Sabar dalam kesesakan, bertekun dalam doa

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 29 Oktober 2025 06.55 oleh Leo (bicara | kontrib) (Approved by NAS)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Tuhan tidak pernah memberi pencobaan melebihi kekuatan kita, sebab Ia setia menyediakan jalan keluar bagi setiap masalah. Dalam setiap kesesakan, belajarlah bersabar seperti Kristus yang tetap taat dan penuh kasih dalam penderitaan-Nya. Saat kita terus berharap dan bertekun dalam doa, Tuhan akan menolong dan memampukan kita melewati semua proses dengan kemenangan.

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.

Roma 12:12

Menghadapi keadaan dunia yang tidak mudah, masalah krisis ekonomi, dan berbagai peperangan yang terjadi di dunia, banyak orang datang memohon pertolongan Tuhan karena tekanan hidup yang berat. Saat berada di tengah pergumulan dan menunggu jawaban Tuhan, kuncinya adalah sabar. Seperti pepatah berkata, “Orang yang sabar disayang Tuhan.” Tetapi sabar bukan berarti pasif — sabar berarti tetap berharap, tetap percaya, dan tetap tekun berdoa di tengah situasi sulit.

Ada dua alasan mengapa kita harus bersabar, khususnya saat bergumul dalam masalah:

  1. 1 Korintus 10:13
  2. Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia, dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
    Kebenaran firman ini menegaskan bahwa Tuhan tidak pernah memberi masalah di luar kemampuan kita. Ia tahu batas kekuatan, kapasitas, dan level iman kita. Saat kita menghadapi masalah, sebenarnya Tuhan sedang melatih dan memperbesar kualitas hidup rohani kita supaya kita semakin mengandalkan Dia dan menjadi serupa dengan Kristus. Ketika kita bertahan dalam iman, kita akan mengalami kemenangan demi kemenangan, dan kemuliaan Tuhan akan nyata dalam hidup kita.
  3. 1 Petrus 2:21
  4. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagi kamu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
    Tuhan Yesus sendiri pernah mengalami kesesakan, caci maki, fitnah, aniaya, dan tekanan yang berat hingga Ia harus meminum cawan penderitaan. Namun, yang membedakan Yesus dengan manusia adalah Ia tidak pernah berbuat dosa dan menanggung semuanya karena kasih-Nya kepada kita. Oleh sebab itu, Tuhan sangat mengerti setiap beban dan proses yang kita alami. Ia tidak pernah meninggalkan kita dalam penderitaan.

Terkadang kita ingin semua masalah cepat selesai, lalu menggunakan kekuatan sendiri. Tapi saat kita jujur merenung, apakah itu benar-benar mendekatkan kita kepada Tuhan? Sering kali justru sebaliknya — kita menjadi kecewa dan menjauh dari-Nya. Karena itu, mari belajar membawa segala kesusahan kepada Tuhan, berharap hanya kepada-Nya, bertekun dalam doa, dan berjalan bersama-Nya. Dengan Tuhan, kita pasti mampu menghadapi setiap rintangan dan keluar sebagai pemenang.

Amin.