Kristus hidup di dalam kita

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 03.12 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Aku telah disalibkan dengan Kristus, namun Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Galatia 2:19-20)

Lewat kalimat yang penuh dampak ini, kita diperlihatkan bagaimana kasih karunia Allah bekerja melalui persekutuan kita yang intim dengan Kristus. Pernyataan agung ini dimulai dengan kematian rohani kita, sehingga Kristus dapat hidup di dalam dan melalui kita. Ditutup dengan penjelasan bagaimana cara kita menanggapi kebenaran tersebut supaya rencana ilahi tersebut dapat berjalan sesuai kehendak Tuhan.

Pertama-tama, kita melihat kematian rohani kita. “Aku telah disalibkan dengan Kristus." Jika kita adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, kita sudah mati bersama dengan Dia di kayu salib. Salib adalah kesaksian sukacita kita, karena melalui salib kita lolos dari kematian rohani umat manusia. “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” (Galatia 6:14). Walaupun salib adalah akhir dari kehidupan lama kita sebagai keturunan Adam, tetapi bukan akhir dari perjalanan hidup kita. "[Allah] telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan—"(Efesus 2:5). Oleh kasih karunia-Nya, kita dibangkitkan bersama Kristus. Kita sudah mati bersama Dia, supaya sekarang kita bisa hidup bersama Dia. “Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia” (Roma 6:8).

Akibat yang luar biasa dari kebenaran ini adalah bahwa kita bukanlah yang menghasilkan kehidupan Kekristenan kita. “Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup." Kenyataan ini bertolak belakang dengan cara berpikir manusia. Jika bukan kita yang menghasilkan kehidupan bersama Allah, lalu siapa? Jawabannya adalah: “Kristus yang hidup di dalam aku." Kehidupan Kekristenan sejati adalah Kristus hidup di dalam dan melalui kita. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Kita memang masih memiliki tubuh jasmani. “Hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging." Namun kita hidup oleh iman: “Hidup oleh iman dalam Anak Allah." Saat kita mengandalkan diri kita kepada Yesus setiap hari, Dia hidup di dalam dan melalui pikiran kita, perkataan kita, pilihan kita, prioritas kita, hubungan kita.

Sekali lagi, ini adalah kasih karunia Allah yang bekerja melalui iman dan kerendahan hati. Kerendahan hati terlihat dari pengakuan ini: “Tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup." Iman terlihat dari kebenaran ini: “Kristus yang hidup di dalam aku."

Doa

Tuhan sumber keselamatanku, betapa luar biasa rencana-Mu. Terima kasih Tuhan untuk menyediakan jalan keluar dari kehidupanku yang lama. Aku memuji Engkau karena Engkau telah membangkitkan aku kepada kehidupan yang baru. Betapa indahnya kehidupan yang baru ini karena Kristus hidup di dalam aku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Aku telah disalibkan dengan Kristus, namun Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Galatia 2:19-20) Lewat kalimat yang penuh dampak ini, kita diperlihatkan bagaimana kasih karunia Allah bekerja melalui persekutuan kita yang intim dengan Kristus. Pernyataan agung ini dimulai dengan kematian rohani kita, sehingga Kristus dapat hidup di dalam dan melalui kita. Ditutup dengan penjelasan bagaimana cara kita menanggapi kebenaran tersebut supaya rencana ilahi tersebut dapat berjalan sesuai kehendak Tuhan.