Hukum Taurat menghasilkan pertanggungjawaban akan dosa

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. (Roma 3:19-20)

Hukum Taurat ditujukan kepada mereka yang ada di bawah hukum Taurat. Tentunya orang Yahudi termasuk ke dalam golongan ini karena hukum Taurat diberikan kepada mereka dalam bentuk tulisan, pertama-tama ditulis oleh Allah sendiri pada dua loh batu, kemudian dicatat pada kitab-kitab. Tetapi, hukum Taurat juga berbicara kepada orang-orang bukan Yahudi juga, karena hukum ini juga tertulis di dalam hati nurani mereka. “Sebab dengan itu mereka [Bangsa-bangsa bukan Yahudi] menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.” (Roma 2:15). Jadi, sebenarnya semua orang awalnya hidup di bawah hukum Taurat.

Ingat, ketika hukum Taurat menuntut “jadilah kudus, mengasihi dan jadilah sempurna,” akibat dari semua orang menerima pesan ini (baik secara tertulis maupun di dalam hati nurani) adalah “supaya tersumbat setiap mulut.” Apakah yang dapat kita katakan ketika kita berdiri di hadapan Allah, dan Ia menilai hidup kita sesuai dengan ukuran standar hukum-Nya? Bagaimana kita bisa menjawab saat Allah berkata, “Ini hidupmu, ini hukum-Ku, sekarang berikan pertanggungjawabanmu.” Kita tidak mungkin bisa menjawab apa-apa, mulut kita akan tersumbat. Kita tidak akan bisa memberikan alasan, penjelasan atau pembenaran.

Hukum Taurat menghasilkan pertanggungjawaban kepada Allah. Dan pertanggungjawaban ini bersifat umum. Paulus menulis, “seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.” Tidak ada pengecualian. Hukum Taurat memperlihatkan kepada seluruh umat manusia apakah sebenarnya dosa itu.

Dosa bukanlah sekedar sifat atau kebiasaan manusia. Dosa adalah pernyataan ilahi mengenai apa yang tidak dapat diterima di hadapan Allah yang kudus. Paulus menulis “karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.” Tanpa hukum Taurat, manusia tidak akan mengerti mengenai dosa. Paulus mengakui bahwa “justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa.” (Roma 7:7). Membunuh, berzinah, mencuri, berdusta, mengingini, semuanya dinyatakan oleh hukum Taurat kepada manusia. Kata Paulus, “Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: ‘Jangan mengingini!’” (Roma 7:7). Oleh hukum Taurat, kita semua harus bertanggungjawab di hadapan Allah untuk dosa-dosa kita.

Doa

Ya Tuhan Allah yang Kudus, yang penuh Kasih dan yang Sempurna. Taurat-Mu telah membuat mulutku tersumbat. Aku tahu bahwa aku tidak mampu hidup sesuai dengan standar hukum-hukum-Mu seperti yang tertulis dalam Taurat-Mu maupun yang ada dalam hati nuraniku. Untuk selama-lamanya aku bersalah di hadapan-Mu jika bukan karena kasih karunia-Mu yang membenarkan aku. Terima kasih Tuhan karena Engkau telah menyediakan pengampunan dari dosa-dosaku oleh iman pada pengorbanan Anak-Mu yang Tunggal. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku.

Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. (Roma 3:19-20) Hukum Taurat ditujukan kepada mereka yang ada di bawah hukum Taurat. Tentunya orang Yahudi termasuk ke dalam golongan ini karena hukum Taurat diberikan kepada mereka dalam bentuk tulisan, pertama-tama ditulis oleh Allah sendiri pada dua loh batu, kemudian dicatat pada kitab-kitab.