It's all about Jesus
It's all about Jesus | |
Breakthrough Prayer | |
---|---|
Periode | Januari 2011 |
Tanggal | 12 Februari 2011 |
Oleh | Pdp Paul Tuanakotta, SKom |
Sebelumnya | Masa depan yang penuh pengharapan (Pdt Sutadi Rusli) |
Selanjutnya | Socrates' Three Tests |
Buletin Greater #01 (Januari 2011) |
Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. (Roma 1:18-20)
Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia berusaha untuk kembali kepada Tuhan. Ada suatu dorongan dari dalam diri manusia untuk kembali kepada gambar dan rupa asli mereka sesuai rencana penciptaan Allah (Kejadian 1:26-27). Manusia merasa bahwa ada sesuatu yang kosong dalam diri mereka. Agama-agama di dunia ini membuktikan bahwa manusia berusaha untuk mencapai Tuhan. Dan manusia berusaha dengan kekuatan dan akal mereka sendiri untuk membuat jalan agar bisa sampai kepada Tuhan.
Beda antara Kekristenan dan agama-agama dunia, adalah bahwa pada dasarnya agama merupakan usaha manusia untuk mencapai Tuhan. Tetapi sebaliknya, dalam Kekristenan Tuhanlah yang memiliki inisiatif untuk mencari manusia. Semua agama di dunia ini tidak bisa memberikan keselamatan bagi manusia karena mereka menaruh beban keselamatan pada manusia, yaitu dengan segala macam perbuatan baik, peraturan, tradisi, dan sebagainya. Sementara Alkitab berkata bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan.
Tuhan menunjukkan kepada kita dalam Yakobus 2:10, jika seseorang mengikuti semua peraturan-peraturan agama tetapi melanggar satu saja, maka orang tersebut bersalah terhadap semua peraturan itu. Sebagai gambaran, terdapat 613 peraturan dalam Hukum Taurat. Jika seseorang dapat melaksanakan 612 peraturan dan melanggar 1 peraturan, maka orang tersebut dianggap melanggar seluruh peraturan hukum Taurat itu.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23)
Sebaliknya, dalam Kekristenan Tuhanlah yang menanggung beban keselamatan itu di kayu salib.
Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. (Roma 8:3-4)
Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya. (Efesus 1:7)
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6)
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12)
Hanya Tuhanlah satu-satunya yang dapat memberikan keselamatan bagi manusia, lewat pengorbanan Yesus. Setiap usaha manusia dengan jalan-jalan yang lain, walaupun dilakukan dengan ketulusan hati, akan berakhir dengan kegagalan.
Kebanyakan orang Kristen dapat menerima bahwa tidak ada jalan keselamatan yang lain kecuali lewat Yesus. Tetapi banyak orang Kristen juga lupa akan esensi dari Kekristenan dan mengandalkan peraturan-peraturan, ritual ibadah dan perbuatan baik mereka untuk memperoleh keselamatan.
Mari kita lihat sebuah percakapan yang terjadi antara Yesus dan seorang pemuda Yahudi yang kaya raya.
Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. (Markus 10:17-22)
Orang ini mencari hal yang benar, dia sudah datang kepada pribadi yang benar yaitu Yesus. Ia juga memiliki kerinduan untuk sesuatu yang benar dan memiliki semangat untuk mencapainya sehingga ia rela bertelut di hadapan Yesus. Tetapi sekedar niat baik dan hati yang tulus saja tidak akan membuat orang menerima hidup yang kekal. Banyak orang berpikir bahwa tidak terlalu penting apa yang kita percayai dan imani, yang penting punya niat yang baik, cerita dalam perikop ini membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar.
Jadi apa yang menjadi kesalahan orang muda yang kaya ini?
#1 Ia mengakui Yesus sebagai “guru yang baik”, bukan sebagai Tuhan.
Padahal satu-satunya jalan untuk masuk dalam hidup yang kekal adalah melalui Yesus. Seseorang menerima keselamatan karena mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (Roma 10:9-10)
Banyak pemimpin dari berbagai macam latar belakang, budaya, kepercayaan dan agama di dunia ini mengakui bahwa Yesus adalah seorang pribadi yang luar biasa, seorang nabi dan guru. Tetapi sangat sulit bagi mereka untuk dapat mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Ketika Yesus diadili oleh Imam Besar, Yesus mengakui bahwa Ia adalah Kristus atau sang Mesias yang dinantikan oleh orang Israel (Matius 26:63-64). Imam besar dan para penatua agama Yahudi kemudian menuduh Yesus sebagai penghujat karena mengaku sebagai Allah.
