Ayo Baca Alkitab (20 Jul 2024)
Pelayanan nabi Yesaya dan Mikha, Yerusalem dikepung oleh Sanherib
Pengaduan, tuntutan dan hukuman TUHAN terhadap umat-Nya
Baiklah dengar firman yang diucapkan TUHAN:
Bangkitlah, lancarkanlah pengaduan di depan gunung-gunung,
dan biarlah bukit-bukit mendengar suaramu!
Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan TUHAN,
dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi!
Sebab TUHAN mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya,
dan Ia beperkara dengan Israel.
"Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu?
Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku!
Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir
dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan
dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu.
Umat-Ku, baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, raja Moab,
dan apa yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor
dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal,
supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilan dari TUHAN."
"Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN
dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi?
Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran,
dengan anak lembu berumur setahun?
Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan,
kepada puluhan ribu curahan minyak?
Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku
dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?"
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik.
Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu:
selain berlaku adil, mencintai kesetiaan,
dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"
Dengarlah, TUHAN berseru kepada kota:
--adalah bijaksana untuk takut kepada nama-Nya--:
"Dengarlah, hai suku bangsa
dan orang kota!
Masakan Aku melupakan harta benda kefasikan di rumah orang fasik
dan takaran efa yang kurang dan terkutuk itu?
Masakan Aku membiarkan tidak dihukum orang yang membawa neraca palsu
atau pundi-pundi berisi batu timbangan tipu?
Orang-orang kaya di kota itu melakukan banyak kekerasan,
penduduknya berkata dusta dan lidah dalam mulut mereka adalah penipu.
Maka Akupun mulai memukul engkau,
menanduskan engkau oleh karena dosamu.
Engkau ini akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang,
dan perutmu tetap mengamuk karena lapar;
engkau akan menyingkirkan sesuatu,
tetapi tidak dapat menyelamatkannya,
dan apa yang dapat kauselamatkan,
akan Kuserahkan kepada pedang.
Engkau ini akan menabur,
tetapi tidak menuai,
engkau ini akan mengirik buah zaitun,
tetapi tidak berurap dengan minyaknya;
juga mengirik buah anggur,
tetapi tidak meminum anggurnya.
Engkau telah berpaut kepada ketetapan-ketetapan Omri
dan kepada segala perbuatan keluarga Ahab,
dan engkau telah bertindak menurut rancangan mereka,
sehingga Aku membuat engkau menjadi ketandusan
dan pendudukmu menjadi sasaran suitan;
demikianlah kamu akan menanggung pencelaan
dari pihak bangsa-bangsa."
Kemerosotan akhlak Israel
Celaka aku! Sebab keadaanku seperti pada pengumpulan buah-buahan musim kemarau,
seperti pada pemetikan susulan buah anggur:
tidak ada buah anggur untuk dimakan,
atau buah ara yang kusukai.
Orang saleh sudah hilang dari negeri,
dan tiada lagi orang jujur di antara manusia.
Mereka semuanya mengincar darah,
yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring.
Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat;
pemuka menuntut, hakim dapat disuap;
pembesar memberi putusan sekehendaknya,
dan hukum, mereka putar balikkan!
Orang yang terbaik di antara mereka adalah seperti tumbuhan duri,
yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri;
hari bagi pengintai-pengintaimu, hari penghukumanmu, telah datang,
sekarang akan mulai kegemparan di antara mereka!
Janganlah percaya kepada teman,
janganlah mengandalkan diri kepada kawan!
Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan
yang berbaring di pangkuanmu!
Sebab anak laki-laki menghina ayahnya,
anak perempuan bangkit melawan ibunya,
menantu perempuan melawan ibu mertuanya;
musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Pengharapan baru bagi Sion
Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN,
akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku;
Allahku akan mendengarkan aku!
Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku!
Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula,
sekalipun aku duduk dalam gelap,
TUHAN akan menjadi terangku.
Aku akan memikul kemarahan TUHAN,
sebab aku telah berdosa kepada-Nya,
sampai Ia memperjuangkan perkaraku
dan memberi keadilan kepadaku,
membawa aku ke dalam terang,
sehingga aku mengalami keadilan-Nya.
Musuhku akan melihatnya
dan dengan malu ia akan menutupi mukanya,
dia yang berkata kepadaku:
"Di mana TUHAN, Allahmu?"
Mataku akan memandangi dia;
sekarang ia diinjak-injak seperti lumpur di jalan.
Akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali;
pada hari itulah perbatasanmu akan diperluas.
Pada hari itu orang akan menghadap engkau dari Asyur sampai Mesir,
dari Mesir sampai sungai Efrat,
dari laut ke laut,
dari gunung ke gunung.
Tetapi bumi akan menjadi tandus oleh karena penduduknya,
sebagai akibat perbuatan mereka.
Doa minta tindakan dan belas kasihan TUHAN
Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu,
kambing domba milik-Mu sendiri,
yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan.
Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead
seperti pada zaman dahulu kala.
Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir,
perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban!
Biarlah bangsa-bangsa melihatnya
dan merasa malu atas segala keperkasaan mereka;
biarlah mereka menutup mulutnya dengan tangan,
dan telinganya menjadi tuli.
Biarlah mereka menjilat debu seperti ular,
seperti binatang menjalar di bumi;
biarlah mereka keluar dengan gemetar dari kubunya,
dan datang kepada TUHAN, Allah kami,
dengan gentar,
dengan takut kepada-Mu!
Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa,
dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri;
yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya,
melainkan berkenan kepada kasih setia?
Biarlah Ia kembali menyayangi kita,
menghapuskan kesalahan-kesalahan kita
dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.
Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub
dan kasih-Mu kepada Abraham
seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah
kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!
Yerusalem dikepung oleh Sanherib
Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda. Ia mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya. Ketika Hizkia mengetahui, bahwa Sanherib datang hendak memerangi Yerusalem, ia berunding dengan para panglima dan pahlawannya untuk menutup segala mata air yang terdapat di luar kota dan mereka itu bersedia membantunya. Maka berkumpullah banyak orang. Mereka menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu. Kata mereka: "Mengapa raja-raja Asyur harus mendapat banyak air, kalau mereka datang?"
Dengan sekuat tenaga Hizkia membangun kembali seluruh tembok yang telah terbongkar, mendirikan menara-menara di atasnya dan tembok yang lain di luarnya. Ia memperkuat juga Milo di kota Daud dan membuat lembing dan perisai dalam jumlah yang besar.
Ia mengangkat panglima-panglima perang yang mengepalai rakyat, menyuruh mereka berkumpul kepadanya di halaman pintu gerbang kota dan menenangkan hati mereka dengan kata-kata:
"Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia.
Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita." Oleh kata-kata Hizkia, raja Yehuda itu, rakyat mendapat kepercayaannya kembali.
Dalam tahun keempat belas zaman raja Hizkia majulah Sanherib, raja Asyur, menyerang segala kota berkubu negeri Yehuda, lalu merebutnya. Hizkia, raja Yehuda, mengutus orang kepada raja Asyur di Lakhis dengan pesan: "Aku telah berbuat dosa; undurlah dari padaku; apapun yang kaubebankan kepadaku akan kupikul." Kemudian raja Asyur membebankan kepada Hizkia, raja Yehuda, tiga ratus talenta perak dan tiga puluh talenta emas. Hizkia memberikan segala perak yang terdapat dalam rumah TUHAN dan dalam perbendaharaan istana raja. Pada waktu itu Hizkia mengerat emas dari pintu-pintu dan dari jenang-jenang pintu bait TUHAN, yang telah dilapis oleh Hizkia, raja Yehuda; diberikannyalah semuanya kepada raja Asyur.
Sesudah itu raja Asyur mengirim panglima, kepala istana dan juru minuman agung dari Lakhis kepada raja Hizkia di Yerusalem disertai suatu tentara yang besar. Mereka maju dan sampai ke Yerusalem. Setelah mereka maju dan sampai di situ, mereka mengambil tempat dekat saluran kolam atas yang di jalan raja pada Padang Tukang Penatu. Dan ketika mereka memanggil-manggil kepada raja, keluarlah mendapatkan mereka Elyakim bin Hilkia, kepala istana, dan Sebna, panitera negara, serta Yoah bin Asaf, bendahara negara.
Maka dalam tahun keempat belas zaman raja Hizkia majulah Sanherib, raja Asyur, menyerang segala kota berkubu negeri Yehuda, lalu merebutnya. Raja Asyur mengutus juru minuman agung dari Lakhis ke Yerusalem kepada raja Hizkia disertai suatu tentara yang besar. Ia mengambil tempat dekat saluran kolam atas di jalan raya pada Padang Tukang Penatu. Keluarlah mendapatkan dia Elyakim bin Hilkia, kepala istana, dan Sebna, panitera negara, serta Yoab bin Asaf, bendahara negara.
