Kekuatan bagi banyak orang, kemuliaan bagi Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu… Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. (2 Korintus 4:12, 15)

Kita yang hidup di dalam perjanjian baru kasih karunia adalah bejana-bejana tanah liat. Kita tidak memiliki kehidupan rohani sendiri. “Kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu” (Yohanes 6:53). Yesus, harta sorgawi yang tinggal di dalam kita adalah sumber kehidupan rohani kita: “Kristus, yang adalah hidup kita” (Kolose 3:4). Artinya, kita harus selalu ‘mati’ supaya bisa hidup. Kita harus mengandalkan Tuhan sebagai Sumber kesanggupan kita.

Tuhan menolong kita melalui proses ini dengan menempatkan kita dalam situasi yang sulit yang membuat kita hanya bisa berharap kepada Dia. Tuhan dengan setia akan menjawab pengandalan kita kepada Dia dan menyatakan diri-Nya melalui kita. “Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini” (2 Korintus 4:11). Orang lain yang melihat proses ini dalam hidup kita akan mendapatkan semangat untuk mencari Tuhan sebagai jawaban terhadap masalah dalam hidup mereka. Itulah sebabnya Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Korintus yang menyaksikan proses ini dalam hidup Paulus: “Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu."

Setiap masalah yang Tuhan ijinkan untuk datang dalam hidup kita bukan hanya untuk kepentingan kita saja, tetapi juga memberi dampak kepada orang-orang yang kita layani. “Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu." Betapa pentingnya kita untuk menyadari bahwa hidup ini adalah mengenai Allah yang bekerja di dalam kita supaya Ia dapat menjangkau orang lain. Inilah cara pandang Rasul Paulus terhadap hidup dan pelayanan. “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu” (Kolose 1:24). “Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian” (Filipi 2:17). “Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu” (Efesus 3:13).

Ketika Tuhan mengerjakan kasih karunia-Nya di dalam dan melalui hidup kita, kasih karunia itu akan menyentuh hidup orang lain: “Supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya." Ketika kasih karunia Allah bekerja di dalam hati manusia, maka muncul ucapan syukur sebagai hasilnya. Ucapan syukur ini akan membawa kemuliaan dan kehormatan kepada Allah: “Menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah."

Doa

Ya Tuhan dan Bapa ku, ajar aku untuk menghadapi setiap ujian hidup sehingga memberikan semangat dan kekuatan kepada orang-orang supaya percaya kepada Engkau. Aku ingin memberikan dampak kepada hidup orang lain, saat aku mati terhadap kepentingan diriku sendiri. Biarlah aku menjadi bejana yang Engkau pakai sebagai saluran kasih karunia-Mu kepada banyak orang, sehingga mereka mengucap syukur kepadamu. Segala kehormatan dan kemuliaan hanya bagi-Mu saja. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu… Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. (2 Korintus 4:12, 15) Kita yang hidup di dalam perjanjian baru kasih karunia adalah bejana-bejana tanah liat. Kita tidak memiliki kehidupan rohani sendiri. “Kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu” (Yohanes 6:53). Yesus, harta sorgawi yang tinggal di dalam kita adalah sumber kehidupan rohani kita.