Pengantar Alkitab Terjemahan Baru Edisi Kedua (TB2)
“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Dia baik. Sesungguhnya, untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!” (Mzm. 107:2, Alkitab TB2).
Bersama pemazmur, kita bersyukur atas kasih setia Tuhan yang telah menyertai dan memberkati umat-Nya dalam kesaksian dan pelayanannya di bumi nusantara. Secara khusus kita mensyukuri hadirnya Alkitab Terjemahan Baru sebagai Kitab Suci yang diakui dan digunakan umat Kristiani dari berbagai latar belakang gereja dan tradisi. Alkitab Terjemahan Baru (selanjutnya, Alkitab TB) terbit tahun 1974, disusul dengan edisi Katolik pada tahun berikutnya. Dalam catatan sejarah, Alkitab TB adalah terjemahan oikumenis yang pertama di dunia, buah yang nyata dari kerjasama tim penerjemah Lembaga Alkitab Indonesia dan tim penerjemah Kitab Suci Katolik di bawah naungan Majelis Agung Waligereja Indonesia.
Setengah abad telah berlalu sejak Alkitab TB diterbitkan sebagai Alkitab bahasa Indonesia yang pertama di Indonesia. Sebelumnya, dalam rentang waktu empat abad, berbagai terjemahan bahasa Melayu beredar dari abad ke abad, mulai dari Injil Matius terjemahan A.C. Ruyl (1629) hingga Alkitab terjemahan
H.C. Klinkert (1879) dan Perjanjian Baru terjemahan W.A. Bode (1938). Gabungan Perjanjian Lama terjemahan Klinkert dan Perjanjian Baru terjemahan Bode pernah diterbitkan pada tahun 1958 sebagai terjemahan “darurat”, sementara terjemahan baru dalam bahasa Indonesia belum tersedia.
Penerjemahan dan penerbitan Alkitab TB sendiri bermula dari prakarsa Lembaga Alkitab Belanda (Nederlandsch Bijbel Genootschap; NBG) di awal tahun 1950an untuk melengkapi terjemahan Bode. Namun, tim yang ditugaskan NBG segera menyadari betapa pesatnya perkembangan bahasa Indonesia di masa awal Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, disadari pula bahwa terjemahan yang tepat dan konsisten tidak mungkin dikerjakan tanpa mengacu pada teks-teks sumber Alkitab dalam bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani. Penemuan dan penelitian Naskah-naskah Laut Mati (Dead Sea Scrolls) sejak 1947, misalnya, perlu dimanfaatkan ketika menerjemahkan Alkitab atau membarui terjemahan-terjemahan Alkitab.
Bila dihitung dari tahap awal penerjemahannya, Alkitab TB sesungguhnya telah berusia lebih dari tujuh puluh tahun. Dalam lintasan sepanjang itu, terjemahan yang disebut “Terjemahan Baru” pun lambat laun berubah menjadi terjemahan “lama”. Kata-kata yang usang seperti “ganja” (1Raj. 7:2), atau terjemahan yang sulit dimengerti seperti “galah rangsang” (Kis. 26:14) perlu ditinjau dan dibarui sesuai dengan makna teks-teks Ibrani, Aram, dan Yunani yang menjadi dasarnya. Melanjutkan kebersamaan lintas-gereja dan lintas-lembaga dalam penerjemahan Alkitab di tanah air, pembaruan Alkitab TB dilakukan dengan mencermati perkembangan bahasa Indonesia masa kini, penelitian naskah-naskah kuno Alkitab, kajian-kajian mengenai makna teks, dan berbagai bidang ilmu yang mendukung penerjemahan Alkitab (seperti linguistik, arkeologi, dan kajian lintas-budaya).
Menjelang perampungannya, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dalam kemitraan dengan Lembaga Biblika Indonesia (LBI) meminta masukan dari gereja-gereja, lembaga-lembaga pendidikan teologi, dan berbagai kalangan pengguna Alkitab TB melalui serangkaian diskusi dan konsultasi, termasuk enam konsultasi regional di wilayah Indonesia timur, tengah, dan barat (20162017). Pada tanggal 7-9 Februari 2018 LAI dan LBI menyelenggarakan Konsultasi Nasional Pembaruan Alkitab TB di Kinasih Resort, Bogor, yang dihadiri oleh pimpinan lembaga gereja aras nasional, para uskup dan pimpinan sinode dari berbagai denominasi. Masukan dari berbagai konsultasi ini kemudian diolah kembali dan dipersiapkan hingga terbit sebagai Alkitab Terjemahan Baru Edisi Kedua (Alkitab TB2). Edisi perdana Alkitab TB2 ini memuat Kamus Alkitab dan beberapa peta Alkitab pada bagian akhir. Selain itu, untuk memberi gambaran mengenai perubahan-perubahan yang terdapat dalam Alkitab TB2, diterbitkan pula buku Penjelasan Singkat Alkitab Terjemahan Baru Edisi Kedua (TB2). Pada bagian akhir buku ini dicantumkan catatan-catatan singkat mengenai terjemahan pada ayat-ayat tertentu.
Dengan mengucap syukur kepada Firman Ilahi yang telah menyapa umat-Nya di sepanjang sejarah, Alkitab TB2 dipersembahkan kepada gereja-gereja dan berbagai kalangan umat Kristiani penutur bahasa Indonesia, disertai doa dan harapan agar Firman Hidup itu terus menyapa hati dalam bahasa terkini dan membarui hidup umat-Nya dari generasi ke generasi.
“Firman itu telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh anugerah dan kebenaran.” (Yoh. 1:14, Alkitab TB2). Bagi Dialah, Firman Hidup yang telah menjadi manusia, kemuliaan sampai selama-lamanya.
Jakarta, 9 Februari 2023
Lembaga Alkitab Indonesia
Sumber
- Lembaga Alkitab Indonesia (2023). Penjelasan Singkat Alkitab Terjemahan Baru Edisi Kedua (TB2) © LAI 2023. Cetakan Perdana Tahun 2023. Jakarta. IBSPN 463-2272-2. IBS 70;INDO;750;18M-2023;BP 40.