Pandemi dan akhir zaman (Sikap teologis)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 22 November 2022 06.54 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - " :" menjadi ":")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Logo OSP.png
Sikap teologis
GBI Jalan Gatot Subroto
Tanggal07 Juni 2020
PenulisPdp Paul Tuanakotta, SKom, CBC
Video Voice of Pentecost 6 (Nelly Suryadjaya )
Unduh Unduh OSP

Pandemi COVID-19 sudah mengubah seluruh dunia ini. Cara manusia bersosialisasi, bekerja, bersekolah, berekonomi, berkomunikasi, beribadah sudah berubah.

I. Pandemi, spekulasi, dan kitab Wahyu

Berbagai aspek cara kehidupan manusia diperkirakan sudah tidak akan sama lagi sekalipun pandemi COVID-19 sudah berlalu. Akan muncul apa yang disebut dengan kenormalan baru atau a new normal.

Perubahan ini sangatlah terasa bagi semua orang, bahkan bagi mereka yang tidak terkena dampak langsung dari COVID-19 karena biar bagaimanapun manusia hidup dalam sebuah jejaring sosial yang terhubung satu dengan yang lainnya, itu sebabnya tidak ada yang tidak merasakan dampak dari pandemi ini. Pandemi ini memiliki cakupan global, sesuatu yang jarang terjadi dalam sejarah manusia.

Bagi orang Kristen terutama bagi mereka yang pernah mendengar pengajaran atau khotbah tentang akhir zaman, situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh dunia ini sekarang ini sepertinya terlihat sedang menggenapi sebagaimana yang tertulis di dalam alkitab. Misalnya ayat-ayat mengenai penyakit sampar dan krisis ekonomi seperti yang terdapat dalam Wahyu 6:1-17.

Hal ini kemudian ditambah dengan beredarnya berita-berita spekulatif (belum dapat dipastikan kebenarannya) dan teori konspirasi yang mengatakan bahwa pandemi ini adalah rekayasa sekelompok orang tertentu untuk suatu tujuan jahat. Ada yang mengatakan virus corona adalah senjata biologi buatan manusia untuk mengurangi populasi manusia, ada yang mengatakan bahwa virus ini sengaja dibuat supaya semua manusia menerima vaksin, dan di dalam vaksin tersebut akan dimasukkan alat tertentu semacam chip yang nantinya akan masuk ke dalam tubuh manusia sehingga manusia dapat dipantau ke manapun mereka berada[1]. Hal ini kemudian dikaitkan dengan tanda Antikristus 666 seperti yang dicatat dalam Wahyu pasal 13:16-17. Semua hal ini semakin memperkuat keyakinan orang-orang Kristen bahwa sekarang ini dunia sudah semakin dekat dengan kedatangan Yesus yang kedua kali[2] , dan bahwa kita sudah berada dalam masa tribulasi (masa aniaya/kesukaran besar).

Perlu dicatat bahwa semua berita dan teori tersebut sifatnya spekulatif, diperlukan penelitian yang mendalam terhadap akurasi data, analisis yang digunakan untuk mengolah data dan berbagai pengujian lainnya. Kecuali kita memiliki sumber daya untuk melakukan penelitian tersebut maka kajian yang dangkal akan menghasilkan pemahaman dan kesimpulan yang dangkal pula. Dengan demikian hasilnya pasti akan mengecewakan[3] . Mempercayai sebuah teori konspirasi dengan mentah-mentah adalah tindakan yang tidak berhikmat[4] . Orang percaya jangan mudah percaya kabar-kabar yang belum tentu kebenarannya, apalagi ikut menyebarkannya. Kitab Amsal menulis bahwa orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa (Amsal 19:9). Oleh karena itu orang Kristen jangan terjebak dengan praktik Eskatologi surat kabar (newspaper eschatology), yaitu mencocok-cocokkan antara berita yang ada di surat kabar dengan nubuatan tentang akhir zaman. Hal ini dapat dengan sangat mudah mengalihkan perhatian dari ibadah kita dengan Tuhan Yesus kepada fenomena akhir zaman.

Insan Pentakosta seharusnya mengarahkan pandangan mereka kepada pengangkatan bukan kepada penganiayaan. Masa aniaya besar bukanlah ditujukan bagi gereja-Nya, tetapi untuk mencobai mereka yang diam di bumi (Wahyu 3:10), sebab Gereja sudah mengalami pengangkatan sebelum masa aniaya itu terjadi. French Arrington menulis bahwa masa kesusahan tidak dirancang untuk memurnikan orang-orang kudus tetapi untuk menghukum dunia yang menolak Kristus[5] .

