Sumber iman (3)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 05.04 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Yesus Kristus, Saksi yang setia… Saksi yang setia dan benar… Yang Setia dan Yang Benar. (Wahyu 1:5; 3:14; 19:11)

Iman datang ke dalam hidup kita melalui karya Yesus Kristus: “Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (Ibrani 12:2). Ketika nama Tuhan disingkapkan kepada kita, yaitu ketika kita mengenal siapa Yesus dan apa yang Ia sanggup lakukan, maka iman akan timbul dalam hati kita. “Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua” (Kisah Para Rasul 3:16). Kita dapat memiliki gambaran tentang betapa besarnya Dia, jadi kita mengandalkan Dia untuk melakukan karya yang besar. Oleh karena itu, iman hadir dalam pengalaman rohani kita bersama dengan Dia. Ayat renungan kita hari ini berhubungan dengan pertumbuhan iman, yang ditunjukkan lewat penggambaran Yesus sebagai pribadi yang setia dan benar.

Ia adalah saksi yang dapat kita andalkan, Ia memberitakan kebenaran kepada kita: “Yesus Kristus, Saksi yang setia… Saksi yang setia dan benar… Yang Setia dan Yang Benar.” Seorang saksi dapat memberikan laporan dari apa yang Ia lihat, dengar atau alami. Yesus adalah saksi yang benar dari semua hal yang Ia ketahui dan dari semua hal yang perlu kita ketahui. Ia memberitakan tentang kerajaan sorga. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 18:3). Ia juga memperingatkan kita akan hukuman neraka. “Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi” (Matius 13:49-50).

Ia juga memberitahu kita mengenai Allah Bapa. “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Matius 7:11). Ia memperingatkan kita terhadap “bapa pendusta.” “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta” (Yohanes 8:44). Ia mengajarkan kepada kita apa itu hidup yang sesungguhnya. “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Kita memiliki iman kepada Dia dan apa yang Ia saksikan, karena ia adalah “Saksi yang setia dan benar.”

Doa

Tuhan Yesus, aku bersyukur karena Engkau adalah saksi yang dapat dipercaya. Aku percaya kepada-Mu karena Engkau setia dan benar. Kesaksian-Mu yang dapat diandalkan sudah menyelamatkan aku dari neraka, dan sekarang menuju ke sorga. Engkau melindungi aku dari bapa segala dusta dan menjadikan aku anak dari Bapa di Sorga. Kesaksian-Mu telah memberikan hidup yang kekal kepadaku. Aku memuji Engkau dengan ucapan syukur yang tak putus-putus-nya. Amin.

Yesus Kristus, Saksi yang setia… Saksi yang setia dan benar… Yang Setia dan Yang Benar. (Wahyu 1:5; 3:14; 19:11) Iman datang ke dalam hidup kita melalui karya Yesus Kristus: “Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (Ibrani 12:2). Ketika nama Tuhan disingkapkan kepada kita, yaitu ketika kita mengenal siapa Yesus dan apa yang Ia sanggup lakukan, maka iman akan timbul dalam hati kita. “Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua” (Kisah Para Rasul 3:16).