Tuntutan hukum Allah: Kekudusan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 03.12 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
TUHAN berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu. Janganlah kamu berpaling kepada berhala-berhala dan janganlah kamu membuat bagimu dewa tuangan; Akulah TUHAN, Allahmu. (Imamat 19:1-4)

Jika kita mempelajari hukum Taurat, apakah pesan utamanya? Dalam pernyataan-Nya kepada Musa, Allah menyebutkan beberapa hal dari hukum-Nya, di antaranya mengenai menghormati orang tua, memelihara hari sabat dan tidak menyembah berhala. Tuhan membuat rangkuman dari hukum-Nya dalam dua kata “Kuduslah kamu.”

Dalam panggilan untuk menjadi kudus, Tuhan menyatakan bahwa alasan dan standar kekudusan adalah diri-Nya sendiri, “Sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.” Tuhan itu kudus, oleh karena itu Ia menghendaki kekudusan menjadi ciri yang membedakan dari umat-Nya dari yang lain.

Apakah kekudusan Allah itu? Kekudusan adalah karakter Allah. Kekudusan berbicara mengenai sifat Allah, dan juga berbicara mengenai apa yang tidak mungkin ada di dalam diri-Nya. Di dalam Allah terdapat kebenaran yang sempurna. Di lain pihak ketidakbenaran dalam bentuk apapun tidak mungkin ada di dalam Allah. Di dalam Allah bersemayam kemurnian moral yang utuh. Sebaliknya, di dalam Dia, tidak ada sedikitpun kejahatan. Segala sesuatu di dalam Dia adalah suci dan tidak ada kecemaran apapun.

Karakter kudus Allah ini adalah ukuran standar hidup yang diminta oleh hukum Taurat dari manusia. Israel sebagai umat pilihan Allah mendapatkan standar kekudusan ini dalam bentuk tertulis. Bangsa-bangsa lain mendapatkan standar ini di dalam hati nurani mereka (Roma 2:15). Setiap manusia yang lahir ke dunia ini akan diukur berdasarkan standar hukum Allah, di mana mewajibkan karakter kudus Allah terlihat di dalam hidup mereka, yaitu bagaimana hubungan mereka dengan Allah dan dengan sesama. Pesan dari hukum Allah adalah: “Kuduslah kamu.”

Doa

Allah yang kudus, Aku memuji Engkau karena kekudusan-Mu yang sempurna. Tidak ada seorangpun yang kudus, ya Allah, selain Engkau. Di dalam ada Engkau kesucian dan kebenaran. Bapa, aku sadar akan keadaanku yang tidak kudus. Aku mengakui bahwa aku tidak akan mungkin bisa hidup sesuai dengan standar kekudusan-Mu. Aku bersyukur untuk karunia pengampunan yang Engkau sediakan lewat Anak-Mu Yesus Kristus. Aku menyerahkan diriku dan berharap kepada pembenaran yang Anak-Mu berikan kepada mereka yang percaya kepadanya, dan hidup bergantung kepada-Nya dari hari ke hari. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin

TUHAN berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu. Janganlah kamu berpaling kepada berhala-berhala dan janganlah kamu membuat bagimu dewa tuangan; Akulah TUHAN, Allahmu. (Imamat 19:1-4) Jika kita mempelajari hukum Taurat, apakah pesan utamanya? Dalam pernyataan-Nya kepada Musa, Allah menyebutkan beberapa hal dari hukum-Nya, di antaranya mengenai menghormati orang tua, memelihara hari sabat dan tidak menyembah berhala. Tuhan membuat rangkuman dari hukum-Nya dalam dua kata “Kuduslah kamu.”