Sebagai insan Pentakosta, dalam masa pandemi seperti ini seharusnya semakin giat mencari wajah Kristus dan bukan malah mencari identitas Antikristus. Karena datangnya Antikristus adalah sesuatu yang pasti akan terjadi, cepat atau lambat, karena hal tersebut adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Tidak ada sesuatupun yang kita lakukan bisa mengubah hal itu.

Untuk dapat memahami di manakah posisi kita sekarang ini terkait dengan pandemi dan hubungannya dengan akhir zaman, mari kita perhatikan urutan peristiwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.

II. Urutan peristiwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali

Gereja kita sangat percaya bahwa Yesus akan datang kembali ke dunia ini untuk yang kedua kalinya seperti tertuang di dalam pengakuan iman Gereja Bethel Indonesia. Kita percaya urutan hal-hal berikut ini akan terjadi[6]:

  1. Munculnya tanda-tanda menjelang kedatangan Yesus yang kedua kali (Matius 24:4-33)
  2. Pengangkatan Gereja. Orang percaya yang sudah mati akan dibangkitkan dengan tubuh kemuliaan, mereka yang masih hidup akan pun akan diubahkan sehingga memiliki tubuh kemuliaan, mereka akan bertemu dengan Tuhan Yesus di awan-awan (1 Tesalonika 4:15-17; 1 Korintus 15:51-53).
  3. Orang percaya menghadap Takhta pengadilan Kristus untuk menerima upah dan dimuliakan (2 Korintus 5:10).
  4. Orang percaya akan turut serta dalam Perjamuan Kawin Anak Domba di mana mereka akan dipersatukan dengan Tuhan Yesus untuk selama-lamanya (Wahyu 19:6-9).
  5. Sementara itu di bumi masa tribulasi dimulai dengan munculnya sang Antikristus dan nabi palsu.
Akan ada masa siksaan yang belum pernah dan tidak akan pernah terjadi lagi (Matius 24:21).
  1. Yesus datang kembali untuk ke dua kalinya (Wahyu 19:11; Zakaria 14:4), bersama dengan orang-orang percaya yang sudah mengenakan tubuh kemuliaan (Wahyu 19:14). Ia akan mengalahkan Antikristus dan nabi palsu serta pengikut-pengikutnya dalam perang Harmagedon (Wahyu 16:2). Iblis diikat di jurang maut (Wahyu 20:2).
  2. Yesus akan memerintah di bumi bersama dengan orang-orang percaya selama seribu tahun (Wahyu 20:4, 6). Yang diperintah adalah mereka yang lolos dari masa tribulasi. Masa ini disebut masa kerajaan seribu tahun damai.
  3. Pada akhir masa seribu tahun, iblis akan dilepaskan dan menyesatkan manusia yang tinggal di bumi (Wahyu 20:7-8). Mereka yang disesatkan melawan Allah dan menyerang orang-orang kudus. Namun Tuhan menurunkan api dari langit menghanguskan mereka (Wahyu 20:9).
  4. Tahta putih besar, semua orang mati dibangkitkan untuk dihakimi (Wahyu 20:11-14) dan semua orang yang tidak ditemukan namanya di dalam kitab kehidupan akan dilemparkan ke dalam lautan api kekal (Wahyu 20:15).
  5. Munculnya Langit baru dan bumi yang baru (Wahyu 21:1). Suatu tempat yang sempurna, tanpa ada kehadiran dosa, tanpa ada air mata dan kematian (Wahyu 21:4). Yerusalem baru, yaitu tahta Allah, rumah Bapa, turun dari sorga (Wahyu 20:2). Allah hadir di tengah-tengah umat manusia untuk selama-lamanya (Wahyu 20:3).

Melihat peristiwa-peristiwa tersebut maka bagi kita sesungguhnya hanya ada dua hal yang perlu kita perhatikan; pengangkatan, dan takhta pengadilan Kristus, sebab semua peristiwa yang lainnya akan terjadi tanpa ada andil dari kita.

