Mempersiapkan diri menerima vaksinasi
Materi COOL Umum | |
---|---|
Tanggal | Jumat, 09 April 2021 |
Penulis | Pdm Dr Dony Lubianto, MTh |
Unduh | Google Drive |
| |
|
Pembahasan kita kali ini mungkin memiliki tema yang terkesan tidak biasanya. Maksudnya tidak biasa adalah terkesan kurang Alkitabiah. Namun penting untuk kita sadari adalah bahwa tema ini merupakan salah satu pesan TUHAN yang didapat dan disampaikan oleh Gembala Pembina untuk disampaikan kepada seluruh jemaat.
Proses vaksinasi sudah mulai berjalan di Indonesia, diawali dengan tahap pertama untuk para pelayan kesehatan seperti dokter, perawat, dan mereka yang bekerja di fasilitas layanan kesehatan. Kemudian diikuti dengan tahapan berikutnya para pejabat, pelayan publik, para tokoh agama termasuk di dalamnya adalah para pendeta serta pedagang pasar. Setelah ini akan disusul kemudian dengan para warga senior (usia di atas 60 tahun) dan masyarakat umum. Presiden Republik Indonesia mentargetkan proses vaksinasi akan selesai dalam waktu satu tahun.
Isi dan sharing
Bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menerima vaksinasi?
- Persiapkan rohani kita
- Persiapkan mental/jiwa kita
- Gembala Pembina sudah menyampaikan sebagai pesan/tuntunan TUHAN bagi kita terkait mempersiapkan diri untuk menerima vaksinasi.
- Sebelum kita sudah banyak orang yang telah lebih dahulu menerima vaksinasi COVID-19 dan terbukti aman.
- Kita pasti aman dalam perlindungan TUHAN (Mazmur 91:1-16)
- Persiapkan fisik kesehatan kita
- Pastikan kita memiliki waktu tidur/istirahat yang cukup
- Periksakan tensi/tekanan darah dan kadar gula darah kita. Jika tinggi, masih ada waktu untuk melakukan treatment. Segera konsultasikan ke dokter dan minum obat yang diberikan.
- Jangan lupa untuk beraktivitas fisik minimal 150 menit dalam seminggu dan konsumsi vitamin C secara teratur.
Apa yang dimaksud dengan mempersiapkan rohani kita? Maksudnya adalah kita harus memiliki pemahaman rohani yang benar terkait dengan vaksinasi COVID-19. Jangan sampai termakan dengan berbagai issue dan hoax tentang vaksin COVID-19 yang telah beredar demikian luas dan menimbulkan kekuatiran yang berlebihan di antara jemaat. Misalnya, vaksinasi mengandung microchip atau barcode 666, dapat mengubah DNA manusia karena terdapat DNA Lucifer di situ, dan banyak lagi kabar-kabar hoax terkait dengan vaksinasi.
Agar anggota COOL mendapat pemahaman yang benar serta alkitabiah, silakan membaca artikel yang telah disusun oleh Tim Teologi GBI Jl. Jend. Gatot Subroto.
Mempersiapkan diri menerima vaksinasi adalah salah satu bentuk ketaatan kita kepada pemerintah (Baca: Roma 13:1-4a), serta salah satu wujud dari mengasihi sesama manusia (Baca: Matius 19:19 dan Matius 22:38-39). Sebab dengan menerima vaksin kita telah membantu memutus mata rantai penularan COVID-19 serta membantu menciptakan herd Immunity.
Rasa was-was, kuatir atau overthinking untuk menerima sesuatu yang baru seperti vaksinasi COVID-19 ini adalah hal yang biasa. Tentu muncul dalam pikiran akan seperti apa efek dari vaksinasi tersebut terhadap kesehatan kita, apakah menimbulkan efek samping yang membahayakan atau tidak. Jangan sampai kita menjadi terlalu kuatir sampai-sampai kita menjadi takut untuk menerima vaksinasi. Agar kita menjadi yakin secara mental dan memiliki damai sejahtera pikirkan saja hal-hal berikut:
Sama Vaksinasi COVID-19 tentu tidak diberikan secara sembarangan, ada persyaratan medis yang harus dipertimbangkan sebelum pemberian vaksinasi. Misalnya terkait penyakit penyerta, kadar gula darah, tekanan darah, kondisi kesehatan saat akan menerima vaksinasi. Untuk itu mari persiapkan kondisi fisik kita sejak sekarang ini, agar ketika tiba waktunya kita bisa menerima vaksinasi dengan baik. Perhatikan beberapa hal teknis sebagai berikut:
Mari kita sukseskan program vaksinasi COVID-19 dengan mempersiapkan diri menerima vaksinasi. Bersama kita bisa memerangi COVID-19.
Kesaksian
Apa pendapat Anda jika seluruh rakyat Indonesia siap dan mau menerima vaksinasi?
Kesimpulan dan saling mendoakan
Mari terus doakan dan tetap optimis bahwa pandemi COVID-19 di bangsa kita akan segera berlalu.