Season of giving

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 23 Februari 2024 04.44 oleh Sari (bicara | kontrib) (Baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Tahun 2024 adalah Tahun Untuk Bangkit, Jadi Teranglah.

"Karena besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Karena besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Yohanes 3:16

Pendahuluan

Bulan Februari yang lalu adalah bulan yang sangat special, dimana kita merayakan pesta demokrasi dalam pemilihan umum serentak, sebagian besar orang-orang yang belum percaya kepada Kristus merayakan hari kasih sayang (valentine’s day), dan para sahabat yang warga keturunan Tiong Hoa merayakan Tahun Baru Imlek. Secara khusus untuk kita semua keluarga besar GBI Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta yang pada bulan yang lalu telah memberikan persembahan sulung kita di tahun 2024. Kita mungkin tidak setuju dengan segala ekses negatif yang ditimbulkan dari perayaan hari kasih sayang dengan latar belakang sejarahnya, kita juga tidak melakukan ritual adat istiadat yang bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan, namun dari keempat hal diatas kita melihat satu kesamaan yakni memberi. Inilah musim memberi (The Season of Giving), dimana kita memberi suara (pemilu), memberi/menyatakan kasih (valentine), memberi angpao (Imlek) dan bagi kita memberi persembahan sulung. Terlebih lagi dibulan ini kita sama-sama akan merayakan hari kematian Tuhan Yesus (Jumat Agung) sebagai tanda kasih Allah yang besar bagi dunia ini

Isi dan sharing

Terkait dengan memberi, paling tidak ada 3 (tiga) hal yang harus menjadi perhatian kita:

  1. Memberi dengan dorongan kasih
  2. Penulis Amsal mengatakan, "lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian." (Amsal15:17-TB2). Perkataan Amsal ini dapat kita pahami secara sederhana pemberian dengan dorongan kasih jauh lebih baik.Kualitas pemberian kita bukan hanya ditentukan dari apa yang kita berikan tapi bagaimana kita memberikannya. Pemberian yang didorong dari kasih yang hangat akan sangat berkesan. Rasul Paulus menuliskan, “Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.” (1 Korintus 13:3- TB2). Kasih adalah bentuk tanggung jawab kita kepada sesama orang percaya dan kepada sesama manusia. Apapun bentuk pemberian kita kepada mereka, baik itu pengampunan, kasih sayang, perhatian, materi dan lainnya, tentunya harus diberikan dengan dorongan kasih.

  3. Memberi itu jangan menunggu kaya
  4. Tidak sedikit orang percaya yang salah memahami terkait dengan memberi. Antara lain, memberi saat kita memiliki banyak, memberi saat kita sudah kaya. Dengan pemahaman seperti ini terkesan adalah hal yang lumrah kalau saya tidak memberi, sebab saya belum memiliki banyak, saya belum kaya. Padahal, yang namanya manusia umumnya tidak pernah memiliki batasan rasa puas, sehingga tetap saja merasa miskin, tetap merasa kurang sekalipun memiliki harta yang berkelimpahan. Memberi itu jangan nunggu kaya (materi), justru waktu kita banyak memberi ditengah kekurangan kita, disanalah nampak kekayaan dan kemurahan hati kita. Mari kita teladani jemaat di Makedonia sebagaimana dinyatakan rasul Paulus kepada jemaat di Korintus dalam 2 Korintus 8:1-5, "Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang anugerah yang diberikan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam berbagai penderitaan, sukacita mereka meluap, dan meskipun mereka sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kami, supaya mereka juga beroleh anugerah untuk ambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah juga kepada kami."

  5. Memberi dari apa yang ada
  6. Berapa banyak yang kita jumpai di sekitar kita, orang-orang yang ingin “pamer”, menunjukkan kedermawanannya dengan pemberian-pemberian yang luar biasa, padahal sumbernya berasal dari berhutang kepada orang lain. Baginya yang paling penting terkenal sekalipun pada akhirnya justru menjadi jerat bagi dirinya sendiri. Rasul Paulus mengatakan, "Sebab jika kamu rela untuk memberi, pemberianmu akan diterima, berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu." (2 Korintus 8:12-TB2).

Kesaksian

Memberi dalam keadaan cukup atau berlimpah menjadi hal yang biasa, tetapi ketika Anda memberi dari kekurangan itu menjadi hal yang luar biasa. Apa yang Anda rasakan ketika Anda memberi dalam keadaan kekurangan? Ceritakan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Mari kita memberi dengan dorongan kasih, memberi sekarang tanpa menunggu kaya, dan memberi dari apa yang ada pada kita. Sebab Allah telah terlebih dulu mengasihi kita dengan memberikan anak-Nya yang tunggal agar setiap kita yang percaya tidak binasa melainkan mendapatkan hidup yang kekal.

Jadwal

  • 01 Mar: Materi COOL: Season of giving
  • 08 Mar: Materi COOL: Kuasa salib Kristus
  • 15 Mar: Materi COOL: Delapan pertukaran besar di kayu salib
  • 22 Mar: Doa keliling
  • 29 Mar: Jumat Agung (Libur)