Yesus harus lebih dari pada sekedar jadi “guru yang baik” untuk bisa menebus dosa seluruh manusia. Hidup satu orang manusia memiliki nilai seharga satu orang manusia. Tetapi Yesus adalah Tuhan, hidup-Nya bernilai lebih dari pada seluruh manusia yang pernah, dan akan hidup di bumi ini. Orang muda yang kaya ini melakukan kesalahan yaitu hanya mengakui Yesus sebagai guru yang baik, tetapi bukan Tuhan.
#2 Ia bertanya apa yang harus “ia” lakukan untuk memperoleh hidup yang kekal.
Orang muda ini sedang berusaha mencapai Tuhan melalui usahanya sendiri. Tetapi tidak ada manusia yang sanggup melakukan itu.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23)
Banyak orang merasa bahwa apa yang sudah ia lakukan akan diperhitungkan Tuhan supaya mereka bisa masuk ke dalam hidup kekal, misalnya dengan beribadah, memuji dan menyembah Tuhan, melayani, berbuat baik, hidup kudus, memberikan persembahan, dan lain-lain. Tetapi keselamatan adalah pemberian Allah lewat pengorbanan dan pencurahan darah Yesus.
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efesus 2:8-9)
Sebaliknya, setiap orang yang sudah menerima keselamatan dan mengalami kelahiran kembali, pasti akan melakukan perbuatan baik sesuai dengan perintah Tuhan, tetapi bukan lagi sebagai usaha untuk bisa masuk surga, tetapi sebagai ucapan syukur dan ekspresi kasih kita kepada Allah.
Orang ini mengandalkan ibadahnya yang setia berdasarkan hukum Taurat, padahal tujuan hukum Taurat ditulis bukanlah untuk keselamatan, tetapi untuk menyadarkan manusia akan dosa, dan bahwa mereka tidak mungkin menyelamatkan diri sendiri, sehingga mereka perlu Juru Selamat.
Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. (Roma 3:19-20)
Orang ini menyaksikan bagaimana ia sudah memenuhi semua hukum Taurat. Tetapi Alkitab berkata bahwa tidak ada seorangpun yang benar (Roma 3:23). Yesus kemudian menguji motivasi dari orang ini dengan menyuruh menjual seluruh harta bendanya. Hal ini sebenarnya untuk menguji apakah ia menjalankan perintah pertama dari 10 perintah Musa.
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. (Keluaran 20:3)
Orang muda ini menjadikan uang dan hartanya sebagai Tuhan.
#3 Orang muda ini tidak mau menjadikan Yesus sebagai Raja yang berkuasa atas hidupnya.
Yesus sangat mengasihi dia tetapi Yesus tidak pernah memaksa seseorang pun. Ia memberikan kepada orang muda ini suatu pilihan. Pilih Yesus atau pilih dunia ini.
Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya (Markus 10:21)
Tetapi orang ini menolak:
Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. (Markus 10:22)
Tetapi Allah juga Allah yang adil, hukum untuk menerima keselamatan adalah percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Raja dalam hidup kita. Banyak orang Kristen berpikir bahwa asal mereka sudah rajin pergi ke Gereja, memberikan persembahan, berdoa dan membaca Alkitab akan membuat mereka masuk Sorga. Tetapi mereka tidak pernah membuat Yesus yang mereka sembah sebagai Tuhan, untuk berkuasa dan mengatur hidup mereka.
Kesimpulan
Mari kita periksa kembali kehidupan Kekristenan kita, apakah kita adalah orang-orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan yang turun ke dunia ini, mengambil rupa seorang manusia?
Apakah kita juga sudah sadar bahwa keselamatan adalah sebuah pemberian dari Tuhan, kasih karunia Tuhan kepada kita. Semuanya dilakukan oleh Yesus, kita sama sekali tidak menambahkan atau menyumbangkan sesuatu dalam keselamatan kita. Bahkan tidak saja hidup kekal di sorga nanti, segala berkat jasmani, materi dan rohani juga sudah diberikan kepada kita.
Apakah kita juga sudah mengambil komitmen untuk menjadikan Yesus benar-benar sebagai Tuhan yang berkuasa dalam hidup kita. Artinya kita hidup tunduk akan segala perintah-Nya, mau hidup diatur oleh-Nya. Menjadikannya raja yang berkuasa atas kita.
Amin.
Sumber
- Pdp Paul Tuanakotta, SKom (12 Februari 2011). Buletin "Greater" (Breakthrough Prayer 2011).