Kasih karunia Allah dan Roh Kudus

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam. Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!" (Zakaria 4:6-7)

Alkitab memperlihatkan sebuah hubungan yang mendalam antara Kasih karunia Allah dan Roh Kudus. Hidup dalam kasih karunia Allah dan berjalan di dalam Roh Kudus adalah dua cara pandang dari satu kebenaran yang sama. Pada saat kita belajar apakah itu berjalan di dalam Roh Kudus, kita juga akan menemukan bagaimana hidup dalam kasih karunia setiap hari.

Ayat Firman Tuhan dari kitab Zakaria memperlihatkan hubungan antara kasih karunia dan Roh Kudus. Dalam ayat ini Tuhan memberikan pesan kepada Zerubabel, bagaimana ia akan melayani Tuhan: “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku.”

Usaha dan kekuatan manusia tidak akan pernah cukup untuk bisa hidup seperti yang Tuhan kehendaki. Roh Kudus harus memberikan kepada kita apa yang kita butuhkan untuk melayani Tuhan.

Dalam ayat berikutnya, kebenaran yang sama diulang lagi menggunakan istilah yang berbeda. Kali ini Tuhan berbicara kepada gunung kemustahilan yang berdiri di depan Zerubabel. “Siapakah engkau, gunung besar?” Sebagai pemimpin Israel, Zerubabel diberikan tugas yang sangat berat yaitu membangun kembali Rumah Tuhan di Yerusalem bersama orang-orang Israel yang baru kembali dari pembuangan. Tantangan ini digambarkan seperti sebuah gunung yang besar. Namun Tuhan mengatakan bahwa gunung besar tersebut akan diratakan. “Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata.” Tuhan juga mengatakan bahwa pada saat Zerubabel akan meletakkan batu fondasi utama dari Bait Suci, rakyat akan bersorak-sorai: “Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!" Dalam bahasa asli ditulis bahwa orang-orang itu bersorak mengenai betapa hal tersebut adalah kasih karunia. Hal ini menjadi saksi bahwa kasih karunia Allah yang memulai, memampukan dan menyelesaikan pekerjaan pelayanan Zerubabel.

Jemaat mula-mula juga memperlihatkan hubungan antara kasih karunia dan Roh Kudus. “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan Firman Allah dengan berani… Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah” (Kisah Para Rasul 4:31,33). Dalam bagian pertama disebutkan bahwa mereka menjadi berani karena kuasa Roh Kudus. Bagian kedua menjelaskan bahwa mereka melayani dengan kuasa yang besar karena kasih karunia.

Doa

Allah yang maha kuasa, terima kasih untuk mengajar aku hubungan antara kasih karunia dan Roh Kudus. Dengan hidup dalam kasih karunia, aku mengandalkan Engkau untuk menyediakan apa yang tidak dapat aku usahakan atau aku kerjakan. Dengan hidup dalam Roh Kudus, aku menyaksikan bahwa kasih karunia bukan hanya sebuah konsep yang aku gunakan, tetapi sebuah hadiah yang diimpartasikan kepada ku oleh Roh Kudus sendiri. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam. Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!" (Zakaria 4:6-7) Alkitab memperlihatkan sebuah hubungan yang mendalam antara Kasih karunia Allah dan Roh Kudus. Hidup dalam kasih karunia Allah dan berjalan di dalam Roh Kudus adalah dua cara pandang dari satu kebenaran yang sama.