, kita doakan dan harapkan terjadi senantiasa dalam kehidupan kita serta dapat menjadi sesuatu yang kita banggakan dalam kehidupan ini.''' | '''Berbeda dengan kebahagiaan atau kesuksesan yang pasti akan kita sambut dengan baik, kita doakan dan harapkan terjadi senantiasa dalam kehidupan kita serta dapat menjadi sesuatu yang kita banggakan dalam kehidupan ini.''' | ||
Namun dalam ayat bacaan kita diatas, rasul Paulus kepada jemaat di Roma memberikan sebuah paradigma yang baru terkait dengan kesengsaraan! Sesuatu yang ''‘out of the box’,'' | Namun dalam ayat bacaan kita diatas, rasul Paulus kepada jemaat di Roma memberikan sebuah paradigma yang baru terkait dengan kesengsaraan! Sesuatu yang ''‘out of the box’,'' di mana Paulus menyatakan bahwa kita harus bermegah juga dalam kesengsaraan kita. Ya, kesengsaraan kita! Mengapa demikian? Ternyata ada hal baik yang ditimbulkan sebagai dari kesengsaraan yang kita alami, jika kita meresponinya secara benar, yakni: | ||
== Isi dan sharing == | == Isi dan sharing == | ||
Baris 38: | Baris 44: | ||
<li> '''Pengharapan''' </li> | <li> '''Pengharapan''' </li> | ||
<p> Kesengsaraan membawa kepada ketekunan dan bukan keputusasaan, ketekunan menghasilkan sifat tahan uji dan tahan uji menghasilkan pengharapan matang yang tidak akan mengecewakan. ''Saat kita menghadapi kesengsaraan, kasih karunia Allah membuat kita memandang jauh melampaui kesengsaraan yang kita hadapi, yakni pengharapan yang sungguh kepada Allah serta pengharapan akan kedatangan-Nya kembali ke dunia untuk menegakkan kebenaran dan kekudusan di langit dan bumi yang baru.'' Pengharapan kita tidak mengecewakan karena dimeteraikan oleh Roh Kudus sebagai Roh kasih. Ini adalah karya Roh Kudus yang melimpahkan/mencurahkan kasih Allah ke dalam hati semua orang kudus-Nya. | <p> Kesengsaraan membawa kepada ketekunan dan bukan keputusasaan, ketekunan menghasilkan sifat tahan uji dan tahan uji menghasilkan pengharapan matang yang tidak akan mengecewakan. ''Saat kita menghadapi kesengsaraan, kasih karunia Allah membuat kita memandang jauh melampaui kesengsaraan yang kita hadapi, yakni pengharapan yang sungguh kepada Allah serta pengharapan akan kedatangan-Nya kembali ke dunia untuk menegakkan kebenaran dan kekudusan di langit dan bumi yang baru.'' Pengharapan kita tidak mengecewakan karena dimeteraikan oleh Roh Kudus sebagai Roh kasih. Ini adalah karya Roh Kudus yang melimpahkan/mencurahkan kasih Allah ke dalam hati semua orang kudus-Nya. </p> | ||
</ol> | </ol> |
Revisi terkini sejak 22 November 2022 06.43
Materi COOL Umum | |
---|---|
Tanggal | Jumat, 05 Agustus 2022 |
Penulis | Departemen COOL |
Unduh | Google Drive |
| |
|
Sejujur-jujurnya, siapa sih manusia yang suka dengan kesengsaraan? Jika ada, mungkin sebagian besar orang akan menganggap orang tersebut kurang waras! Bukankah kesengsaraan adalah sesuatu yang harusnya kita hindari? Kita ‘tengking’ agar menjauh dari hidup kita?
"Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Pendahuluan
Sejujur-jujurnya, siapa sih manusia yang suka dengan kesengsaraan? Jika ada, mungkin sebagian besar orang akan menganggap orang tersebut kurang waras! Bukankah kesengsaraan adalah sesuatu yang harusnya kita hindari? Kita ‘tengking’ agar menjauh dari hidup kita?
