Halaman Utama (rencana2)
Dari GBI Danau Bogor Raya
|
Pesan Gembala
Pesan Gembala Pembina
Ringkasan khotbah
Artikel
Renungan
Community of Love
Pelayanan jemaat
Agenda
|
|
Pesan Gembala
Pesan Gembala
Pesan Gembala Pembina
Pesan Gembala Pembina
Ringkasan khotbah
Ringkasan khotbah
Artikel
Artikel
Renungan
Renungan
Community of Love
Community of Love
Pelayanan jemaat
Pelayanan jemaat
Agenda
Agenda
|
Renungan khusus
Pengertian Hujan Awal dan Hujan AkhirPengajaran Hujan Awal dan Hujan Akhir merupakan metafora Alkitabiah yang memiliki makna teologis yang mendalam dalam tradisi Pentakostal. Pengajaran ini berasal dari gambaran agraris seperti yang tertulis dalam Yoel 2:23; Zakharia 10:1; dan Kisah Para Rasul 2:16-18; konsep ini secara historis dikaitkan dengan dua fenomena utama pencurahan Roh Kudus dalam sejarah gereja. Hujan Awal merujuk pada peristiwa Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 2:1-4, yang menandai awal pekerjaan Roh Kudus dan kelahiran gereja di dunia. Sementara itu, Hujan Akhir dipahami sebagai pencurahan Roh Kudus yang jauh lebih besar dan dahsyat, terjadi di akhir zaman, yang akan memberdayakan orang-orang percaya bagi penuaian jiwa besar-besaran dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua. Mintalah hujan dari TUHAN pada akhir musim semi! (Zakharia 10:1a) Devosi profetik
Sebuah kebenaran rohani yang mendalam dalam Mazmur 51:9 bahwa yang terutama bagi Allah bukan persembahan ritual atau materi melainkan korban hati kita. Jiwa yang hancur dan hati yang remuk adalah berharga di mata Tuhan. Kuasa dari hati yang remuk ditunjukkan pada saat kita mengaku segala kekurangan kita dan membutuhkan anugerah-Nya. Di dalam dunia yang memuja kekuatan, kekayaan dan kesombongan ini, Tuhan justru menghargai hati yang hancur di hadapan-Nya. Tuhan tidak akan menolak umat-Nya yang datang dengan hati yang remuk dengan penyesalan yang mendalam. Ini menjadi penerimaan ilahi yang sangat bernilai. Tuhan tidak dekat dengan mereka yang sombong, tetapi Ia selalu dekat dengan orang yang remuk dan hancur hatinya karena Ia siap untuk menyelamatkan dan memulihkan. Ketika kita berhenti menyembunyikan kerapuhan kita dan datang dengan jujur di hadapan-Nya kita akan menyentuh hati-Nya dan merasakan belas kasihan-Nya, Mazmur ini ditulis Daud setelah jatuh dalam dosa yang besar, di tengah rasa bersalah yang menghimpit ia tidak mencari pembenaran diri, tidak bersembunyi dan tidak lari dari Tuhan, sebaliknya ia datang dengan kerendahan hati kepada Allah. Terkadang kita merasa tidak layak, merasa kotor akibat dosa di masa lalu, tetapi Tuhan menghargai kejujuran kita. Hati yang hancur bukanlah tanda kegagalan spiritual tetapi tanda kita masih peka dengan suara Tuhan dan mau taat melakukan segala perintah-Nya. Hati yang remuk adalah hati yang telah dipecahkan dari keangkuhan dan pembenaran diri. Kuasa hati yang remuk memaksa kita untuk dibersihkan dari kekuatan diri sendiri dan memberikan ruang bagi Roh Kudus untuk bekerja dan menjadikan kita semakin serupa dengan Kristus. Hati yang remuk seperti bejana tanah liat yang dihancurkan tetapi tidak dibuang, melainkan dibentuk ulang oleh sang penjunan agung. Hati yang remuk dapat menghasilkan buah-buah Roh seperti biji gandum yang harus mati di tanah yang subur supaya bertumbuh, hati yang remuk adalah hati yang bersedia "mati" bagi kehendak diri sendiri dan menempatkan kehendak Tuhan diatas segalanya. Kuasa hati yang remuk adalah kehancuran yang jujur di hadapan Tuhan dan berujung pada peningkatan kerohanian yang membawa kita semakin melekat dengan Tuhan. Amin.Hati yang hancur bukanlah tanda kegagalan spiritual tetapi tanda kita masih peka dengan suara Tuhan dan mau taat melakukan segala perintah-Nya. Hati yang remuk adalah hati yang telah dipecahkan dari keangkuhan dan pembenaran diri. Artikel lainnya:
Community of Love
Lihat pulaAgenda
Pelayanan jemaat
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||