Mengingat kembali Firman Tuhan mengenai kasih karunia
Ayo Saat Teduh | |
---|---|
Tanggal | Minggu, 18 Feb 2024 |
Kemarin | Sabtu, 17 Feb 2024 |
Besok | Senin, 19 Feb 2024 |
Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya. (Kolose 1:5-6)
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Roma 10:17)
Tiga ayat di atas, yang sudah pernah kita pelajari dalam materi-materi renungan sebelumnya, memperlihatkan bagaimana Allah ingin menggunakan Firman-Nya untuk menyentuh hidup kita dengan kasih karunia-Nya. Ayat yang pertama menjelaskan bahwa Firman Tuhan adalah “Firman Kasih Karunia-Nya.” Tuhan mengajar kita mengenai kasih karunia lewat Firman-Nya. Ia menawarkan kasih karunia itu kepada kita lewat Firman-Nya. Ia mengerjakan kasih karunia-Nya dalam hidup kita saat kita menerima Firman-Nya. Saat Firman Tuhan kita dengar dan kita terima, kuasa firman dilepaskan, sehingga kita dapat melihat bahwa Firman Tuhan: “Berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.”
Orang-orang percaya di Tesalonika sudah mengalami hal tersebut. “Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima Firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi--dan memang sungguh-sungguh demikian--sebagai Firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya” (1 Tesalonika 2:13).
Ayat yang kedua menyatakan bahwa Firman Tuhan akan menghasilkan buah di dalam hidup orang percaya. “Firman kebenaran, yaitu Injil… berbuah” Buah-buah tersebut adalah hasil dari kehidupan rohani yang bertumbuh dan semakin dewasa. Yesus mengajar bahwa kehidupan bisa muncul karena Firman Tuhan. “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yohanes 6:63). Firman Tuhan memberikan kepada kita hidup ketika kita lahir baru. “Karena kamu telah dilahirkan kembali… oleh Firman Allah, yang hidup dan yang kekal” (1 Petrus 1:23). Firman Tuhan juga kemudian memberikan makanan untuk kehidupan orang percaya selanjutnya. “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan” (1 Petrus 2:2). Air susu yang murni dan yang rohani adalah Firman Tuhan.
Ayat yang ketiga memperlihatkan posisi iman sebagai unsur yang paling vital dari kehidupan dalam kasih karunia Allah. Kita sudah belajar bahwa iman membuka jalan masuk bagi kasih karunia. “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri" (Roma 5:2). Dalam perjalanan hidup kita selanjutnya, iman harus semakin bertumbuh. “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
Setelah kita melihat kebenaran agung mengenai Firman Tuhan, mari kita mulai untuk memiliki sikap mencintai Firman-Nya. Kasih karunia yang Tuhan sediakan bagi kita dapat kita akses melalui iman. Iman akan tumbuh pada saat kita menerima Firman Tuhan.Doa
Ya Tuhan yang penuh dengan kasih karunia dan kebenaran, terima kasih untuk Firman-Mu. Ampuni aku jika dahulu aku sering tidak menghargai Firman-Mu. Aku memohon kepada-Mu untuk memberikan hati yang haus dan lapar akan Firman-Mu yang hidup dan yang kekal. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Firman Kasih Karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. (Kisah Para Rasul 20:32)
Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya. (Kolose 1:5-6)
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Roma 10:17)