Mengubah dunia dengan perkataan yang menguatkan
Materi COOL BPA | |
---|---|
Tanggal | Minggu, 01 Desember 2024 |
Penulis | Departemen Pemuda dan Anak |
Unduh | Google Drive |
| |
|
Bahan Commander of Thousand JC-Youth minggu pertama Desember 2024
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Penjelasan materi
Guys, dalam dunia yang dipenuhi ujaran negatif, konflik, dan pesimisme, kita sering lupa bahwa sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi terang di tengah kegelapan. Salah satu cara termudah namun paling berpengaruh untuk mengubah dunia adalah dengan perkataan yang kita ucapkan. Perkataan yang membangun dan menguatkan memiliki kuasa untuk mengubah hati, menghidupkan harapan, dan menyebarkan kebaikan yang berdampak:
- Yohanes 8:7-11 Perkatakan kebenaran dengan kasih
- Ibrani 11:1 Perkataan yang membangkitkan pengharapan
- Mazmur 34:14-15 Perkatakan berkat, bukan kutuk
Ayat ini mengajarkan kita, bahwa Yesus sendiri memberikan contoh bagaimana menyampaikan kebenaran dengan kasih. Yesus tidak langsung menghukum perempuan yang tertangkap basah berzinah, tetapi Ia terlebih dahulu menempatkan kasih dan pengertian. Dengan kasih, kebenaran bisa diterima dan menghasilkan perubahan. Sama seperti seorang dokter yang memberikan obat kepada pasien, kita harus berhati-hati dalam menuturkan kebenaran agar dapat diterima dan menyembuhkan, bukan menyakiti. Sebagai anak muda, setiap perkataan kita hendaknya penuh kasih, terutama ketika kita menegur atau menyampaikan nasihat kepada teman-teman.
Pengharapan adalah inti dari iman Kristen. Dalam ayat ini, iman dijelaskan sebagai dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. Maka dari itu, perkataan kita sebagai orang percaya haruslah membangkitkan iman dan pengharapan di tengah keputusasaan. Perkataan yang membangkitkan pengharapan seperti sebuah lilin yang menyala di ruangan gelap. Meski hanya satu lilin, namun ruangan tersebut akan tetap memiliki cahaya. Sebagai anak muda, kita bisa menggunakan perkataan positif kepada teman yang sedang menghadapi tantangan untuk membangkitkan harapan dalam hidup mereka, seperti dalam Yeremia 29:11.
Allah memanggil kita untuk menjadi berkat bagi sesama. Dalam Perjanjian Lama, kita melihat betapa besar kuasa berkat yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya, seperti Ishak kepada Yakub dan Yakub kepada kedua belas anaknya. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk memberkati, bukan mengutuk. Perkataan berkat adalah seperti seorang petani yang menabur benih yang baik di ladangnya. Ketika kita mengucapkan perkataan berkat, kita seperti menanam benih yang kelak akan berbuah dalam kehidupan orang lain. Anak muda seringkali mengabaikan kuasa berkat dan kutuk dalam perkataan, namun melalui ucapan yang baik, kita dapat menumbuhkan sesuatu yang baik dalam kehidupan teman, keluarga, dan bahkan orang asing.
Guys, mengubah dunia bisa dimulai dari hal yang sederhana, yaitu dengan perkataan kita. Setiap perkataan yang menguatkan dapat menjadi inspirasi bagi orang lain untuk lebih dekat dengan Tuhan, membangun karakter positif, dan menabur kebaikan di dunia ini. Sebagai anak muda yang dipanggil untuk menjadi terang dunia, marilah kita memulai perubahan itu dari perkataan yang kita ucapkan setiap hari. Amin.
Bahan diskusi
- Bagaimana kamu biasanya merespons atau berbicara ketika melihat teman atau orang lain sedang mengalami kesulitan? Apakah perkataan kamu lebih cenderung membangun atau justru membuat mereka semakin terpuruk?
- Pernahkah kamu merasakan dampak positif dari perkataan seseorang yang menguatkan pribadi kamu? Bagaimana kamu bisa menjadi pribadi yang memberikan dampak serupa melalui perkataan sehari-hari? (He)