Sumber iman (1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 04.52 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. (Ibrani 12:2)

Untuk dapat bertumbuh dalam kasih karunia, kita harus hidup dengan iman. “Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia” (Roma 4:16). Kita tidak dapat bertumbuh secara rohani jika kita mengandalkan kekuatan dan kemampuan alamiah kita. Kita harus berjalan dengan iman kepada Allah dan firman-Nya. “Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Korintus 5:7). Namun, bagaimana kita mendapatkan iman? Dari mana datangnya iman itu?

Yesuslah sumber iman kita: “Yesus, yang memimpin kita dalam iman.” Jika kita memiliki iman yang menyelamatkan dalam Kristus, itu karena Yesus yang memberikannya kepada kita. Iman kita diberikan oleh dengan cara mewahyukan iman tersebut dan menjalin persekutuan pribadi dengan kita. Ia mewahyukan kepada kita kebenaran yang kita perlukan, melalui khotbah, kesaksian, buku, kaset rekaman, Alkitab, dsb. Lalu Ia mengundang kita untuk masuk ke dalam persekutuan dengan diri-Nya.

Pertama-tama, Ia memberitahu kita kebenaran yang kita perlukan. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). “Sebab upah dosa ialah maut” (Roma 6:23). Lalu, Ia memberitahu kita kebenaran mengenai karya kasih karunia-Nya bagi kita. "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8). Sementara itu, Roh Kudus-Nya menyadarkan kita akan kebenaran ini dalam hidup kita. “Dan kalau Ia [Roh Kudus] datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman” (Yohanes 16:8). Akhirnya, Yesus mengundang kita untuk percaya kepada Dia untuk menerima anugerah keselamatan. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28). “Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23). Pada dasarnya, Yesus mewahyukan diri-Nya sendiri kepada kita sebagai Pribadi yang dapat diandalkan untuk menyelamatkan jiwa kita, supaya kita menaruh pengharapan kita kepada Dia. Inilah alasan bahwa Ia adalah sumber iman kita.

Sekarang, kepada siapa kita harus meminta tambahan iman untuk membangun diri kita? Jawabannya juga ada pada Yesus: “Yesus… yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. "Dia yang memberikan iman kepada kita, juga Dia yang rindu untuk menyempurnakan iman kita, dengan cara yang sama. Pada awalnya, Yesus harus memberikan iman kepada kita. Sekarang, kita harus terus menerus bersekutu dengan intim dengan Dia melalui firman-Nya, agar iman kita terus menerus mengalami pertumbuhan.

Doa

Tuhan Yesus, aku memuji Engkau yang memberikan iman kepadaku. Aku bersyukur karena Engkau sudah menyatakan kebutuhanku untuk pengampunan dosa-dosaku. Aku bersyukur untuk karya-Mu di kayu salib. Aku bersyukur Engkau sudah mengundang aku masuk dalam persekutuan dengan-Mu. Biarlah Engkau terus menyatakan diri-Mu kepadaku, supaya imanku semakin bertumbuh menjadi dewasa. Amin.

Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. (Ibrani 12:2) Untuk dapat bertumbuh dalam kasih karunia, kita harus hidup dengan iman. “Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia” (Roma 4:16). Kita tidak dapat bertumbuh secara rohani jika kita mengandalkan kekuatan dan kemampuan alamiah kita. Kita harus berjalan dengan iman kepada Allah dan firman-Nya. “Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Korintus 5:7). Namun, bagaimana kita mendapatkan iman? Dari mana datangnya iman itu?