Lalu berkatalah juru minuman agung kepada mereka: "Baiklah katakan kepada Hizkia: Beginilah kata raja agung, raja Asyur: Kepercayaan macam apakah yang kaupegang ini? Kaukira bahwa hanya ucapan bibir saja dapat merupakan siasat dan kekuatan untuk perang! Sekarang, kepada siapa engkau berharap, maka engkau memberontak terhadap aku? Sesungguhnya, engkau berharap kepada tongkat bambu yang patah terkulai itu, yaitu Mesir, yang akan menusuk dan menembus tangan orang yang bertopang kepadanya. Begitulah keadaan Firaun, raja Mesir, bagi semua orang yang berharap kepadanya. Dan apabila kamu berkata kepadaku: Kami berharap kepada TUHAN, Allah kami, --bukankah Dia itu yang bukit-bukit pengorbanan-Nya dan mezbah-mezbah-Nya telah dijauhkan oleh Hizkia sambil berkata kepada Yehuda dan Yerusalem: Di depan mezbah yang di Yerusalem inilah kamu harus sujud menyembah! Maka sekarang, baiklah bertaruh dengan tuanku, raja Asyur: Aku akan memberikan dua ribu ekor kuda kepadamu, jika engkau sanggup memberikan dari pihakmu orang-orang yang mengendarainya. Bagaimanakah mungkin engkau memukul mundur satu orang perwira tuanku yang paling kecil? Padahal engkau berharap kepada Mesir dalam hal kereta dan orang-orang berkuda! Sekarangpun, adakah di luar kehendak TUHAN aku maju melawan tempat ini untuk memusnahkannya? TUHAN telah berfirman kepadaku: Majulah menyerang negeri itu dan musnahkanlah itu!"
Lalu berkatalah Elyakim bin Hilkia, Sebna dan Yoah kepada juru minuman agung: "Silakan berbicara dalam bahasa Aram kepada hamba-hambamu ini, sebab kami mengerti; tetapi janganlah berbicara dengan kami dalam bahasa Yehuda sambil didengar oleh rakyat yang ada di atas tembok." Tetapi juru minuman agung berkata kepada mereka: "Adakah tuanku mengutus aku untuk mengucapkan perkataan-perkataan ini hanya kepada tuanmu dan kepadamu saja? Bukankah juga kepada orang-orang yang duduk di atas tembok, yang memakan tahinya dan meminum air kencingnya bersama-sama dengan kamu?" Kemudian berdirilah juru minuman agung dan berserulah ia dengan suara nyaring dalam bahasa Yehuda. Ia berkata: "Dengarlah perkataan raja agung, raja Asyur! Beginilah kata raja: Janganlah Hizkia memperdayakan kamu, sebab ia tidak sanggup melepaskan kamu dari tanganku! Janganlah Hizkia mengajak kamu berharap kepada TUHAN dengan mengatakan: Tentulah TUHAN akan melepaskan kita; dan kota ini tidak akan diserahkan ke dalam tangan raja Asyur. Janganlah dengarkan Hizkia, sebab beginilah kata raja Asyur: Adakanlah perjanjian penyerahan dengan aku dan datanglah ke luar kepadaku, maka setiap orang dari padamu akan makan dari pohon anggurnya dan dari pohon aranya serta minum dari sumurnya, sampai aku datang dan membawa kamu ke suatu negeri seperti negerimu ini, suatu negeri yang bergandum dan berair anggur, suatu negeri yang beroti dan berkebun anggur, suatu negeri yang berpohon zaitun, berminyak dan bermadu; dengan demikian kamu hidup dan tidak mati. Tetapi janganlah dengarkan Hizkia, sebab ia membujuk kamu dengan mengatakan: TUHAN akan melepaskan kita! Apakah pernah para allah bangsa-bangsa melepaskan negerinya masing-masing dari tangan raja Asyur? Di manakah para allah negeri Hamat dan Arpad? Di manakah para allah negeri Sefarwaim, Hena dan Iwa? Apakah mereka telah melepaskan Samaria dari tanganku? Siapakah di antara semua allah negeri-negeri yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?" Tetapi rakyat itu berdiam diri dan tidak menjawab dia sepatah katapun, sebab ada perintah raja, bunyinya: "Jangan kamu menjawab dia!" Kemudian pergilah Elyakim bin Hilkia, kepala istana, dan Sebna, panitera negara, dan Yoah bin Asaf, bendahara negara, menghadap Hizkia, dengan pakaian yang dikoyakkan, lalu memberitahukan kepadanya perkataan juru minuman agung.
