Perjanjian lama atau baru, kesanggupan manusia atau kesanggupan allah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 03.19 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. (2 Korintus 3:6)

Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. (2 Korintus 3:14)

Kita sudah melihat bahwa karakter ilahi dibangun dalam hidup kita melalui karya kasih karunia Allah di dalam kita. Sekarang kita akan melihat hal lain yang berkaitan: perbedaan antara hidup dengan perjanjian lama atau dengan perjanjian baru (dengan Taurat atau kasih karunia). Pilihan ini menentukan apakah kita hidup dengan kemampuan manusia atau kemampuan Allah. Beberapa istilah yang kontras digunakan dalam surat 2 Korintus pasal 3 untuk menggambarkan pilihan-pilihan ini. Ayat 6 dan 14 menjelaskan dasar pemikirannya, yaitu perbedaan antara perjanjian baru dan lama: “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru… sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan."

Salah satu perbedaan yang paling drastis antara hidup dalam perjanjian lama dan baru dapat kita lihat dalam ayat 3: “Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup” (2 Korintus 3:3). Manusia menulis surat di atas kertas menggunakan tinta untuk mencatat pesan-pesan. Tuhan menulis pesan-Nya di dalam hati manusia dengan Roh-Nya. Betapa sebuah perbedaan yang sangat jelas, “tinta” dibandingkan dengan “Roh dari Allah yang hidup." Tinta adalah sebuah benda biasa yang digunakan oleh seluruh manusia, tidak peduli apa status hubungan mereka dengan Tuhan. Tinta tidak dapat memberikan atau memelihara hidup. Tinta adalah benda mati dalam dunia jasmani manusia. Ketika kita memilih untuk hidup dengan perjanjian lama, yaitu dalam Taurat, satu-satunya sumber daya yang kita bisa ambil adalah sumber daya alamiah jasmani manusia. Kita menulis pesan hidup kita sendiri dan menggunakan kemampuan kita sendiri, bukan kemampuan manusia. Sumber daya tersebut sama tidak berkuasanya seperti tinta.

Di lain pihak, mereka yang hidup dengan perjanjian baru kasih karunia memiliki Roh Kudus sebagai pemberi kesanggupan dari Allah. Renungkanlah perbedaan radikal antara tinta dan Roh Kudus. Tuhan ingin agar kita mengandalkan Roh-Nya. Ia ingin agar kita hidup dalam kesanggupan-Nya, bukan kesanggupan kita.

Doa

Ya Tuhan, Engkau tahu betapa sering aku bergantung kepada hal-hal yang tidak memiliki kuasa rohani seperti tinta. Aku mengandalkan kepintaranku, kegigihanku, kepribadianku, kekuatanku, kepada diriku sendiri. Aku ingin hidup dalam Firman-Mu setiap hari, belajar untuk mengandalkan Engkau yang bekerja dengan penuh kuasa di dalam hidupku oleh Roh Kudus-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. (2 Korintus 3:6) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. (2 Korintus 3:14)