III. Pengangkatan

Mengenai pengangkatan, banyak orang menaruh perhatian yang keliru, yaitu mengenai "kapan pengangkatan akan terjadi", hal ini dapat kita lihat dari begitu banyaknya oknum pimpinan sekte tertentu yang menentukan dan mengajarkan kepada para pengikutnya tanggal-tanggal tertentu secara spesifik mengenai kedatangan Kristus kedua kali dan terbukti salah. Seharusnya kita lebih menaruh perhatian pada "apakah kita akan mengalami pengangkatan tersebut atau tidak". Pengangkatan pada dasarnya berbicara soal keselamatan. Jika kita yakin akan keselamatan kita maka sebenarnya kita tidak perlu terlalu memikirkan kapankah pengangkatan itu akan terjadi, karena kita pasti akan mengalaminya.

Bagaimana agar kita yakin bahwa ketika saatnya tiba kita akan mengalami pengangkatan?

  1. Percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat (Roma 10:9-10).
  2. Mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Filipi 2:12-13; Efesus 2:9-10).
  3. Berjaga-jaga senantiasa (1 Tesalonika 5:6; Wahyu 3:3).

Perlu diingat bahwa tidak semua orang percaya akan mengalami pengangkatan dalam kondisi masih hidup, banyak orang percaya yang sudah meninggal, mereka juga akan mengalami pengangkatan (1 Tesalonika 4:15-17). Oleh karena itu, berjaga-jaga jangan dilakukan hanya karena seolah-olah tanda-tanda akhir zaman sudah tiba, tetapi setiap saat, karena kita tidak tahu kapan Tuhan memanggil kita.

IV. Takhta Pengadilan Kristus

Rasul Paulus menulis dalam 2 Korintus 5:10 bahwa kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus[7], hal ini terjadi setelah kita mengalami pengangkatan. French Arrington menulis bahwa tujuan dari pengadilan ini bukanlah tentang apakah orang percaya akan diselamatkan atau tidak. Pengadilan ini tidak akan melibatkan penghukuman atau pembebasan melainkan pada ganjaran atau kehilangan, berdasarkan kesetiaan atau kekurangsetiaan dalam pelayanan Kristen. Pekerjaan-pekerjaan orang Kristen akan dievaluasi oleh Kristus. [8]

Pernyataan Arrington tersebut senada dengan yang dinyatakan oleh Paulus dalam 1 Korintus 3:11-15 bahwa pekerjaan-pekerjaan orang Kristen akan diuji seperti seseorang menguji sebuah benda dengan api. Ini menggambarkan proses pemurnian. Artinya Tuhan memperhitungkan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh orang percaya dengan motivasi yang tulus dan akan mendapatkan upah. Sementara pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh orang percaya dengan motivasi yang tidak tulus atau untuk kepentingan diri sendiri akan dihapus atau dihilangkan[9] , walaupun orangnya sendiri tetap akan menerima hidup kekal.

Lalu apakah upah yang dapat diterima oleh orang percaya? Bukankah kita sebenarnya tidak memerlukan apapun di dalam kekekalan nanti? Bukankah kita sudah menerima hidup kekal, kita sudah tinggal di dalam kondisi yang sempurna, kita sudah ada dalam kemuliaan bersama dengan Kristus, apa lagi yang kita perlukan? Alkitab menyatakan kepada kita bahwa upah yang kita terima dilambangkan dengan mahkota.

Alkitab mencatat setidaknya ada lima mahkota yang Tuhan sediakan bagi orang percaya:

  1. Mahkota kehidupan, bagi orang yang setia sampai mati mengikut Yesus (Wahyu 2:10).
  2. Mahkota kebenaran, bagi orang yang merindukan kedatangan Kristus (2 Timotius 4:8).
  3. Mahkota abadi, bagi orang yang menguasai dirinya dalam segala hal (1 Korintus 9:25).
  4. Mahkota kemegahan, bagi orang yang memenangkan jiwa-jiwa baru (1 Tesalonika 2:19).
  5. Mahkota kemuliaan, bagi orang yang setia memelihara domba-domba-Nya (1 Petrus 5:4).

Namun mungkin ada yang berpikir, saya tidak membutuhkan mahkota, yang penting masuk sorga, itu saja sudah cukup. Ini adalah pemikiran yang sangat keliru karena dua alasan:

A. Mahkota adalah lambang pemerintahan kita bersama Tuhan.

Mahkota adalah sesuatu yang dipakai oleh seorang raja, yaitu mereka yang memiliki tugas untuk berkuasa dan memerintah. Alkitab menulis bahwa orang percaya akan memerintah dalam kerajaan seribu tahun (Wahyu 5:10, 20:6) bahkan sampai pada kekekalan (Wahyu 22:5). Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa kita masih memiliki tugas di kekekalan nanti. Sebagian besar berpikir bahwa dalam kekekalan kita hanya akan menikmati kondisi sorga sambil memuji dan menyembah Tuhan. Hal tersebut belum lengkap.

Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya dengan tujuan supaya manusia berkuasa atas ciptaan (Kejadian 1:26). Hal ini belum sepenuhnya terealisasi karena kejatuhan manusia dalam dosa. Namun setelah Yesus Kristus memulihkan segala sesuatu pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali, maka tujuan awal Allah ini dikembalikan kepada manusia[10]. Itulah pengertian sebenarnya dari mahkota yang diterima oleh manusia di takhta pengadilan Kristus. Mereka yang sungguh-sungguh dengan tulus melayani Tuhan di dalam kehidupannya di dunia sekarang ini akan kembali mendapatkan kehormatan untuk melayani Tuhan dalam kehidupan kekalnya nanti.

Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. (2 Korintus 5:9)

B. Mahkota adalah lambang penyembahan kita kepada Tuhan.

Dalam Wahyu 4 tercatat suatu penglihatan di masa depan tentang suasana di takhta sorga (Wahyu 4:2), di mana Yohanes melihat ada 24 tua-tua yang duduk di sekeliling takhta. Mereka memakai jubah putih dan mahkota emas di kepala mereka (Wahyu 4:4)[11]. Kedua puluh empat tua-tua ini melambangkan orang percaya yang sudah ditebus oleh darah Anak Domba (Wahyu 5:9)[12]. Lalu Yohanes melihat 24 tua-tua itu tersungkur lalu melemparkan mahkota mereka di hadapan takhta Tuhan Yesus Kristus sebagai bentuk penyembahan kepada Dia yang layak disembah (Wahyu 4:10). Hal ini memiliki signifikansi yang luar biasa bagi orang percaya.

Mahkota diterima sebagai upah dari pelayanan orang Kristen yang dilakukan dengan motivasi yang murni. Pada saat kita bertemu dengan Tuhan Yesus, mahkota tersebut akan kita persembahkan kepada Tuhan Yesus. Ini artinya ketika kita berhadapan dengan Yesus kita tidak datang dengan tangan hampa, kita membawa sesuatu untuk dipersembahkan. Satu-satunya yang kita miliki ketika kita ada di sorga adalah mahkota yang kita terima dari Yesus, maka itulah yang kita persembahkan.

Kemudian di Wahyu pasal 5 Rasul Yohanes mencatat apa yang dia lihat akan terjadi di sorga nanti. “Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih” (Wahyu 5:6a). Setelah kita mengalami pengangkatan, kita akan menerima tubuh kemuliaan yang sempurna tanpa cacat cela, lalu kita akan bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus di sorga. Namun ayat tersebut di atas menggambarkan Yesus sebagai Anak Domba seperti telah disembelih. Hal ini mengindikasikan bahwa semua bekas luka yang Tuhan Yesus terima ketika Ia di salib masih ada pada tubuh kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Bekas luka paku di tangan dan kaki-Nya, bekas tusukan tombak di pinggang-Nya, bekas mahkota duri di kepala-Nya, bekas pukulan di wajah-Nya dan bekas cambuk di punggung-Nya, semuanya masih ada. Kita akan sadar bahwa semua bekas luka itu adalah peringatan akan pengorbanan-Nya di kayu salib untuk menebus kita sehingga kita memiliki kesempatan untuk bersama Dia selama-lamanya.

Apakah yang dapat kita persembahkan kepada Dia sebagai ungkapan terima kasih kita kepada Dia? Satu-satunya bentuk persembahan yang bisa kita berikan hanyalah mahkota. Pastikan anda tidak puas dengan hanya masuk sorga saja, tanyakan kepada diri Anda apakah yang bisa Anda bawa sebagai persembahan kepada Dia?

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. (Filipi 1:21-22)

Jika kita tidak memiliki mahkota, pasti kita tidak akan mempersembahkan apa-apa dan tidak akan memerintah bersama Yesus dalam kerajaan seribu tahun damai bahkan sampai selama-lamanya.

Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. (1 Korintus 3:15)

V. Penutup

Pandemi COVID-19 bisa jadi merupakan salah satu tanda menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Sebagai insan Pentakosta, kita percaya bahwa Tuhan memberikan kepada kita kuasa Roh

Kudus supaya kita semakin giat bersaksi memberitakan Injil di dunia yang sekarang ini. Waktunya semakin singkat, Tuhan Yesus akan datang segera.

Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga. Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. (Matius 24:44)

Referensi