Hamba yang setia: Teladan Elisa dan warisan rohani dari kesetiaan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Kesetiaan kepada Tuhan sering menuntut pengorbanan, namun melalui kesetiaan itulah kita menerima warisan rohani yang luar biasa. Mengamati dan meneladani pemimpin rohani membantu kita menjadi pembelajar dan pelayan yang setia. Dengan kuasa Roh Kudus, kita mampu tetap setia dalam pelayanan, membawa kemuliaan Tuhan dan menerima upah kekal-Nya.

Bacaan: 2 Raja-Raja 2:1-15 (Elia dan Elisa)

Kesetiaan seringkali menuntut pengorbanan dari setiap kita. Tuhan menginginkan kesetiaan dari setiap hamba-Nya. Elia dan Elisa adalah teladan hamba yang setia dalam mengiring Tuhan. Elia adalah seorang nabi yang teguh dalam memberitakan kebenaran, bahkan nyawanya menjadi taruhannya. Elisa adalah murid yang setia mendampingi Elia ke manapun ia pergi. Bahkan ketika nabi-nabi lain memberitahu Elisa bahwa Elia akan diangkat Tuhan, Elisa tetap menjawab, "Saya sudah tahu." Kesetiaan Elisa luar biasa, karena ia mengakui Elia sebagai pemimpin rohaninya dan meneladani kebenaran serta keberanian Elia melawan nabi-nabi Baal. Elisa mengingini warisan rohani yang dimiliki Elia dan berkomitmen untuk memilikinya.

Dari 2 Raja-Raja 2:1-15, terdapat tiga kebenaran yang dapat kita pelajari:

  1. Setialah dalam panggilan Tuhan
  2. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak alasan yang bisa membuat kita berhenti dalam pelayanan. Namun Tuhan menghendaki kita tetap setia hingga akhir, seperti Rasul Paulus yang berkata, "Aku telah mengakhiri pertandingan dan menerima mahkota kehidupan." Kesetiaan kita akan menghasilkan warisan rohani yang luar biasa, sebagaimana Elisa menerima dari Elia. Kita juga bisa menerima warisan rohani dari pemimpin rohani kita, para Gembala kita.
  3. Menjadi pemimpin dan pembelajar yang baik
  4. Elisa meneladani apa yang dilakukan Elia: melakukan kebenaran, menghasilkan hal-hal baik, dan memuliakan Tuhan di hadapan orang yang belum percaya. Kita pun memiliki tanggung jawab serupa, yaitu membimbing saudara-saudara yang lemah dalam iman, memberikan dukungan doa, dan menjadi hamba yang setia, sehingga di akhir kita menerima upah dari Tuhan.
  5. Selalu minta kuasa Tuhan untuk tetap setia
  6. Dengan dorongan Roh Kudus, kita semakin dekat dengan Tuhan, sama seperti Maria yang selalu setia. Dalam kondisi sulit sekalipun, kita tetap setia dan menghasilkan kemuliaan kekal dalam kerajaan-Nya.

Amin.