Ayo Saat Teduh/02/21: Perbedaan antara revisi
baru |
k Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=" |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{unified info | templatetype=saatteduh | {{unified info | templatetype=saatteduh | ||
| image= | | image= | ||
| | | title= Perjanjian baru kasih karunia: Perjanjian Roh Kudus | ||
| bulan = 02 | | bulan = 02 | ||
| hari = 21 | | hari = 21 |
Revisi terkini sejak 2 Mei 2023 03.12
Ayo Saat Teduh | |
---|---|
Tanggal | Rabu, 21 Feb 2024 |
Kemarin | Selasa, 20 Feb 2024 |
Besok | Kamis, 22 Feb 2024 |
Sebelumnya kita sudah mempelajari bahwa perjanjian baru adalah mengenai kasih karunia, sementara perjanjian lama adalah mengenai hukum Taurat. “Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus” (Yohanes 1:17). Hubungan antara kasih karunia dan Roh Kudus dapat kita temukan dalam berbagai ayat Alkitab termasuk dalam nubuatan Nabi Yehezkiel. “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” Ayat yang pertama dari janji ini adalah mengenai peristiwa lahir baru dari orang percaya. Melalui iman kepada Allah, hati kita yang tadinya keras dan mati diganti dengan hati yang taat, sebuah roh yang baru.
Ayat yang kedua berbicara mengenai proses berikutnya setelah lahir baru, yaitu proses pendewasaan rohani yang berlangsung setiap hari dalam hidup kita yang baru. “Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” Hidup yang semakin seturut dengan kehendak Tuhan tergantung pada pekerjaan Roh Kudus di dalam kita. Kita tahu bahwa manusia yang belum ditebus tidak mungkin bisa hidup menyenangkan Tuhan. Namun banyak orang Kristen tidak sadar bahwa walaupun mereka sudah menjadi ciptaan yang baru di dalam Kristus, mereka tidak bisa berkenan di hadapan Tuhan dengan kekuatan mereka sendiri. Roh Tuhan yang harus menjadi sumber perubahan karakter orang percaya.
Apa yang dijanjikan dalam nubuat ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara otomatis. Banyak orang Kristen lahir baru yang hidupnya tidak selalu sesuai dengan kehendak Tuhan. Alasannya adalah karena mereka tidak memiliki kerendahan hati untuk mengandalkan Tuhan sepenuhnya.
Yesus membuat dua pernyataan penting mengenai kebenaran ini. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya… kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu” (Yohanes 6:53). “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna” (Yohanes 6:63). Pada dasarnya kita tidak memiliki hidup seperti yang Tuhan inginkan. Manusia alamiah tidak memiliki potensi atau kekuatan apapun untuk menghasilkan hidup yang berkenan kepada Allah. Kebenaran ini seharusnya membuat kita rendah hati. Yesus juga berkata bahwa Roh Kudus-lah yang memberi hidup. Kebenaran ini harus kita terima dengan iman yang mengandalkan Roh Kudus sepenuhnya. Saat kita memiliki kerendahan hati untuk sepenuhnya mengandalkan Roh Kudus, maka hidup yang berkenan kepada Allah akan menjadi hasilnya.Doa
Ya Tuhan, sumber kehidupanku, terima kasih untuk perjanjian baru kasih karunia-Mu. Aku bersyukur untuk Roh Kudus yang menjadi sumber kekuatanku untuk dapat hidup berkenan di hadapan-Mu. Aku tahu bahwa dengan kekuatanku sendiri, aku tidak bisa melakukan apapun untuk menyenangkan Engkau. Dengan segala kerendahan hati aku memohon agar Engkau membentuk aku agar berjalan dalam rencana-Mu, oleh kuasa Roh Kudus. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. (Yehezkiel 36:26-27) Sebelumnya kita sudah mempelajari bahwa perjanjian baru adalah mengenai kasih karunia, sementara perjanjian lama adalah mengenai hukum Taurat.