Kasih yang murni: Bukti nyata penyembahan kepada Allah
![]() | |
| Inspirational | |
| Tanggal | 04 September 2025 |
| Oleh | Frangki Sihombing |
| Baca juga | |
| |
Kasih adalah inti dari hukum Allah, dan hanya melalui kasih yang tulus kita dapat menyembah Tuhan secara murni. Tindakan kita harus selaras dengan hati, karena benci terhadap sesama menghalangi hubungan kita dengan Allah. Dengan melepaskan kebencian dan mengampuni, doa dan ibadah kita menjadi penuh berkat, damai sejahtera, dan sukacita sejati.
"Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Melalui Firman Tuhan ini, kita memahami bahwa kasih adalah inti dari hukum Allah, dan kasih harus menjadi bukti nyata serta bentuk penyembahan kita kepada Tuhan. Jika kita berdoa dalam kasih tetapi hidup kita masih menyimpan kebencian terhadap seseorang, berarti kita gagal mentaati perintah Allah. Saat ini, banyak orang Kristen melakukan pujian, penyembahan, dan doa, namun di hati masih ada rasa benci — baik terhadap rekan kerja, sesama pelayan, tetangga, pasangan, bahkan terhadap diri sendiri.
Dalam kehidupan seorang pengikut Kristus, kasih dan kebencian tidak dapat hidup berdampingan. Sangat penting menyelaraskan sikap hati dan tindakan dalam beribadah. 1 Yohanes 4:20-21 menegaskan:
- Jika seorang berkata aku mengasihi Allah dan ia membenci saudaranya, ia adalah pendusta; karena barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: barangsiapa mengasihi Allah, ia juga harus mengasihi saudaranya.
Jika tindakan dan hati kita tidak selaras, dan kebencian, kepahitan, atau ketidaksukaan terus ada, maka rasa benci itu bisa bertumbuh lebih besar. Markus 11:25 mengingatkan:
- "Jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah terlebih dahulu jika ada sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya Bapamu di surga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
Untuk melepaskan kebencian, Roh Kudus sebagai Penolong yang kita terima di hati kita akan memberi kekuatan. Bagian kita adalah membuka hati, merenungkan Firman Tuhan, mengucap syukur, dan mengampuni. Saat kita berhasil melepaskan kebencian dan mengampuni, ibadah dan doa kita menjadi penyembahan yang murni, dan kita akan menerima berkat, damai sejahtera, dan sukacita yang sejati sesuai janji Tuhan.
Amin.
