Pelayanan penghukuman atau pelayanan pembenaran

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 03.24 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran. (2 Korintus 3:9)

Ayat ini memperlihatkan satu lagi perbedaan yang sangat jelas antara hidup dalam hukum Taurat perjanjian lama atau hidup dalam perjanjian baru kasih karunia. Hukum Taurat kudus Allah adalah “pelayanan yang memimpin kepada penghukuman,” yaitu memperlihatkan kebangkrutan kekuatan manusia. Kasih karunia Allah adalah “pelayanan yang memimpin kepada pembenaran,” yang menyediakan kelimpahan kuasa Allah.

Ketika kita mencoba untuk hidup di dalam hukum Taurat, kita hidup di dalam penghukuman. Ketika kita mencoba untuk melayani dengan hukum Taurat, kita membawa orang lain ke dalam penghukuman. Hal ini tidak dapat dihindari karena hukum Taurat adalah “pelayanan penghukuman." Hidup dan melayani dengan hukum harus Taurat mengandalkan kekuatan manusia. Hukum Taurat menuntut hidup dalam kebenaran. “Kuduslah kamu” (Imamat 19:2). Satu-satunya sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tuntutan hukum Taurat adalah kemampuan manusia. Semua kemampuan alamiah manusia tidak sempurna karena dosa. “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor” (Yesaya 64:6). Artinya manusia jasmani tidak sanggup untuk menghasilkan hidup yang benar. “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna” (Yohanes 6:63). Akibatnya, jika kita mencoba untuk hidup dengan hukum Taurat, yaitu berusaha untuk memenuhi ukuran kesempurnaan Allah dengan usaha sendiri, kita akan mengalami dakwaan. Ketika kita melayani orang lain dengan hukum Taurat untuk menghasilkan kehidupan yang ilahi, mereka juga akan mengalami dakwaan.

Sebaliknya, ketika kita hidup dalam kasih karunia, kita tumbuh dalam kebenaran. Ketika kita melayani dengan pesan kasih karunia kepada orang lain, mereka dapat tumbuh dalam kebenaran. Kebajikan akan muncul dari pelayanan perjanjian baru kasih karunia, karena pelayanan tersebut adalah pelayanan pembenaran. Pesan kasih karunia mengabarkan bahwa kebenaran tersedia lewat iman. “Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya” (Roma 3:21-22).

Sebagai tambahan dari pemberian pembenaran yang diperhitungkan kepada kita, kasih karunia juga menyediakan pembenaran yang terus menerus diberikan kepada kita selama kita hidup di dunia ini: “Tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh” (Roma 8:4). Saat kita dengan rendah hati mengandalkan Tuhan, oleh kasih karunia Allah, Roh Kudus mengerjakan hidup yang semakin seperti Kristus melalui kita.

Doa

Ya Tuhan sumber kebenaran, seringkali aku berjalan dalam penghukuman legalistik. Dan aku sering membawa orang ke jalan yang sama. Ampuni aku Tuhan, ajarlah aku untuk berjalan di dalam pembenaran melalui kerendahan hati dan pengandalan sepenuhnya kepada Engkau. Perlengkapi aku untuk melayani orang lain dalam pembenaran-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran. (2 Korintus 3:9) Ayat ini memperlihatkan satu lagi perbedaan yang sangat jelas antara hidup dalam hukum Taurat perjanjian lama atau hidup dalam perjanjian baru kasih karunia. Hukum Taurat kudus Allah adalah “pelayanan yang memimpin kepada penghukuman,” yaitu memperlihatkan kebangkrutan kekuatan manusia. Kasih karunia Allah adalah “pelayanan yang memimpin kepada pembenaran,” yang menyediakan kelimpahan kuasa Allah.