Can you hear me now?
Inspirasi | |
---|---|
Tanggal | 23 Juli 2023 |
Penulis | Pdt Nathan Subroto, MDiv |
Sebelumnya |
|
Selanjutnya |
|
“Can you hear me now?” adalah sebuah pertanyaan serius yang diajukan Yesus setiap saat kepada kita. Dalam hal ini, masalahnya bukan terletak pada sistem telekomunikasi ataupun pada suara Yesus sebagai pembicara. Satu-satunya masalah adalah terdapat dalam kemampuan dan kepekaan kita untuk mendengar suara Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Sebuah perusahaan telekomunikasi selular di Amerika Serikat memiliki slogan dalam kampanye iklan mereka, slogan tersebut adalah: “Can you hear me now?” (Apakah Anda dapat mendengar saya sekarang?)
Perusahaan tersebut betul-betul sadar, sebelum menyampaikan sebuah pesan, suara kita harus dapat terdengar dengan jernih dan jelas oleh lawan bicara kita. Mungkin sebelumnya belum begitu jernih dan jelas sehingga tagline atau slogannya menggunakan kata now (sekarang) — “Can you hear me now?”
Lewat sebuah upaya, yang mungkin sebelumnya belum terdengar dengan jelas, tapi sekarang pastikan bahwa sebelum berkomunikasi, suara kita sudah terdengar jernih dan jelas, supaya setiap pesan dapat tersampaikan dengan utuh dan baik.
Ternyata pertanyaan di atas bukan hanya pertanyaan yang diajukan oleh pemakai jasa perusahaan telekomunikasi, ataupun juga bukan hanya sebuah tagline atau slogan kampanye iklan.
Can you hear me now?
“Can you hear me now?” adalah juga merupakan pertanyaan serius yang diajukan Yesus setiap saat kepada kita. Dalam hal ini, masalahnya bukan terletak pada sistem telekomunikasi ataupun pada suara Yesus sebagai pembicara. Satu-satunya masalah adalah terdapat dalam kemampuan dan kepekaan kita untuk mendengar suara Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Wahyu 3:20 mengatakan,
- Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Ayat ini mengatakan bahwa Yesus dengan setianya berdiri di muka pintu dan mengetok secara terus menerus, dengan harapan ada yang mendengar suara itu dan membukakan pintu sehingga Yesus dapat masuk dan makan bersama-sama dengan yang ada di dalam rumah itu. Ia begitu rindu, sampai-sampai menggunakan kata “jikalau ada yang mendengar”. Seakan-akan Ia sudah lama menunggu sampai ada yang mendengar suara-Nya. Dengan kata lain Ia bertanya, “Apakah sekarang engkau mendengar-Ku?” (Can you hear Me now?)
Marilah kita berusaha meningkatkan kemampuan pendengaran rohani (kepekaan) kita untuk mendengar suara Tuhan. Ia telah begitu sabar menunggu sampai kita dapat mendengar panggilan-Nya dan mempersilakan Dia masuk dalam hidup kita.
Waktu kita membuka hati kita, dan Ia masuk ke dalam hidup kita, ada perkara yang ajaib dan dahsyat terjadi.
Selamat mendengarkan suara Tuhan dan Tuhan Yesus memberkati. (NS)