Lalu berkatalah juru minuman agung kepada mereka: "Baiklah katakan kepada Hizkia: Beginilah kata raja agung, raja Asyur: Kepercayaan macam apakah yang kaupegang ini? Kaukira bahwa hanya ucapan bibir saja dapat merupakan rencana dan kekuatan untuk perang! Sekarang, kepada siapa engkau berharap, maka engkau memberontak terhadap aku? Sesungguhnya, engkau berharap kepada tongkat bambu yang patah terkulai itu, yaitu Mesir, yang akan menusuk dan menembus tangan orang yang bertopang kepadanya. Begitulah keadaan Firaun, raja Mesir, bagi semua orang yang berharap kepadanya. Dan apabila engkau berkata kepadaku: Kami berharap kepada TUHAN, Allah kami, --bukankah Dia itu yang bukit-bukit pengorbanan-Nya dan mezbah-mezbah-Nya telah dijauhkan oleh Hizkia sambil berkata kepada Yehuda dan Yerusalem: Di depan mezbah inilah kamu harus sujud menyembah! Maka sekarang, baiklah bertaruh dengan tuanku, raja Asyur: Aku akan memberikan dua ribu ekor kuda kepadamu, jika engkau sanggup memberikan dari pihakmu orang-orang yang mengendarainya. Bagaimanakah mungkin engkau memukul mundur satu orang perwira tuanku yang paling kecil? Padahal engkau berharap kepada Mesir dalam hal kereta dan orang-orang berkuda! Sekarangpun, adakah di luar kehendak TUHAN aku maju melawan negeri ini untuk memusnahkannya? TUHAN telah berfirman kepadaku: Majulah menyerang negeri itu dan musnahkanlah itu!"
Lalu berkatalah Elyakim, Sebna dan Yoah kepada juru minuman agung: "Silakan berbicara dalam bahasa Aram kepada hamba-hambamu ini, sebab kami mengerti; tetapi janganlah berbicara dengan kami dalam bahasa Yehuda sambil didengar oleh rakyat yang ada di atas tembok." Tetapi juru minuman agung berkata: "Adakah tuanku mengutus aku untuk mengucapkan perkataan-perkataan ini hanya kepada tuanmu dan kepadamu saja? Bukankah juga kepada orang-orang yang duduk di atas tembok, yang memakan tahinya dan meminum air kencingnya bersama-sama dengan kamu?" Kemudian berdirilah juru minuman agung dan berserulah ia dengan suara nyaring dalam bahasa Yehuda. Ia berkata: "Dengarlah perkataan raja agung, raja Asyur! Beginilah kata raja: Janganlah Hizkia memperdayakan kamu, sebab ia tidak sanggup melepaskan kamu! Janganlah Hizkia mengajak kamu berharap kepada TUHAN dengan mengatakan: Tentulah TUHAN akan melepaskan kita; kota ini tidak akan diserahkan ke dalam tangan raja Asyur. Janganlah dengarkan Hizkia, sebab beginilah kata raja Asyur: Adakanlah perjanjian penyerahan dengan aku dan datanglah ke luar kepadaku, maka setiap orang dari padamu akan makan dari pohon anggurnya dan dari pohon aranya serta minum dari sumurnya, sampai aku datang dan membawa kamu ke suatu negeri seperti negerimu, suatu negeri yang bergandum dan berair anggur, suatu negeri yang beroti dan berkebun anggur. Jangan sampai Hizkia membujuk kamu dengan mengatakan: TUHAN akan melepaskan kita! Apakah pernah para allah bangsa-bangsa melepaskan negerinya masing-masing dari tangan raja Asyur? Di manakah para allah negeri Hamat dan Arpad? Di manakah para allah negeri Sefarwaim? Apakah mereka telah melepaskan Samaria dari tanganku? Siapakah di antara semua allah negeri-negeri ini yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?" Tetapi orang berdiam diri dan tidak menjawab dia sepatah katapun, sebab ada perintah raja, bunyinya: "Jangan kamu menjawab dia!" Kemudian pergilah Elyakim bin Hilkia, kepala istana, dan Sebna, panitera negara, dan Yoah bin Asaf, bendahara negara, menghadap Hizkia, dengan pakaian yang dikoyakkan, lalu memberitahukan kepada raja perkataan juru minuman agung.