Berbeda dengan kebahagiaan atau kesuksesan yang pasti akan kita sambut dengan baik, kita doakan dan harapkan terjadi senantiasa dalam kehidupan kita serta dapat menjadi sesuatu yang kita banggakan dalam kehidupan ini.
Namun dalam ayat bacaan kita diatas, rasul Paulus kepada jemaat di Roma memberikan sebuah paradigma yang baru terkait dengan kesengsaraan! Sesuatu yang ‘out of the box’, di mana Paulus menyatakan bahwa kita harus bermegah juga dalam kesengsaraan kita. Ya, kesengsaraan kita! Mengapa demikian? Ternyata ada hal baik yang ditimbulkan sebagai dari kesengsaraan yang kita alami, jika kita meresponinya secara benar, yakni:
Isi dan sharing
- Ketekunan
- Tahan uji
- Pengharapan
Di tengah kesengsaraan yang dihadapi, kasih karunia Allah membuat kita mencari wajah Tuhan dengan lebih sungguh-sungguh serta menghasilkan semangat dan sifat tabah dalam menghadapi pencobaan hidup ini. Tentunya jika kita meresponi dengan benar kesengsaraan yang kita hadapi. Jika kita meresponi dengan salah, bukannya ketekunan justru malah keputusasaan, sungut-sungut dan keluh kesah yang muncul, ujung-ujungnya mereka menjadi kecewa kepada Tuhan dan tidak sedikit yang meninggalkan Tuhan. Perhatikanlah mereka yang hidupnya cinta dan takut akan Tuhan, di kala mengalami kesengsaraan, mereka semakin tekun mencari Tuhan, makin melekat dengan Tuhan. Bagaimana dengan Anda?
Kesengsaraan ibarat dapur api yang menyucikan emas dari logam-logam lainnya yang melekat pada dirinya. Ia memurnikan kita. Bukan hanya memurnikan, kesengsaraan juga membuat kita menjadi pribadi yang tahan uji, jika kita meresponinya dengan benar dan dengan ketekunan. Seperti halnya quality control terhadap sebuah produk sebelum dilepas ke pasaran untuk dapat dipakai oleh konsumen, demikian juga kesengsaraan yang kita alami. Hanya produk-produk yang lolos uji ketahanan/uji mutu yang dapat dipakai dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat banyak, demikian juga hanya mereka yang tahan uji, yang tekun dalam menghadapi kesengsaraan yang dapat dipakai menjadi berkat bagi masyarakat secara umum melalui kehadiranya sebagai terang dan garam dunia.
Jangan melarikan diri dari proses! Hadapi dengan ketekunan dan tentunya minta kekuatan serta penghiburan dari Roh Kudus. Kita tidak akan mampu dengan kekuatan sendiri, tapi bersama Roh Kudus kita diberikan kesanggupan untuk melewati semuanya.
Kesengsaraan membawa kepada ketekunan dan bukan keputusasaan, ketekunan menghasilkan sifat tahan uji dan tahan uji menghasilkan pengharapan matang yang tidak akan mengecewakan. Saat kita menghadapi kesengsaraan, kasih karunia Allah membuat kita memandang jauh melampaui kesengsaraan yang kita hadapi, yakni pengharapan yang sungguh kepada Allah serta pengharapan akan kedatangan-Nya kembali ke dunia untuk menegakkan kebenaran dan kekudusan di langit dan bumi yang baru. Pengharapan kita tidak mengecewakan karena dimeteraikan oleh Roh Kudus sebagai Roh kasih. Ini adalah karya Roh Kudus yang melimpahkan/mencurahkan kasih Allah ke dalam hati semua orang kudus-Nya.
Kesaksian
Hikmah apa yang kita dapatkan saat Tuhan ijin kita mengalami kesengsaraan?
Kesimpulan dan saling mendoakan
Sebagai murid Kristus kita harus mempersiapkan diri untuk didewasakan melalui kesengsaraan.
Jadwal
- 05 Ags: Materi CoOL
- 12 Ags: Seminar Keep Your Love On (Online via Zoom)
- 19 Ags: Materi CoOL
- 26 Ags: Doa